"Baji, kaero!"
Pria di bawah sana memicingkan kedua netra. Berusaha bangkit berdiri karena bagaimana pun juga tendangan yang baru saja ia dapatkan itu cukup sakit rasanya.
"(N-name)?"
Chifuyu menatap tak percaya gadis yang berdiri di depan sana.
Pria itu berpikir, entah kenapa (Name) begitu berani menerjang Baji lalu dengan tanpa dosanya mengajaknya untuk kembali.
"Oi, Chifuyu! Ngapain bengong aja?!"
Pekik (Name) kepada temannya di sebelah sana.
"M-maaf (Name), aku tidak bisa melawan Baji-san"
Lirih pria itu dengan air mata yang mulai merembes membasahi pipi.
Membuat (Name) berdecih kecil sebelum kemudian mengalihkan pandangan kepada pria yang sudah mulai bangkit di depan sana.
"Baji, ayo kembali! Toman membutuhkanmu!!"
Gadis itu memekik lagi. Yang mana langsung mengundang tatapan tajam dari sang empu.
"Kau bukan bagian dari Toman, jadi jangan pernah coba-coba untuk mencampuri urusan mereka!" tolak pria itu kasar.
Merasa geram, (Name) pun kemudian memajukan langkahnya. Gadis itu berkacak pinggang dengan tubuh yang sedikit dicondongkan ke arah Baji.
Melihat itu Baji sedikit terkejut. Karena entah kenapa (Name) tiba-tiba mengubah posisinya menjadi dekat dengan dirinya.
"Oh ya?! Bukan bagian dari Toman?!"
(Name) begitu geram. Hingga dengan sendirinya memojokan Baji dengan cara seperti itu.
Chifuyu yang melihat ketegasan (Name) cuma bisa melongo. Bergumam kecil akan sosok sang gadis yang begitu berani menantang atasannya, Baji.
Bukan hanya Chifuyu, bahkan para anak-anak Toman dan Valhalla yang berada di bawah seketika menghentikan aksinya dan beralih menonton perdebatan antara dua orang di atas sana.
"C-cih!"
Baji berdecih kasar. Keringat dingin mulai keluar dari pelipis. Merasa tak nyaman dengan posisi (Name) yang terlalu dekat dengan dirinya.
Beberapa menit setelah itu, (Name) pun segera menetralkan tubuhnya kembali. Memasang raut wajah serius dengan tatapan yang tak lepas dari Baji.
"Aku memang bukan siapa-siapanya Toman, tapi walaupun begitu! Aku sudah berjanji untuk menolong mereka dan membawamu kembali!"
Dengan cepat (Name) meraih tangan kiri Baji. Ralat, menggandengnya. Lalu membalikkan tubuh hendak melangkah pergi.
Namun sayangnya Baji segera menepis kasar tangan mungil yang menggenggam tangannya itu.
(Name) kaget namun langsung memasang raut wajah tajam. Berbalik, dan kembali berhadapan langsung dengan Baji.
"Jangan seenaknya sendiri bajinga———"
"Kau yang Bajingan!!"
Gadis itu memekik kuat, menyela ucapan pria di sana. Membuat sang empu seketika berjingit kaget.
(Baca:Baji jadi agak aneh kalo di depan cewek)
"Sok jadi hero. Egois. Keras kepala."
Baji terdiam. Tak berniat membalas ucapan gadis itu sedikitpun.
"Kau pikir dengan kau keluar dari Toman, semua masalah bakalan kelar?! Iya?!"
"..."
"Salah bre! Justru itu yang bikin kita sampe perang disini! Demi apa? Demi bawa orang brengsek kek kau balik lagi ke Toman!!"
Kedua netra (Name) menyipit. Memandang sendu ke arah bawah. Mengabaikan fakta bahwa Baji sekarang tengah menatapnya tajam.
"Aku tau. Pengkhianatanmu itu demi melindungi Toman."
(Name) sengaja mengecilkan suaranya. Membuat pria di depan sana membelalakkan mata seketika.
"Tapi itu salah! Caramu salah!!"
"Kau lupa hah?! Kau tidak sendirian, Baji!"
"Ada aku, Chifuyu, dan Takemichi yang selalu mendukungmu!"
"Jadi kau tidak harus bertarung sendirian lagi!"
"Ulurkan tanganmu, memintalah bantuan. Maka dengan senang hati kami akan berjuang bersamamu."
"Ya ya baiklah. Ku akui kau dan aku memang belum lama kenal. Bahkan kita tidak pernah berbincang sekalipun. Tapi apa kau lupa? Kau masih punya Chifuyu."
"Kau dan dia sudah lama kenal kan?! Jadi apa salahnya menaruh kepercayaan pada pria itu."
"Kau tidak harus sendirian. Jalan yang kau tempuh ini memiliki konsekuensi yang besar."
"Bahkan 100% semua ini belum teruji berhasil atau tidak. Jika takdir berpihak pada musuh, dan Kisaki gagal dibunuh, apa kau mau?....."
"..... Mikey membencimu selamanya?"
Baji diam tak bergeming. Kedua tangannya terkepal erat. Menahan emosi dalam hati yang kian menjadi-jadi.
Sedangkan (Name) masih nampak tak ingin menyerah. Ia dengan tekad yang kuat tetap berpegang teguh pada pendiriannya.
Ia tidak akan putus asa untuk membawa pria ini kembali ke Toman.
Karena itu adalah janjinya.
Janji yang sudah ia ikrarkan di depan semua anak-anak Toman.
Bahkan Mikey sebagai ketua di dalam geng itupun menyaksikannya secara langsung.
"Tau apa kau tentang ku,"
Baji berucap pelan. Kedua netranya menyipit memandang ke arah bawah sana.
"Tidak ada yang ku tau dari dirimu. Tapi Mikey selalu bilang, bahwa kau itu sahabatnya."
Reflek kepala Baji mendongak. Netra kristalnya bergetar kecil memandang (Name).
"Aku tidak tau apa yang kau pikirkan. Tapi tetap saja, yang kau lakukan saat ini itu tidak benar."
"..."
"Kau terlalu menyepelekan dirimu sendiri."
"Maka dari itu Baji, ayo kembali!"
(Name) memajukan langkah. Menarik tangan Baji untuk membawanya kembali.
Namun sayang, lagi-lagi Baji menepis tangan mungil itu dengan kasar. Membuat (Name) hampir saja putus asa karena ocehannya sama sekali tidak mempan terhadap dirinya.
Baji memandang tajam (Name) di depan. Membuat manik gadis itu jadi ikut menatap nyalang.
"Aku akan membunuh Kisaki. Diam dan lihatlah, (Name)."
Sedetik setelah itu, Baji memutar tubuh hendak berbalik.
Dibarengi dengan sepasang netra ruby yang melebar karena mendapati seseorang yang sangat ia kenal tengah berlari mendekat dengan sebilah pisau lipat berada pada genggaman tangan.
"BAJI, AWAS!!"
Reflek, tubuh ringkih itu bergerak maju. Dengan detak jantung yang terpompa cepat, ia berusaha mendorong tubuh Baji yang tinggal secenti lagi terkena hunusan mata pisau di sama.
Dan———
BRAGH
CRASH
"H-hah??"
"..."
"M-mikey??"
"..."
"MIKEY!!!"
_TBC_
Ch ini agak g jls ya wkwk, btw Mikey ngapa tuh :3
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗛𝗔𝗡𝗚𝗘╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘ
Teen Fiction❱ 𝘀𝗮𝗻𝗼 𝗺𝗮𝗻𝗷𝗶𝗿𝗼𝘂 ⩩ 𝗰𝗮𝗻𝗴𝗲 ──; ✰, dia itu diibaratkan matahari. sedangkan kau? mungkin daun cokelat yang siap digugurkan oleh panasnya kapan saja. .... wah, ternyata bahagia itu, ...