51. Rencana Pernikahan

711 63 4
                                    

Happy Reading!!!

Satu bulan lamanya sudah terlewati. Kondisi Avzra sudah benar-benar pulih dan dapat kembali melakukan aktivitasnya.

Putra-putra Valholter lainnya pun juga sudah kembali ke aktifitas masing-masing.

Malam ini setelah makan malam, semua anggota keluarga Valholter berkumpul di ruang keluarga guna membahas tentang urusan Kuliah si kembar Avzra-Vriza.

"Apakah kalian berdua setuju jika Daddy memindahkan studi kalian ke sini? Daddy akan memindahkan kalian ke kampus terbaik di kota ini, kalian mau??"

Avzra dan Vriza sama-sama diam dengan pikiran masing-masing.

"Dad." Jonathan menoleh kearah Delvian yang memanggilnya.

"Ku rasa biarkan mereka melanjutkan studinya di Seoul."

"Kenapa?"

Delvian sedikit menampilkan senyum jahil kearah Vriza, "Kakakku itu tidak bisa jauh dari kekasihnya, kak Radea tetap melanjutkan studinya di Seoul dan kurasa bang Vriza pasti tidak bisa LDR dengan kekasihnya itu." Ledek Delvian.

Vriza menatap tajam kearah adiknya itu, "diam kau!!"

"Dewa juga merasa sebaiknya mereka tetap melanjutkan studinya di Seoul saja, Yah." Dewangga ikut berpendapat.

"Avzra memilih perusahaan disana, meskipun kita bisa saja memindahkan pusat perusahaannya ke sini tapi itu juga perlu waktu. Biarkan Avzra menyelesaikan studinya disana dan mengurus kepindahan perusahaannya ke sini. Dan juga agar Vriza tidak perlu LDR dengan Radea." Jelas Dewangga dan diangguki ledekan kepada Vriza.

"Avan juga harus kembali ke Seoul, dad. Avan harus menyelesaikan kontrak dengan agensi musik disana." Sahut Arlavan.

"Jadi kalian bertiga akan pergi?" Tanya Jonathan dan diangguki pelan oleh A3.

"Baiklah kalian boleh pergi, tapi Mommy kalian akan tetap disini."

"Loh? Terus yang mengurus mereka bertiga disana siapa, hemm?" Adella menatap lekat suaminya.

"Sayang, mereka sudah dewasa. Mereka bisa mengurus diri mereka sendiri."

"Bagiku mereka tetap anak kecil, mas. Ketiganya pasti akan telat makan karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan berakhir sakit."

"Kalau begitu Nikahkan saja bang Avan, Mom." Celetuk Marvino dengan santainya.

Semua orang sontak langsung menatap Marvino dengan pandangan penuh tanya.

"Kenapa kalian semua menatapku seperti itu? Apa yang ku katakan salah? Bang Avan dan kak Ara sudah sangat dekat, bahkan kemarin aku memergoki bang Avan sedang mencium kak Ara. Mereka harus segera dinikahkan Mom atau Mommy akan mendapatkan cucu lebih dulu alih-alih mendapatkan menantu." Cerocos Marvino dan mendapatkan tatapan tajam dari Arlavan.

"Kamu ada benarnya, Vino. Ara gadis yang baik dan sangat bertanggung jawab. Dia juga sangat mencintai Avan dan masuk kriteria menantu idaman Mommy. Dia pasti bisa menjaga dan merawat Avan dengan baik." Perkataan Marvino tadi mendapatkan respon positif dari Adella.

"Kalau begitu kita harus segera mengadakan lamaran ke keluarga Ara." Sahut Jonathan.

"Sekalian Lamar kak Radea untuk bang Vriza, Dad." Celetuk Delvian dan langsung mendapatkan pukulan di pundaknya dari Vriza.

Really, like this a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang