15. Pergi atau tinggal??

1.3K 150 5
                                    

Happy Reading!!!

Hari berlalu begitu cepat, sudah dua Minggu berlalu pasca Jonathan dirawat di rumah sakit karena mengalami kecelakaan.

Semuanya juga sudah kembali seperti sedia kala. Marvino dan Marcellio yang kembali sibuk kuliah, dan ketiga bungsu Valholter yang juga kembali sibuk dengan sekolah masing-masing.

"Vino, apa kau sudah mendapatkan kabar tentang kedua kakakmu?" Tanya Jonathan mengawali perbicangan di pagi hari sebelum sarapan.

"Bang Dewa sekarang berada di apartemennya, yah. Dia bilang sedang banyak pekerjaan, dan karena letak apartemen yang lebih dekat dengan kantor membuat bang Dewa memutuskan untuk pulang kesana saja."

"Lalu kabar Arlavan?"

"Maaf Yah, bang Avan masih tidak ada kabar sampai sekarang!"

Jonathan menghembuskan nafas pasrah, dirinya sangat mengkhawatirkan kondisi kedua putranya yang sudah hampir seminggu tidak menginjakkan kakinya kedalam rumah. Terlebih Arlavan yang menghilang tanpa kabar apapun.

"Terus hubungi Arlavan, ayah akan suruh anak buah ayah untuk mencarinya!"

"Untuk apa kau repot-repot mencarinya?! Biarkan saja!" Sahut Adinda Valholter yang baru saja datang ke meja makan.

Jonathan hanya diam tanpa menanggapi perkataan yang ibu.

"Mama? Kenapa sepagi ini Mama datang kesini??"

"Mama hanya merindukan cucu-cucu mama." Ujar Adinda berjalan mendekati Marvino, Marcellio dan Delvian yang duduk bersebelahan. Wanita tua itu mengusap satu-persatu rambut tiga pemuda tersebut.

"Bagaimana kabar kalian, boy?"

"Kabar kami baik, Oma. Kabar Oma sendiri bagaimana?" Jawab Marvino sambil mempersilahkan adinda duduk di kursi yang berada di samping kanannya yang masih kosong.

"Oma baik, hanya saja Oma merindukan cucu-cucu tampan Oma ini." Ucap adinda lembut.

"Apakah Oma datang bersama Opa? El sangat rindu bermain bersama Opa."

"Oma datang diantar supir. Opa ada di rumah, kau dan kakakmu datanglah ke rumah Oma saja nanti sore, hemm."

"Tentu Oma, kami berlima akan datang berkunjung sore nanti." Sahut Marcellio.

"Berlima?" Beo adinda bingung.

"Iya Oma, Berlima. Aku, bang Vino, bang Lio, lalu bang Avzra dan bang Vriza."

"Tidak!! Oma hanya mengijinkan kalian bertiga saja yang datang ke rumah Oma, tidak dengan mereka!" Ucap Adinda ketus sambil menunjuk si kembar Avzra-Vriza yang sejak tadi duduk diam dihadapannya.

Avzra hanya diam menunduk mendengar perkataan sang Oma, sedangkan Vriza mendengus kesal dan menatap sinis Adinda.

"Kami juga tidak ingin datang ke rumah Oma!" Ucap Vriza sinis kemudian bangkit dari duduknya.

"Ayo, Zra!" Ajak Vriza menarik tangan kakak kembarnya dan berlalu pergi dari meja makan.

"Dasar anak tak sopan!" Desis Adinda ketus.

Really, like this a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang