14. Noda

1.3K 156 9
                                    

Happy Reading!!!

Jonathan dan Arreta menikah karena sebuah perjodohan bisnis, dan tak ada cinta yang mendasari hubungan keduanya.

Jonathan yang saat itu memiliki seorang kekasih, harus rela meninggalkannya demi menuruti kemauan sang ayah.

Jonathan setuju menikah dengan wanita pilihan keluarganya, namun pernikahan itu hanya sekedar formalitas saja.

Jonathan tidak pernah menyentuh bahkan mendekati Arreta. Pria itu memilih untuk sering lembur dan menginap di kantor, serta tak jarang Jonathan juga lebih memilih menginap di apartemennya daripada pulang ke rumahnya.

Arreta juga hanya diam menerima perilaku Jonathan. Dia tak mengeluh karena dia sadar pernikahan ini hanya sekedar perjanjian bisnis.

Hingga setahun lamanya Jonathan dan Arreta menjalani pernikahan yang terpaksa itu.

Dan di pertengahan tahun kedua pernikahan mereka, Jonathan mendengar berita kehamilan Arreta.

Jonathan marah besar karena Arreta mengkhianati kepercayaan keluarganya. Dia tidak masalah jika Arreta mengkhianati dirinya, tapi dirinya tidak terima Arreta menghancurkan kepercayaan keluarganya.

"Bayi siapa itu!?" Tanya Jonathan menatap tajam penuh emosi kearah Arreta.

"JANGAN DIAM SAJA! KATAKAN BAYI SIAPA YANG KAU KANDUNG ITU!?! BERANINYA KAU MENGKHIANATI KELUARGAKU!!!" bentak Jonathan yang kehilangan kesabarannya karena Arreta hanya diam saja.

"Bayi ini milik mantan kekasihku, dia memperkosaku, Nathan. Aku sama sekali tidak berniat mengkhianati dirimu dan keluargamu."

"Benarkah? Aku tidak percaya dengan perkataanmu, segera aku akan mengurus perceraian kita!"

"Tidak! Tidak! Jangan ceraikan aku... Ayahku sedang sakit, kondisinya kritis. Jika dia mendengar kabar perceraian kita, kondisinya akan semakin menurun, nyawanya juga akan dalam bahaya."

"Itu urusanmu, perceraian kita terjadi karena kesalahanmu!!"

"Aku tidak bersalah, Nathan. Aku korban pemerkosaan!"

"Tetap saja kau seorang pengkhianat. Kita akan tetap bercerai!"

"Tidak! Ku mohon jangan ceraikan aku!" Arreta jatuh berlutut di hadapan Jonathan dan terisak.

"Tolong selamatkan nyawa ayahku, Nathan. Jika perceraian ini terjadi, nyawa ayah akan dalam bahaya."

Hati Jonathan sedikit tersentuh melihat tangis keputusasaan Arreta, dan secara bersamaan sebuah keputusan muncul dibenaknya.

"Baiklah, kita tidak akan bercerai! Tapi setelah bayi itu lahir, jangan berharap aku akan peduli dan menganggapmu istriku lagi." Ucap Jonathan kemudian berlalu begitu saja, meninggalkan Arreta yang menangis tersedu-sedu.

***

"Setelah hari itu, ayahmu mengabaikan bunda. Dia tidak pernah menunjukkan wajahnya kepada bunda."

"Tapi semenjak keluarga ayahmu tahu kabar kehamilan bunda, perlahan ayahmu mulai peduli pada bunda. Ya meskipun awalnya karena terpaksa."

"Sampai akhirnya kamu lahir dan rumah tangga bunda dan ayahmu berlanjut sampai sekarang." Lanjut Arreta.

"Dia bukan ayahku." Ucap Dewangga lirih. Arreta menatap sekejap kemudian mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kantin rumah sakit.

Tak lama setetes air mata jatuh dari mata Arreta, dia tak bisa melihat putranya seperti ini.

"Kau putranya, dia sangat menyayangimu."

Really, like this a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang