44. Blood Sweat and Tears

812 94 15
                                    

Happy Reading !!!


Sudah hampir setengah jam Avzra baku tembak dengan anak buah dari Hendrik Raymond namun bukannya habis, anak buah Hendrik justru semakin banyak.

Sudah berkali-kali Avzra mengisi kembali amunisi senapannya, dia terus mengisinya hingga akhirnya cowok itu kehabisan amunisi.

"Sial." Avzra membanting senapan yang kehabisan amunisi.

Disisi lain para anak buah Hendrik perlahan berjalan mendekat kearah Avzra yang bersembunyi dibalik tembok didekat gerbang.

Tidak ada pilihan lain lagi, Avzra pun mengeluarkan dua buah pisau lipat dari saku jaketnya. Avzra mulai mengambil posisi dan mulai menyerang anak buah Hendrik yang mendekatinya.

Amarah menguasai Avzra. Dengan brutal pemuda itu melawan para anak buah Hendrik. Perlawanan langsung dari Avzra sedikit membuahkan hasil, pemuda itu berhasil masuk kedalam area dalam bangunan tua itu.

Namun saat dirinya baru berada di dalam bangunan tersebut dari arah belakangnya atau tepatnya dari arah pintu masuk, muncullah puluhan anak buah Hendrik lagi.

Puluhan anak buah Hendrik kali ini lebih gesit dan jago beladiri. Avzra yang sendirian melawan, sedikit kewalahan menghadapi mereka.

Avzra pun kini sudah terluka cukup parah. Jaket yang tadinya terpasang rapi ditubuhnya kini sudah terlepas dan menampilkan kaos putih yang sudah berubah warna menjadi merah darah.

"ARGHHH!!" Teriak Avzra saat punggungnya terasa sakit. Avzra menoleh kebelakang dan mendapati salah satu anak buah Hendrik sedang membawa sebuah katana yang terdapat darah segar.

Punggung Avzra tersayat oleh katana itu.

Avzra menatap marah orang itu dan langsung menghajarnya. Avzra terus berusaha melawan meskipun tenaga hampir terkuras habis.

Bugh

Avzra terjatuh dan kepalanya terbentur ke dinding. Avzra meringis pelan merasakan sakit dikepalanya.

Avzra kembali berdiri kemudian mengedarkan pandangannya. Anak buah Hendrik tidak ada habisnya. Meskipun dia sudah menumbangkan banyak orang, namun anak buah Hendrik terus berdatangan.

"ARGHHHH!!!"

Avzra mengalihkan pandangannya kearah lantai atas saat mendengar suara teriakan Vriza.

Amarah, panik bercampur dengan rasa khawatir memenuhi pikiran Avzra. Tanpa berkata apa-apa, Avzra langsung kembali melawan anak buah Hendrik.

Avzra berusaha membuka jalan dari kepungan para anak buah Hendrik, agar dirinya bisa menuju lantai atas.

Setelah usaha yang cukup keras, Avzra berhasil membuka jalan dan langsung berlari menuju lantai atas.

Para anak buah Hendrik tidak tinggal diam, mereka pun mengejar langkah Avzra.

Saat dirinya berada dilantai dua, Avzra langsung disambut dengan beberapa anak buah Hendrik lagi. Dari arah belakangnya muncul juga anak buah Hendrik yang tadi ada dilantai satu.

Avzra lagi-lagi kembali berdecak kesal. Sekuat tenaga Avzra berusaha melawan mereka semua.

"ARGHHHH!!" Avzra kembali tidak fokus saat mendengar suara teriakan dari Vriza lagi.

Karena Avzra yang lengah salah satu anak buah Hendrik berhasil mendorong keras tubuh Avzra menghantam jendela kaca hingga pecah yang menyebabkan Avzra jatuh dari lantai dua.

Karena Avzra yang lengah salah satu anak buah Hendrik berhasil mendorong keras tubuh Avzra menghantam jendela kaca hingga pecah yang menyebabkan Avzra jatuh dari lantai dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Really, like this a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang