28. Pengkhianat?

695 75 6
                                    

Happy Reading !!!

Seorang pria dengan santainya duduk bersandar di kursi kebesarannya sambil menikmati rokok dan alkohol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria dengan santainya duduk bersandar di kursi kebesarannya sambil menikmati rokok dan alkohol.

Pria itu memejamkan matanya seraya terus menikmati hisapan rokoknya.

"Maaf tuan menganggu waktu anda. Saya mendapatkan kabar baru."

Ketenangan yang dirasakan pria itu diganggu oleh kedatangan orang kepercayaannya. Pria itu membuka matanya dan menatap bawahannya itu. Sambil menunggu bawahannya bicara, pria itu meneguk minuman beralkohol ditangannya.

"Tuan Jonathan Valholter memenjarakan nyonya Arreta, tuan."

Pria itu berhenti minum, selang beberapa saat botol minuman ditangannya itu ia lemparkan kearah dinding yang ada di sampingnya.

Pyaarr

"Apa yang kau katakan!!"

"Nyonya Arreta saat ini berada di kantor polisi. Semua bukti kejahatannya sudah terungkap."

"Bagaimana itu bisa terjadi, hah!! Bukti-bukti itu tersimpan bersama data penting perusahaan milikku!! Tak ada satupun yang memilikinya kecuali diriku!!" Bentak pria itu, yang tak lain adalah Ardhika Raymond.

"Maaf tuan, beberapa hari yang lalu sistem keamanan data perusahaan berhasil diretas seseorang."

"Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?"

"Saya pikir itu bukan masalah besar, tuan. Peretas itu tidak mencuri data penting perusahaan. Jadi saya tidak melaporkan ini pada Anda."

"Bodo!" Umpat Ardhika sambil mematikan api rokoknya.

"Apa kau sudah tau siapa dalang yang menjebloskan Arreta ke penjara?"

Orang kepercayaannya Ardhika itu mengangguk, "anak-anak Adella Valholter, khusus putra keduanya Avzra."

Ardhika hanya menganggukkan kepalanya.

"Suruh beberapa orang untuk membawa kabur Arreta dari kantor polisi!!" Titah Jonathan.

"Baik tuan."

Jonathan bangkit dari duduknya setelah kepergian bawahannya itu. Langkah kakinya membawa dia menuju jendela besar yang menampilkan pemandangan kota dengan gedung-gedung tinggi.

"Aku harus segera bertindak, sebelum segalanya semakin tidak terkendali."

***

Really, like this a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang