32. Action (3)

684 94 15
                                    

Happy Reading !!!

"Jadi, hukuman apa yang cocok untuk anak yang menculik ibunya sendiri?" Tanya Adriel menatap tajam Delvian

Semua terdiam tanpa bersuara sedikit pun. Semua yang ada di ruangan itu tahu jika kini marah Adriel berada di tingkat tertinggi.

Delvian menatap sedih kearah keluarganya kemudian menatap penuh keberanian kearah Adriel.

"Kill me!! I'm a bad, I hurt the hearts of mom and dad."

Adriel tersenyum miring mendengar jawaban dari Delvian.

"I also want to kill you, but later Avzra will get angry and hurt himself. I can't kill you." Ucap Adriel dengan nada rendah khas miliknya.

Jonathan mengalihkan pandangannya, tak sanggup melihat kedua putranya itu. Sedangkan Adella sudah menangis di pelukan Arlavan dan Vriza yang merengkuh pinggang sang kekasih dengan erat.

Marvino dan Marcellio hanya diam terpaku di tempatnya. Mereka masih syok mendengar fakta yang ada.

"Avzra loves you very much, and I didn't kill you. But I can give you another punishment." Ucap Adriel dengan seringai liciknya di wajahnya.

Delvian menghela nafas pasrah, "You can do anything, I will accept everything without protest."

Adriel tersenyum sekilas, "Seperti Lo yang bergabung dengan wanita bernama Arreta itu dan menjebak keluarga Valholter, gue ingin Lo membantu gue menjebak wanita itu."

Delvian terdiam dengar pikirannya yang berkelana.

Ada rasa penyesalan di hatinya karena berniat melukai ibu kandungnya sendiri yaitu Adella yang membuatnya bersedia menerima hukuman dari Adriel.

Namun disisi lain, Delvian tidak ingin melukai Arreta. Bagaimanapun wanita itulah yang merawatnya sejak kecil.

"No, Adriel. Itu terlalu berbahaya, Delvian bisa terluka..." Suara lirih dari Adella terdengar.

Delvian dan Adriel menoleh serta menatap Adella dengan pandangan yang berbeda.

Delvian yang memandang Adella dengan rasa bersalah dan sesal yang begitu ketara.

Dan Adriel yang menatap tak suka dengan perkataan Adella tadi.

"Dia melakukan kesalahan dengan membela Arreta dan membahayakan nyawa seluruh anggota keluarga. Jadi tidak masalah, kalau hukuman yang dia dapatkan bisa membahayakan nyawanya sendiri." Ucap Adriel menatap lekat Adella.

"I will do it. Gue harus apa?"

Adriel menganggukkan kepalanya, pemuda itu tersenyum tipis mendengar jawaban Delvian.

"First, kemana wanita itu sekarang?" Tanya Adriel.

"Bunda pergi dengan Om Dhika setengah jam yang lalu, lebih tepatnya beberapa menit sebelum Lo datang menyerang. Dan gue nggak tau kemana tujuannya?" Jawab Delvian.

"Mungkin mereka ke perusahaan Valholter.." gumam Jonathan.

Mendengar itu Adriel langsung menatap lekat Jonathan. "Why did they go there?"

"Mengambil alih perusahaan."

"Tante Arreta memaksa Daddy menandatangani surat pengalihan kepemilikan perusahaan." Sahut Vriza menambah jawaban Jonathan.

Adriel berdecak kesal mendengar hal itu. Sedetik kemudian pandangannya kembali fokus dan mulai menjelaskan rencananya.

"Oke, Dengarkan baik-baik rencana ini!!"

Really, like this a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang