39. Delvian in Seoul

791 78 6
                                    

Happy Reading !!!

Arlavan dan Delvian kini sudah berada di kamar hotel yang ditempati oleh Arlavan. Keduanya memilih tempat ini karena Delvian memaksa untuk ikut dengan Arlavan.

"Ini minumannya. Jika tuan menginginkan sesuatu lagi, anda bisa menghubungi saya."  Arrasya menghidangkan dua gelas jus di meja yang berada di depan Arlavan dan Delvian.

Arlavan memberikan tatapan tajamnya kearah Arrasya. Sedangkan si gadis hanya menampilkan senyum manisnya.

"Saya akan kembali ke kamar saya, tuan." Pamit Arrasya kemudian berlalu pergi, mengabaikan Arlavan yang terus menatap tajam dirinya.

Setelah kepergian Arrasya, Arlavan menghembus nafasnya pelan kemudian menatap wajah Delvian.

"Bagaimana kau bisa ada di kota ini? Dan tadi kau mengatakan ingin terjun ke dunia musik?"

Delvian tersenyum tipis, "Aku tahu Abang ada di Seoul."

Arlavan menatap Delvian penuh tanya.

"Aku membujuk Tante Amel agar mengatakan dimana Abang berada."

"Awalnya Tante Amel tidak ingin mengatakan apapun. Tapi setelah aku berjanji tidak akan mengatakan keberadaan Abang dan mommy, Tante Amel berhasil ku bujuk. Tante Amel mengatakan kau ada di Seoul."

"Jadi kau ingin jadi seorang Idol agar bisa menemui ku di Seoul?"

"Ya. Aku tau kau tidak ingin keluarga Valholter mengetahui keberadaan mu. Jika aku tiba-tiba mengatakan ingin ke Seoul, pasti ayah akan bertanya apa alasanku kesana. Jadi aku berlatih dan berniat mengikuti audisi Idol KPop."

Arlavan hanya mengangguk kecil. Terjadi keheningan beberapa saat diantara keduanya.

Dengan ragu-ragu Arlavan membuka suaranya, "Bagaimana kondisi anggota keluarga lainnya?"

"Semuanya berantakan, bang."

Arlavan terdiam mendengar perkataan Delvian. Kedua tangannya saling bertautan, jari-jari tangannya saling mencengkeram dengan cemas.

"Ayah jarang pergi ke kantor dan lebih memilih menghabiskan waktunya di kamar dan merenung."

"Perusahaan kini diurus oleh bang Lio. Dia mengambil alih kepemimpinan perusahaan. Dia jadi gila kerja sekarang. Perusahaan dalam keadaan tidak stabil selama dua tahun ini." Cerita Delvian sambil tersenyum miris.

"Bang Vino juga jarang pulang. Dia lebih sering menginap di rumah sakit atau di apartemen pribadinya yang juga dekat dengan rumah sakit."

Arlavan terdiam menundukkan kepalanya.
Si sulung Adella kembali mengarahkan pandangannya kearah Delvian, "Bagaimana keadaan Dewangga?"

Delvian diam beberapa saat.

"Kenapa kau diam? Ku tebak, Dewangga pasti sedang bahagia, bukan?"

"Kenapa Abang berpikir begitu?" Tanya Delvian cepat.

Arlavan tersenyum sinis, "karena dialah yang memintaku dan Mommy pergi dari kehidupan kalian."

Deg

Delvian terdiam mendengar perkataan Arlavan.

"Bang Dewa juga pergi meninggalkan keluarga Valholter, dia pergi di hari yang sama dengan kepergian kalian."

Arlavan langsung menatap lekat Delvian. Pemuda berkulit putih itu menatap Delvian seolah menuntut penjelasan.

"Sama seperti kalian, bang Dewa menghilang bagai di telan bumi."

***

Really, like this a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang