Ambil topengmu, lalu perankan sebaik mungkin.
***
Vega melihat Sarah duduk sambil melihat sebuah foto. Vega mendekat, merangkul Sarah. Foto Rara yang tengah tersenyum lebar dengan Sarah merangkul Rara menyisakan luka yang mendalam bagi orang yang ditinggalkan.
"Rara pasti tenang disana, Tante." Vega mengusap punggung Sarah untuk menenangkan. Memeluk Sarah erat. Vega mengerutkan keningnya, entah kenapa ia salah fokus ke tanda lahir Sarah di belakang leker, pasalnya wanita itu baru selalu mengurai rambutnya, jadi vega tidak begitu mengamati, namun ketika sarah menguncir rambutnya akhir-akhir ini, Vega jadi bertanya-tanya. Bukankah Sarah tidak memiliki tanda lahir di belakang lehernya, apakah itu tato?
Vega tak menggubris pemikiran seperti itu, sekarang Vega ingin fokus untuk menyelesaikan kasus Rara. Vega sendiri disini, ia hanya bisa mengandalkan dirinya dalam kasus ini. Bahkan orang lain pun tidak tahu, termasuk Clevior bahkan Aksa yang notabenenya kekasihnya sendiri. Ia tidak memberi tahu siapapun tentang ini, tentang bagaimana ia bisa pindah ke SMA Atmajaya.
"Vega temenin Tante ya, Vega janji Tan, bakal usut tuntas kasusnya,"
"Gimana perkembangan kasusnya, Vega?" tanya Sarah meletakkan foto yang ia genggam di atas meja.
"Sejauh ini masih belum tahu Tante siapa dalang dibalik semuanya."
"Kira-kira kamu kapan mulai lagi tuntasin kasusnya?"
"Secepatnya Tante, dimulai dari sekarang." jawab Vega mantap.
"Di mulai dari malam ini?" tanya Sarah lagi. Vega mengangguk. Ia tidak ingin terlalu lama menunda, semakin lama ditunda sang pelaku akan bebas. Sarah paham, ia mengerti.
"Vega makan dulu, Tante tadi udah nyiapin makanan, tapi maaf kalau agak dingin ya."
Vega mengangguk, "Tante udah makan?"
"Tante nggak nafsu makan, andai... Rara disini ya, dia pasti jauh lebih bahagia kalau dia hidup."
Vega hanya menghela napas. Sarah menghidangkan makanan itu di atas meja.
"Dimakan ya, Ve." Vega mengangguk.
"Vega temenin Tante ya malam ini."
"Iya, nanti Vega tidur di kamar Rara ya, tante mau beres-beres dulu."
Setelah Vega menyelesaikan makananya, ia beranjak dari kursi dan masuk ke dalam kamar Rara. Kamar Rara yang selalu bersih, nuansa dari kamar itu tidak berubah. Vega tidak bisa membayangkan betapa kesepiannya Sarah saat Rara pergi.
Air mata Vega tak tertahan ketika ia melihat foto Rara terpajang di dinding. Andai ia masih bisa memeluk Rara. Siapa lagi yang akan menjadi teman Vega bercerita sekarang? Bahkan sahabatnya sendiri meninggalkannya.
Entah mengapa mata Vega berat, Ia mebguap beberapa kali, rasanya ngantuk sekali.
Tidak butuh waktu lima menit Vega sudah tertidur pulas.
***
Tanpa Vega sadari Aksa masih menunggu Vega di pos. Hari sudah mulai gelap, namun Aksa tidak peduli ia masih setia menunggu gadis itu. Vega akan menginap dan Aksa akan tidur di pos malam ini, Vega tidak memberikan Aksa izin untuk menginap di rumah itu. Alhasil karena masih khawatir, Aksa memutuskan untuk merebahkan tubuhnya. Ia melawan rasa dingin yang menyentuh kuli tubuhnya. Untung ia memakai jaket. Sebenarnya Aksa penasaran, kenapa dan apa yang terjadi. Bagaimana Vega bisa kabur hingga ia menemukan Vega di pos memakai pakaian hitam dan berbicara padanya jika sahabatnya sudah tiada. Sahabat siapa yang Vega maksud, Aksa sama sekali belum mengerti. Apa yang Vega sembunyikan?
KAMU SEDANG MEMBACA
DISHARMONI
Teen Fiction[Ps: Baca cerita ini sampai konflik, semakin menuju konflik semakin asik] "Nggak! Gue nggak mau!" bantah Vega. "Kalau gue yang mau sama lo gimana?" Aksa mendekat, semakin mengikis jarak. *** Vega Jolana pindah ke sekolah SMA Atmajaya, kepindahannya...