22. AMARAH

16.4K 1.8K 58
                                    

👆AKSA GARENDRA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👆
AKSA GARENDRA

***

Aksa merapikan seragamnya, tanpa disadari cairan merah keluar dari hidungnya. Aksa mengusap hidungnya yang mengeluarkan darah.  Tangannya terulur untuk mengambil obat, ia menepuk dadanya yang sesak berulang kali. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya.

Aksa bertemu Galang yang baru saja keluar dari kamarnya dengan salah satu tangan membawa kantung kresek besar.

"Lo bawa roti sebanyak itu buat apaan?" tanya Aksa.

"Kepo lo."

Galang melenggang pergi menuju dapur untuk berpamitan dengan Bundanya.

"Bun, Galang berangkat dulu."

"Aksa juga, Bun."

"Eh, bentar! Ini badan kamu panas loh Aksa. Kepala kamu masih pusing? Kita ke rumah sakit ya?" tanyanya dengan nada khawatir. Rani menyentuh dahi Aksa yang terasa panas.

"Aksa nggak apa-apa, Bun. Aksa baik-baik aja." jawab Aksa dengan senyuman tipis. Ia menahan sesak di dadanya.

"Tenang Bun, nanti Galang paksa Bang Aksa ke rumah sakit, nanti pulang sekolah langsung ke rumah sakit, deh."

"Nggak usah sekolah dulu, ya. Bunda takut kamu kenapa-kenapa." kata Rani seraya mengusap rambut Aksa lembut. Anaknya satu ini memang keras kepala.

"It's okey, Bun. Aksa berangkat dulu."

"Hati-hati kalian berdua. Itu kamu kenapa bawa banyak roti?" tanya Rani kepada Galang.

"Untuk calon mantu Bunda nanti." jawab Galang cengengesan.

"Kamu jangan kayak kemarin lagi, loh. Udah di telpon nggak diangkat, sampai Bunda khawatir tau sama kamu."

"Iya, Bun. Maafin Galang."

Mengingat kejadian kemarin malam, sebenarnya Aksa masih tidak terima dengan Galang yang berduaan dengan Vega. Sialan, itu membuat darah Aksa mendidih.

"Jangan dia, cari cewek lain." kata Aksa dengan nada tersirat.

***

Vega baru saja sampai di sekolah, ia memarkiran motornya. Pak Gandi, selaku satpam sekolah, berlari kecil ke arah Vega sambil membawa kantung kresek besar.

"Ini ada titipan." ujarnya sambil menyerahkan sekantung roti.

"Dari siapa, Pak?" tanya Vega.

"Wah, tadi saya nggak sempat tanya namanya keburu pergi orangnya. Katanya buat Vega gitu. Kayaknya pacarnya ya? Soalnya dia kesini pagi-pagi banget." jelasnya.

Alis Vega mengkerut, perasaan dia tidak menjalani hubungan dengan seseorang.

"Ini, diterima dulu aja. Pacarnya perhatian ya, semoga langgeng ya." kata Pak Gandi.

DISHARMONITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang