Happy Reading !!!
Keluarga Valholter kembali kalau, dan kekacauan kali ini benar-benar tidak bisa terkendali lagi.
Jonathan lepas kendali dan mengamuk ke semua orang. Tanpa mengenal waktu, Jonathan terus mengerahkan seluruh anak buah dan koneksi yang dia punya untuk mencari kabar mengenai Avzra.
Ledakan tiga hari lalu terjadi begitu besar dan mengerikan. Bangunan tua itu terbakar habis dan bangunan runtuh. Kemungkinan putranya, Avzra tertimbun oleh material bangunan.
Jika Jonathan tak kenal waktu untuk mencari kabar Avzra, berbeda dengan Adella yang tak kenal waktu menangis tersedu-sedu dikamar Avzra hingga kesehatannya terganggu dan jatuh sakit.
Tidak hanya Jonathan dan Adella saja yang sang kacau, Arlavan juga tak kalah kacau.
Arlavan mengunci dirinya sendiri di dalam kamar. Berjam-jam pemuda itu menatap langit dari balik jendela kamar. Dia tak makan, tak minum, tak berbicara bahkan tidak pernah beranjak dari tempatnya. Arlavan hanya duduk diam di dekat jendela kamarnya sambil terus menatap langit, tak peduli siang atau malam.
Sama halnya Arlavan, Delvian juga mengunci dirinya sendiri dalam kamar. Si bungsu keluarga Valholter itu terus menangis meringkuk di sudut kamarnya. Dari bibirnya, Delvian terus bergumam Maaf kepada Avzra dan anggota keluarga Valholter. Penyesalan menghantui pikiran Delvian.
Jika bertanya mengenai Vriza, pemuda itu masih di rawat di rumah sakit. Kepala pemuda itu terantuk batu cukup keras hingga terjadi pendarahan parah. Pemuda itu di nyatakan koma dan Radea selalu berada disisinya untuk menjaga dan menunggu Vriza siuman.
Di tengah kekalutan keluarga nya, Marvino dan Marcellio berusaha berdiri tegar menghadapi segalanya.
Marvino dengan lebih perhatian selalu merawat dan membujuk Adella untuk makan dan minum obat. Pemuda itu berusaha sekuat tenaga menghibur Adella meskipun usahanya tidak mendapatkan hasil, namun Marvino selalu berusaha menjaga Adella agar tidak berbuat macam-macam.
Disisi lain, Marcellio mengambil alih perusahaan dan mengurus segala hal mengenai bisnis keluarga. Jonathan dan Arlavan sedang larut dalam kesedihannya sehingga meninggalkan urusan perusahaan, ditambah dengan menghilangkan sang kakak sulung- Dewangga membuat urusan perusahaan kini menjadi tanggung jawab Marcellio.
Xion sudah kembali dan kini juga turun tangan mencari kabar mengenai sang keponakan. Sedangkan, Amel memilih membantu Marvino merawat Adella.
"Nathan, ada kabar terbaru." Ucap Xion membuka pintu ruang kerja Jonathan yang berada di mansion keluarga Valholter.
"Kabar apa?"
"Timku berhasil menemukan satu jasad yang tertimbun material bangunan."
Mendengar perkataan Xion, Jonathan menahan nafasnya sejenak.
"Jasad itu Arreta. Dia ditemukan dalam kondisi yang sangat buruk."
Jonathan menghela nafas lega, "aku tidak peduli mengenai wanita itu."
"Dia tetap istrimu dan bagian keluarga Valholter." Ucap Xion yang tersisip nada datar.
"Minta seseorang untuk menyiapkan pemakamannya." Xion hanya mengangguk.
"Oh ya, pencarian di lokasi ledakan dihentikan." Ucap Xion mengundang tatapan tak terima dari Jonathan.
"Ada kemungkinan Adriel berhasil keluar dari bangunan sebelum ledakan itu terjadi." Ucap Xion sambil mengambil sesuatu dari saku celananya.
"Ini jam tangan Avzra, kami menemukan di samping kanan bangunan. Terdapat juga bercak darah di lokasi itu. Dugaan sementara Adriel berhasil selamat tapi kondisi terluka parah. Aku akan meminta Tim ku untuk menyebar ke daerah itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Really, like this a family?
FanficApakah keluarga itu seperti ini?? Ini kisah dari sebuah keluarga yang terlihat harmonis di depan publik, namun kenyataanya keluarga ini sangat kacau. Semua kekacauan itu berawal dari sebuah tragedi kecelakaan. • • • • • • by : Wanda Izza Start :...