25

23.9K 2.3K 30
                                    

Tolong tandai typo
><

"Kurang ajar!" umpat Hana dengan mata yang terus memandangi laptopnya. Hana meretas cctv yang berada di sebuah ruangan tepat dimana para musuhnya sedang berencana.

"Karena dia udah tau semuanya, dan tau siapa gue sebenernya. Gue harus terus awasi dia." Hana meletakkan laptopnya di atas meja, lalu menyalakan tv.

"Ha... " rengek Alka yang baru datang dari kamar Arkan, karena ia harus mengecek tugas sekolah Arkan.

Hana terbelalak kala Alka merebahkan kepalanya di paha Hana. Alka menatap Hana dari bawah, ia menyusupkan wajahnya ke perut Hana dan memeluk pinggang Hana.

Hana menunduk menatap bingung Alka, tangannya terulur mengusap rambut hitam legam Alka.

Alka menggesekkan wajahnya di perut Hana, membuat Hana kegelian. "Geli, Al," tegur Hana.

Alka menatap keatas, tepat ke wajah Hana. "Kepala gue pusing, Han..." rengek Alka.

Hana tercengang melihat tingkah Alka, "Itu akibat lo tadi berendam di bathub pake air dingin selama hampir dua jam," sinis Hana karena hal itu yang membuatnya pusing.

Alka menyengir, "Habis seru sambil maini bebek-bebek yang baru lo beli kemarin," celetuknya.

Hana membelalakkan mata, "Itukan pewangi kamar mandi, Al!" kesal Hana tak habis pikir dengan Alka.

"Udah aku keluarin pewanginya, udah aku masukin juga. Terus lo ngapain beli empat bijik? Mana ada warna ungu muda, hijau muda, biru muda, kuning... Eh! Kok ngomongin muda sih? Ya walau emang gitu nyebutnya," bingung Alka.

"Gausah aneh-aneh," peringat Hana menyentil kening Alka.

"Aws! Sakit, Han! Mana kepala gue lagi pusing, " ringis Alka memegang kepalanya.

Hana memutar bola matanya malas lalu mengusap-usap kening Alka yang di sentilnya tadi, sampai-sampai pemuda itu tertidur karena usapan lembut dari Hana.

Hana melirik jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 20:28 malam. Hana membuka roomchat-nya.

Kak Argil

Sediain 1 anggota untuk gw

Oke Frozen

Read

***

Hana mengerjabkan mata, tepat saat membuka mata ia dihadapkan dengan wajah tampan Alka yang tertidur pulas. Ia melirik pinggangnya yang di peluk Alka erat.

Hana meneliti setiap inci wajah Alka, satu kata dari Hana untuk Alka, yaitu 'tampan' tangan Hana perlahan terulur mengusap rambut Alka. Entah mengapa mengusap rambut Alka sudah menjadi candu baginya.

Hana mengetuk-ngetuk hidung Alka menggunakan jari telunjuknya. Sejujurnya Alka sudah bangun sejak tadi sebelum Hana bangun, namun ia enggan bangkit dan memilih memeluk Hana yang lebih nyaman di banding guling yang biasa di peluknya.

Alka menggenggam jari telunjuk Hana, "Udah gangguinnya?" tanya Alka lembut menatap wajah Hana.

Hana memalingkan wajahnya malu karena tertangkap basah. Alka terkekeh melihat wajah merona Hana, "Gemes banget sih... Istri aku... " gemas Alka lalu mengecup singkat pipi Hana.

Hana membelalakan mata lebar dan menatap tajam Alka yang terkekeh geli melihat ekspresi istrinya itu.

"Maap... Kelepasan," ucap Alka mengusap rambut Hana, membuat pipi Hana merona kembali.

Oh astaga... Mengapa istrinya ini mengemaskan kembali.

Hana bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi berniat untuk membersihkan tubuhnya.

Alka bangkit dari tidurnya lalu berjalan kearah kamar mandi yang terletak di dapur tak lupa juga ia membawa pakaiannya.

Lima belas menit sudah Hana bersiap, kini ia berjalan kearah dapur hendak membuat sarapan pagi untuknya, Alka dan Arkan. Hari ini hari Sabtu, mereka libur karena para dewan guru mengadakan rapat, dan hukuman yang di berikan Hana untuk Alka juga sudah berakhir.

Hana membuat kentang balado, tahu goreng, ikan asin sambel, dan soto. Saat Hana sedang mengaduk soto di panci, tiba-tiba saja ada yang memeluknya dari belakang.

Hana sudah bisa menebak bahwa itu adalah Alka. Alka membenamkan wajahnya di ceruk leher Hana.

"Al... Gue lagi masak," ucap Hana kesal.

"Hem," dehem Alka tanpa melepas pelukannya.

"Lepas," tekan Hana.

Mau tak mau Alka melepaskan tangannya yang memeluk Hana.

"Waw! Ikan asin!" histeris Arkan yang tiba-tiba datang.

Alka dan Hana kompak menoleh kearah Arkan yang baru bangun dari tidurnya dan hendak memakan ikan asin di atas piring.

"Cuci muka dulu, Ar... " tegur Alka menggelengkan kepala melihat tingkah Adik semata wayangnya itu.

Arkan menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Lupa, Bang." ucapnya dengan secepat kilat ia berlari ke kamar mandi.

Hana menyiapkan masakannya tadi di atas meja. Hana memasukkan nasi ke atas piring Alka dan Arkan.

Alka melipat tangannya di atas meja. Sedari tadi ia terus saja tersenyum melihat gerak-gerik Hana. Hana menatap Alka sekilas lalu memutar bola matanya jengah.

"Mau pake apa?" celetuk Hana.

"Apa aja," sahut Alka yang di balas anggukan dari Hana.

Hana menoleh kearah Arkan yang baru mendudukkan bokongnya di bangku tepat di hadapan Alka, "Mau pake apa, Ar?" tanyanya.

"Arkan Aja, Kak," sahut Arkan.

Alka menganga kala melihat Arkan menyendokkan semua lauk pauk di atas meja ke dalam piringnya.

"Mingkem, Al." tegur Hana.

***

Lihatlah ke belakang dengan penuh kepuasan dan pandanglah kedepan dengan penuh keyakinan

_author_

Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang