40. Tak Diketahui

681 76 9
                                    

Happy Reading!!!

Marcellio melempar sebuah berkas dengan raut lelah dan frustasi yang menghiasi wajah tampannya.

Pemuda itu lantas duduk bersandar di kursi kebesarannya sambil mengacak rambutnya frustasi.

Perusahaan Valholter semakin di ambang kehancuran. Selama dua tahun ini, Marcellio mati-matian mempertahankan kestabilan perusahaan namun tidak ada kemajuan besar yang terjadi.

Semua masalah ini berawal dari kebangkrutan perusahaan Raymond yang merupakan mitra bisnis perusahaan Valholter. Kedua perusahaan yang bertahun-tahun menjalin kerjasama tentunya memiliki keterkaitan yang erat.

Saat perusahaan Raymond mengalami kebangkrutan akibat penangkapan Ardhika, perusahaan Valholter juga terkena imbasnya. Para investor pergi dan harga saham perusahaan Valholter menurun.

Di tahun pertama, Marcellio berhasil menstabilkan perusahaan. Namun saat memasuki tahun kedua mendadak perusahaan kembali mengalami krisis.

Marcellio harus berusaha mempertahankan perusahaan agar tidak gulung tikar, berbagai cara sudah di lakukan hingga 30% saham perusahaan Valholter sudah diakuisisi oleh perusahaan RMD yang kini menjadi mitra bisnis perusahaan Valholter.

Tok tok

"Masuk!" Titah Marcellio.

Pintu pun terbuka dan menampilkan seorang gadis yang merupakan sekretaris pribadi Marcellio sekaligus teman dekatnya.

"Ada apa, Syera?"

"Ada tawaran kerja sama dari DV's Company dan AV's groups."

"Aku belum pernah dengar kedua perusahaan itu."

"Kedua perusahaan ini bukan dari Indonesia. Kedua perusahaan itu berada di Korea Selatan. Tepatnya DV's Company berada di Daegu dan AV's groups berada di Seoul." Jelas Syera.

"Ini peluang bagus untuk mengatasi masalah perusahaan."

"Ya tentu. Dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan luar negeri, kita bisa menarik perhatian investor lain agar berinvestasi ke Perusahaan Valholter, tapi_"

"Tapi apa?" Tanya Marcellio.

"Kedua perusahaan itu mengajukan syarat untuk kerjasama ini. DV's Company menginginkan 15% saham perusahaan Valholter menjadi milik mereka. Dan AV's groups menginginkan 30% saham perusahaan untuk menjadi milik mereka juga."

Marcellio terdiam.

Jika dia menyetujui kerjasama ini maka dia hanya akan memiliki 25% saham perusahaan saja.

"Perusahaan sudah diambang kebangkrutan, aku tidak ada pilihan lagi. Setujui kerjasama itu."

"Baiklah, Lio. Aku akan segera menghubungi kedua perusahaan itu."

***

Delvian dengan senyuman di wajahnya membantu Adella menyiapkan sarapan untuk semua orang.

"Akhirnya, semua sudah selesai. Terimakasih kasih sudah membantu Mommy, sayang."

"Terimakasih kembali, Mommy." Sahut Delvian dengan senyum diwajahnya.

Tak berselang lama Arlavan, Vriza, Zero dan Biru turun dari lantai atas. Keempat pemuda itu lantas duduk di tempatnya masing-masing.

"Wow, sarapan hari ini terlihat enak-enak." Celetuk Biru. Adella tersenyum mendengar perkataan keponakannya itu.

"Kalian harus makan yang banyak, hemm..." Ucap Adella kepada para pemuda dihadapannya itu. Semuanya mengangguk menanggapi perkataan Adella.

Really, like this a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang