21. Kabar buruk

981 106 3
                                    

Happy Reading!!!

"Penjara terlalu ringan untuk Tante Arreta, mari kita susun rencana balas dendam." Ucap Arlavan menatap lekat sang adik dan pamannya. Sebuah smirk terlukis di wajahnya.

"Apa yang Abang rencanakan?" Tanya Avzra menatap sang kakak.

Belum sempat Arlavan menjawab pertanyaan sang adik, pintu kamar terbuka dengan kasar disusul dengan suara Vriza.

"Bang... Opa dan Oma mengalami kecelakaan. Mobil mereka tertabrak oleh truk."

Arlavan dan Avzra sontak bangkit dari duduknya. Tanpa menunggu lama lagi, ketiganya langsung bergegas menuju rumah sakit.

Beberapa saat Xion terdiam ditempatnya, hingga akhirnya ayah dua anak itu menelpon anak buahnya.

"Siapkan beberapa orang detektif, kita akan menyelidiki kasus kecelakaan Jordan Valholter dan Adinda Valholter."




Hanya perlu waktu beberapa menit mobil yang dikendarai Arlavan sampai dirumah sakit.

Arlavan, si kembar dan Adella melangkah cepat menyusuri koridor rumah sakit menuju UGD.

Adella memaksa ikut karena ia sangat khawatir dengan kondisi kedua mertuanya.

Sesampainya di UGD, keempat orang tadi disambut dengan wajah sedih semua orang. Jonathan, Arreta dan keempat putra Valholter lainnya kompak mengeluarkan air matanya dalam diam.

Adella dengan perlahan menghampiri sang suami yang terduduk dilantai sambil bersandar di dinding, "Mas Nathan, apa yang terjadi? Kenapa kalian menangis?"

Jonathan menatap Adella dengan mata berkaca-kaca, pria itupun memeluk erat tubuh Adella dan menyembunyikan wajahnya dileher sang istri.

Karena tidak mendapatkan jawaban, Arlavan pun akhirnya angkat bicara. "Apa yang terjadi?"

"Opa sudah tiada, bang. Opa tidak tertolong." Marcellio menjawab pelan.

Arlavan membulatkan matanya terkejut kemudian menatap kearah Avzra. Mengerti arti tatapan sang kakak, Avzra langsung mengalihkan pandangannya kearah Arreta.

'Apa Tante Arreta dalang dari kecelakaan ini?' batin Avzra menatap lekat Arreta.

Selang beberapa menit, seorang suster keluar dari UGD. "Nyonya Adinda terus memanggil nama Jonathan dan Adella, tolong dua orang pemilik nama itu untuk masuk."

Dengan cepat, Jonathan bangkit dari duduknya dan menarik pelan Adella masuk ke UGD.

Arlavan dan Avzra terus memperhatikan Arreta dalam diam. Meskipun samar, tapi terlihat raut wajah gelisah terlukis di wajahnya.

Didalam ruangan, Jonathan sekuat tenaga menahan tangisnya melihat sang ibu terbaring lemah dengan alat-alat penunjang hidup.

"Na...than..." Adinda memanggil pelan sang putra dibalik masker oksigen yang ia pakai.

"Mah.." Jonathan mendekat, pria itu tak bisa berkata apa-apa melihat kondisi sang ibu.

"Ma..ma.. iii..ingin... Bi.. ca..ra.." Adinda berkata pelan dengan nafas yang tidak teratur.

Really, like this a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang