Happy Reading!!!
Weekend ini kediaman Valholter terlihat sepi. Jika biasanya semua anggota keluarga akan berkumpul untuk sekedar mengobrol singkat, weekend ini hanya ada Marcellio dan tiga bungsu Valholter.Jonathan, sang kepala keluarga sedang berada di Yogyakarta untuk urusan bisnis. Begitu juga dengan Dewa yang merupakan calon pewaris perusahaan yang juga ikut bersama Jonathan.
Sedang anggota keluarga lainnya juga sibuk diluar rumah. Seperti, Arreta yang sedang mengunjungi kediaman orang tua nya. Marvino yang pergi hiking bersama teman-temannya. Dan Arlavan yang mengurung dirinya di studio agensinya untuk menyelesaikan projects lagu.
Marcellio menjadi orang pertama yang melangkah turun dari lantai dua. Dengan langkah santainya, Marcellio melangkah menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan ketiga adiknya.
Di hari weekend, semua pelayan di kediaman Valholter di liburkan. Sehingga mengharuskan semua anggota keluarga melakukan pekerjaan rumah sendiri.
Marcellio memutuskan menyiapkan sandwich untuk sarapan pagi ini. Dengan telaten dirinya menyiapkan segalanya, bahkan Marcellio menyiapkan 3 macam sandwich dengan isian yang berbeda.
Sandwich dengan isian daging untuk dirinya dan Avzra, sandwich dengan isian sosis dan keju untuk Vriza, serta sandwich dengan isian ayam untuk Delvian.
Marcellio menata sandwich buatannya di piring adiknya masing-masing. Tak lupa dirinya juga menyiapkan 4 gelas susu untuknya dan ketiga adiknya.
Tak berselang lama, ketiga bungsu Valholter turun dengan Delvian yang selalu menjahili kedua Abang kembar nya.
Delvian seketika berhenti menjahili Abang kembarnya saat dirinya menemukan presensi Marcellio yang menatap dirinya dan Abang kembarnya.
"Kenapa diam aja? Cepat duduk!" Mendengar perkataan Marcellio ketiga langsung bergegas duduk di tempat masing-masing.
Marcellio meletakkan piring yang sudah berisi sandwich di hadapan ketiga adiknya. Tak lupa dirinya juga meletakkan segelas susu untuk adik-adiknya.
"Cepat habiskan sarapan kalian!"
"Ehm... Abang yang bikin sandwich-nya?" Tanya Delvian heran.
"Gak ada pilihan lain, pelayan libur. Kalau kalian gak sarapan, ayah bakal marah dan bilang Abang gak becus jaga kalian." Delvian hanya mengangguk kepalanya kemudian mulai memakan sarapannya.
Avzra dengan jahilnya mengambil sepotong sandwich di piring Vriza dan hendak memakan. Namun Marcellio yang melihat hal itu langsung menghentikannya.
"Letakkan itu dan makan apa yang ada di piring mu!"
"Kenapa, bang? Toh ini juga sama-sama sandwich."
"Sandwich di piring Vriza isinya sosis udang. Kau jangan memakannya, atau nanti kau akan kembali ke rumah sakit dan ayah akan memarahi ku. Aku tidak mau kena marah ayah hanya karena dirimu sakit lagi."
"Ah, baiklah." Pasrah Avzra.
Diam-diam Vriza tersenyum tipis. Vriza dapat melihat guratan kekhawatiran di mata Marcellio.
'Gue tau, bang. Lo Bukan takut di marahin Daddy, tapi Lo peduli sama Avzra.'
Sarapan pun selesai dengan khidmat. Marcellio segera membereskan peralatan makan yang mereka gunakan tadi.
"Biar aku saja yang cuci piring, bang." Ucap Avzra mengambil tumpukan piring di tangan Marcellio.
"Baiklah." Marcellio pun berlalu meninggalkan ruang makan menuju kamar pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really, like this a family?
FanfictionApakah keluarga itu seperti ini?? Ini kisah dari sebuah keluarga yang terlihat harmonis di depan publik, namun kenyataanya keluarga ini sangat kacau. Semua kekacauan itu berawal dari sebuah tragedi kecelakaan. • • • • • • by : Wanda Izza Start :...