Manik ruby dengan perlahan mulai terbuka. Mengerjap-ngejap singkat lantaran secercah cahaya mulai menerobos masuk ke dalam kedua kelopak mata.
Hal pertama yang di lihat adalah berbagai gumpalan awan putih yang dengan indahnya menari-nari di hamparan langit biru. Udara sejuk melambai pelan dan mulai memanjakan sekujur panca indra. Kupu-kupu dengan girang menari-nari di atas kepala seolah menyambut kedatangan raga yang baru saja terbangun dari tidurnya.
Kelopak yang terbuka itu melengkung dengan sayu. Hembusan nafas pelan ia lakukan seiring otak itu mencerna situasi yang tengah menimpa dirinya saat ini.
"Aku, dimana?"
Adalah kata pertama yang terucap semenjak sepasang bongkahan kristal itu terbuka dengan sempurna.
Tak ada pergerakan. Tubuhnya masih setia tidur dengan terlentang.
Hal terakhir yang ia ingat adalah rasa sakit akibat terjun bebas dari atap gedung paling tinggi yang mana mengakibatkan pendarahan cukup fatal dan berakhir kesadarannya hilang seketika.
Masih teringat jelas bagaimana rasa sakit itu. Masih teringat jelas bagaimana air matanya terjatuh untuk yang terakhir kali. Masih teringat jelas bagaimana cahaya cerah yang ditimbulkan sebuah cincin perak menyinari sepasang netra rubynya.
Semuanya masih terekam jelas di dalam pikirannya. Ia tak lupa. Bahkan tak akan pernah lupa.
Namun sekarang, alur sudah beda cerita.
Karena nampaknya, ia sudah tak berada lagi di dunia.
"Sepertinya, aku sudah mati,"
Dengan perlahan tubuh itu beranjak duduk. Lalu terkejut kala merasakan sekujur tubuhnya nampak terasa berbeda.
"Are? Ringan sekali,"
Begitulah komentarnya.
Setelahnya, ia mulai menyapu netra.
Melihat area sekitar dimana hamparan rumput luas dengan selingan bunga-bunga indah berada di depan mata.
Kupu-kupu bertebaran. Angin sepoi-sepoi yang begitu sejuk membelai kulit. Dan awan-awan putih yang dengan gembiranya menari lincah di segala penjuru langit biru.
Untuk sejenak, kedua netra ruby itu dibuat takjub.
Terpukau dengan keindahan dan ketenangan alam sekitarnya.
Ia masih tetap dalam posisi duduk. Kakinya merentang lurus ke bawah. Dengan kedua tangan sebagai penopang di belakang.
"Kirei.."
Celetuknya dengan mata yang tak henti-henti memandang keindahan alam di depan.
Lalu sekelebat ingatan muncul tiba-tiba.
Ingatan tentang sosok dirinya, senyumannya, bahkan kehadirannya. Entah kenapa tiba-tiba (Name) merindukan akan hadirnya Mikey disisinya.
Membuat kepala gadis itu tertunduk lesu. Menahan genangan air di ujung pelupuk yang nampaknya sebentar lagi akan mengalir deras.
"Andai ada Mikey disini..."
Lirihnya pelan. Berusaha sekuat mungkin untuk memborgol rasa rindu yang menggebu-gebu di dalam hati.
Sampai ketika, sebuah suara berhasil mengejutkannya.
"Aku disini, loh.."
"Eh?"
Reflek kepala gadis itu menoleh ke belakang. Lalu terkejut hebat setelahnya.
Bagaimana tidak?
Seseorang, seseorang yang tengah ia harapkan kehadirannya di sini tiba-tiba saja muncul entah dari mana seraya memamerkan sebuah senyuman cerah seolah tak peduli dengan keterkejutan gadis di depan matanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗛𝗔𝗡𝗚𝗘╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘ
Teen Fiction❱ 𝘀𝗮𝗻𝗼 𝗺𝗮𝗻𝗷𝗶𝗿𝗼𝘂 ⩩ 𝗰𝗮𝗻𝗴𝗲 ──; ✰, dia itu diibaratkan matahari. sedangkan kau? mungkin daun cokelat yang siap digugurkan oleh panasnya kapan saja. .... wah, ternyata bahagia itu, ...