Happy Reading!!!
Arlavan dan kedua adiknya diam menatap kedatangan Jordan dan Adinda di kediaman Jonathan. Pasangan tua itu datang dengan dua koper besar dan mengundang tanda tanya dibenak anggota keluarga Valholter lainnya.
"Ada apa ini, Pah?" Tanya Jonathan kepada sang ayah.
"Papa ingin tinggal di sini, bersama kau dan cucu-cucu Papa." Jawab Jordan dengan santainya.
Jonathan terdiam mendengar perkataan sang ayah, kemudian matanya melirik kearah Arlavan dan kedua adiknya.
Adinda menyadari tindakan Jonathan dan membuka suaranya, "Apa kau tidak mengizinkan Mama dan Papa tinggal disini?" Tanya wanita tua itu pada Jonathan.
Jonathan menggelengkan kepalanya, "Bukan begitu, mah. Tentu kalian boleh tinggal disini, ini juga rumah kalian."
Adinda hanya mengangguk kemudian melangkah menuju sofa ruang keluarga dan mendudukkan dirinya disana.
"Vino, Lio, bawakan koper Opa dan Oma, letakkan di kamar mereka." Perintah Jonathan dan langsung diangguki oleh kedua putranya itu.
Adinda menatap tak suka ketiga putra Adella yang berada di dekatnya.
Menyadari tatapan sang nenek, yang tak menyukai kehadiran mereka. Satu-persatu dari mereka mulai melangkah pergi dari sana.
Tanpa di sadari siapapun, ketiga putra Adella menyungging senyum tipis.
Arlavan mengajak kedua adiknya masuk kedalam kamar pribadinya. Pemuda berkulit pucat itu lantas langsung mengunci pintu kamarnya setelah mereka bertiga masuk.
"Abang suka, Opa mengajak wanita tua itu untuk tinggal kemari." Ucap Arlavan mengawali pembicaraan. Pemuda itu mendudukkan dirinya di sebuah single sofa.
"Aku setuju, kita bisa lebih mudah mengawasi gerak-geriknya." Sahut Avzra yang menjatuhkan dirinya di kasur king size sang kakak.
Vriza menatap wajah kedua abangnya bergantian, pemuda itu memilih mendudukkan dirinya di samping Avzra sang berbaring di kasur.
"Ada apa?" Tanya Arlavan yang menyadari raut wajah Vriza.
"Gue curiga sama Tante Retta."
"Curiga kenapa?" Tanya Avzra yang bangun dari rebahan nya.
Vriza diam beberapa saat sebelum akhirnya menceritakan semuanya pada kedua saudaranya.
Flashback
Vriza terbangun dari tidurnya, pemuda itu melirik jam weker yang ada di nakas dekat tempat tidur. Masih jam 3 pagi.Karena merasa haus, Vriza memutuskan untuk ke dapur mengambil air minum.
Langkah Vriza terhenti karena mendengar suara seseorang. Pemuda itu memutuskan untuk bersembunyi di balik pilar dengan dapur dan menguping perkataan orang tersebut.
"Kenapa kau mengirimkan itu pada mereka, hah?"
"..."
"Kau berjanji agar tetap diam!"
"..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Really, like this a family?
FanfictionApakah keluarga itu seperti ini?? Ini kisah dari sebuah keluarga yang terlihat harmonis di depan publik, namun kenyataanya keluarga ini sangat kacau. Semua kekacauan itu berawal dari sebuah tragedi kecelakaan. • • • • • • by : Wanda Izza Start :...