Selamat membaca dan selamat overthingking 😊
***
Dengan perasaan yang masih campur aduk Vega dan Aksa kembali ke kantor polisi.
"Bagaimana proses selanjutnya, Pak. Apa tidak ada keringanan?" tanya Vega kepada salah satu polisi disana.
"Pihak yang melaporkan sudah mencabut tuntutannya, jadi semuanya sudah selesai." jawabnya. Vega bernapas lega. Dengan Bima yang mencabut tuntutannya, maka Vega harus menuruti semua perkataan Bima.
Seenggaknya teman-teman telah bebas dari tuduhan.
"Semuanya udah selesai, udah malem kalian bisa pulang ke rumah masing-masing." ucap Vega kepada seluruh anggotanya.
"Ratu kalian biar gue anterin pulang." ucap Aksa.
"Jaga baik-baik, Sa. Kita pamit dulu, bye Ve." pamit Berta.
Aksa tidak mengantarkan Vega ke rumahnya, ia malah semakin menjauh dari arah rumah Vega dan memberhentikan motornya di halaman rumahnya.
"Kok malah kesini?" tanya Vega heran.
"Nginep dulu di rumah gue ya, gue nggak mau ngebiarin lo tinggal dengan lelaki itu." Aksa melepas helm Vega.
"Bunda lo nggak marah gue malem-malem kesini?"
"Bunda yang marah sama gue kalau gue nggak jagain lo."
"Bunda ada tamu..." panggil Aksa, tak lama Rani turun dari tangga dengan raut wajah yang bahagia.
"Ya ampun, Vega. Kamu kok baru kesini." Rani refleks mengecup kening Vega, membuat Vega terkekeh kecil.
"Bun...itu punya Aksa." Aksa memalingkan wajah.
"Enggak dong, itu punyanya siapa Ve?" tanya Rani menunjuk kening Vega.
Vega tertawa, "Punyanya semua orang." jahil Vega.
"Berarti punya Galang juga dong?" ucap Galang tiba-tiba muncul dari balik badan Rani.
"Lo mau gue habisin disini?" nada bicara Aksa ketus. Adiknya satu ini benar-benar menganggu.
Vega senang, senang sekali. Akhirnya dia bisa melihat betapa hangatnya sebuah keluarga, meskipun itu dari orang lain. Mereka pasti beruntung. Melihat bagaimana interaksi dan tingkah laku keluarga dihadapannya ini, membuat hati Vega sedikit lebih nyaman.
"Bun, Vega malam ini ijin nginep disini ya?" tanya Aksa. Rani menatap Aksa dengan penuh tanda tanya.
"Dirumah nggak ada orang, nggak ada yang jagain, Aksa nggak mau Vega kenapa-napa." jelas Aksa. Rani mengangguk.
"Yaudah, boleh kalau gitu." jawab Rani.
"Makasih Tante." Vega tersenyum senang. Keluarga Aksa begitu terbuka.
"Jangan bilang alasan lo doang, Bang. Biar bisa berduaan." ucap Galang sewot.
"Hush, Galang." tutur Rani menyenggol lengan Galang agar ia tidak bicara sembarangan lagi.
"Ayok, Tante antar ke kamar."
Vega mengikuti langkah Rani.
"Tidur dikamarnya Aksa nggak papa kan?"
"Nggak papa Tante, diijinkan nginep disini aja Vega udah makasih banget."
"Nanti kalau ada yang ada apa-apa atau ada yang perlu dibutuhkan bilang aja ya, jangan sungkan-sungkan."
Aksa yang hendak merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya ditarik telinganya oleh Bundanya.
"Bun, aduh sakit. Kok dijewer sih?" Aksa mengusap telinganya yang panas akibat jeweran Bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISHARMONI
Teen Fiction[Ps: Baca cerita ini sampai konflik, semakin menuju konflik semakin asik] "Nggak! Gue nggak mau!" bantah Vega. "Kalau gue yang mau sama lo gimana?" Aksa mendekat, semakin mengikis jarak. *** Vega Jolana pindah ke sekolah SMA Atmajaya, kepindahannya...