Pagi harinya (Name) berangkat sekolah dengan tubuh yang kaku dan keram akibat semalaman penuh ia gunakan untuk bertempur di medan perang.
Luka bekas sayatan di bahu kirinya juga masih terasa ngilu walau sudah ia obati dan ia perban di rumah sakit malam tadi.
Tapi ia harus memaksakan diri karena ia tak ingin bolos sekolah mengingat sebentar lagi ia akan melaksanakan sebuah ujian kenakian kelas.
Bisa gawat jika (Name) tetap tinggal di kelas lama hanya karna sehari membolos dan itupun tanpa mengirim surat izin kepada pihak sekolah.
(Name) kini berjalan dengan gontai kearah pagar rumah. Mengunci rapat agar tak ada siapapun orang yang membobol ataupun masuk kedalam sana.
Ia menghembuskan nafas lelah karena entah kenapa nalurinya terasa begitu malas untuk melakukan sesuatu apapun itu.
"Biasanya Mikey sudah stand by didepan sini buat nganterin aku berangkat sekolah"
Racaunya sembari mengingat bagaimana senangnya ia kala sang ketua Toman itu tersenyum riang kearahnya sembari menawari tumpangan untuknya pergi sekolah.
"Tapi sayangnya dia lagi sakit. Dan mungkin belum boleh keluar Rumah sakit"
(Name) mulai melangkahkan kaki, menelusuri jalan kecil di kompleks perumahannya.
"Gapapa, aku bisa naik bus ke sekolah. Halte juga ga jauh dari sini"
Langkah (Name) sedikit ia lajukan. Terasa ngilu karena tulang-tulang dipaksa bergesekan dengan kulit dan membuat (Name) jadi menahan sakit di sekujuran tubuh.
Tak jarang ia menggigit bibir bawahnya kuat menahan ngilu yang kian menjadi di dalam sana.
(Name) juga kadang memberi jeda jalannya agar ia dapat menghirup udara dengan normal karena entah kenapa dadanya terasa begitu sesak dan juga sakit.
Wajar saja ia merasakan hal demikian.
Karena sudah beberapa tahun belakangan ini (Name) tidak pernah dipaksa bertarung dengan orang-orang kuat seperti Hanma.
Ia memang unggul dalam hal menyerang dan menghindar, tapi masalah pertahanan tubuh sepertinya Hanma lebih unggul darinya.
Jadi mau tak mau (Name) harus meyerang pria jakung itu membabi buta agar dapat meruntuhkan pertahanan Hanma yang hampir menyerupai sebuah tameng.
(Name) sibuk berpikir tentang kejadian malam tadi hingga tak menyadari sebuah suara knalpot motor yang teramat sangat bising perlahan mulai mendekat kearahnya.
Jika didengar dari suaranya, kecepatan gas itu lumayan kencang hanya sekedar untuk menyalip seorang pejalan kaki.
Dan ya, pengguna motor itu dengan cepat menyalip (Name) dan langsung menghadang jalan gadis itu begitu saja.
Surai panjang pirangnya berkibar mengikuti arah alunan angin yang mana membuat sosok itu terlihat begitu menawan.
"Butuh tumpangan, Nona?"
(Name) kaget dan dibuat melongo sesaat. Dan manik indah itu melebar sempurna setelah mengetahui siapa sosok yang dengan sopannya melakukan hal demikian.
"M-mikey?"
Ya, dialah Mikey.
"Yo, (Name). Ohayou~"
"O-ohayou.."
Pria itu menatap (Name) lekat-lekat dengan tatapan lembut. Sedangkan (Name) malah salting sendiri karena tiba-tiba otaknya kini kembali mengingat kejadian malam tadi bersama dengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗛𝗔𝗡𝗚𝗘╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘ
Teen Fiction❱ 𝘀𝗮𝗻𝗼 𝗺𝗮𝗻𝗷𝗶𝗿𝗼𝘂 ⩩ 𝗰𝗮𝗻𝗴𝗲 ──; ✰, dia itu diibaratkan matahari. sedangkan kau? mungkin daun cokelat yang siap digugurkan oleh panasnya kapan saja. .... wah, ternyata bahagia itu, ...