49

16.5K 1.4K 23
                                    

Tandai typo
#
#
#

"Alhamdulillah, kelar!" celetuk Alka di angguki yang lain.

Kini Alka berada di mansion Gentala. Sore tadi Arsen menghubunginya, jika mansion Gentala akan di serang oleh musuh, yang Alka sendiri pun tidak tahu siapa musuh Gentala.

Kini seluruh anggota keluarga Gentala sedang berkumpul di ruang tengah, termasuk juga orang tua dan saudara Alka.

Alka menoleh kearah Vanka yang sedang memasukkan peluru ke dalam pistol itu, "Bunda Vanka? Sebenernya musuh keluarga kita siapa sih?" penasaran Alka di angguki twins dan Arsen.

Vanka menghentikan aktivitasnya, lalu menoleh kearah Alka. "Waktu itu, Garel di jebloskan ke penjara. Dan mendapat hukuman mati, karena banyak kesalahan yang di perbuatnya." jeda Vanka.

"Orang kepercayaan Garel menghasut anak dan cucu Garel bahwa keluarga genatala yang membunuh Garel. Karena itulah, mereka ingin membunuh anggota Gentala." sambung Vanka.

Yang lain hanya mengangguk-angguk mengerti.

"Assalamualaikum!" salam Nathan,El, Arfa dan Alen di ambang pintu, lalu menghampiri mereka di ruang tengah.

"Kalian gak papa kan?" khawatir El menatap mereka semua.

Setelah mendengar kabar bahwa mansion Gentala di serang, buru-buru El sekeluarga datang ke Mansion Gentala. Ternyata kedatangannya bersamaan dengan Arfa yang baru pulang dari rumah sakit. Namun, sesampainya mereka di mansion Gentala, semua musuh sudah kabur.

"Kita gak papa kok, El." sahut Bulan.

"Beneran?" tanya Alen.

"Beneran, Markinah!" dengus Arsen menoyor kepala Alen.

Alen menatap garang Arsen, "Gee gak nanya lo ya Udin!" sinis Alen.

Arsen membulatkan mata, "Apa lo bilang!" emosi Arsen.

"Yaelah, Sen... berantem mulu lo ama ni kutil badak," celetuk Regan menyentil kening Alen.

Alen menggeplak kepala Regan, "Tangan anjir!" geram Alen.

"Stop!" lerai El yang mulai muak dengan ketiganya.

Alen, dan Regan bungkam, lalu menatap sekiling yang sedang menatap mereka berdua dengan tatapan tajam.

"Mampus!" ledek Alka tanpa suara saat Regan menatapnya.

Regan menatap tajam Alka, "Awas lo!" kesal Regan tampa memgeluarkan suara.

Alka mengedikkan bahu acuh, "Ekhem!" dehem Alka, spontan semuanya menoleh kearahnya.

"Alka... Pamit dulu ya? Kasian binik di rumah sendirian," ucap Alka tersenyum kikuk.

Yang lain hanya mengangguk sebagai jawaban.

***

"Tapi perjanjian kita udah selesai!" sanggah perempuan itu.

Hana meraih kedua tangan perempuan itu, "Plis... Kali ini aja! Gue pastiin ini yang terakhir."

Kini posisi sedang berada di sebuah gang sepi.

"Tapi, Han... Gue juga ada keperluan lain!" kekeh perempuan itu.

Hana menatap manik mata perempuan itu, "Ini demi keselamatan mereka semua..." ucap Hana meyakinkan perempuan itu.

Perempuan itu membuang napas kasar, "Gimana lo mau ngelawan musuh,  kalo fisik lo aja sedang gak baik-baik aja! " dengus perempuan itu.

Hana menggenggam kuat tang perempuan itu,  "Jangan khawatirin gue,  sekarang lo ambil posisi! Gue harus pergi sekarang, ada hal yang harus gue selesain! " ucap Hana.

Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang