Halo, apa kabar?
Absen dulu, kalian kelas berapa?
Lagu yang bikin galau saat ini? Spill sobat aku pengen ngegalau
Vote dulu baru baca.
***
Nindi mendengus saat dirinya harus rela membersihkan gudang di lantai 3 yang penuh dengan debu.
"Ishhh, apaan sih?! Cuman karena gue Jambak adik kelas cupu itu gue di suruh bersihin gudang yang iuhhh ini?! Sialan!"
Ia membuka paksa sedikit jendela. Mungkin karena jendelanya tidak pernah di buka dan kunci jendela ini sudah berkarat jadi sedikit susah dibuka.
"Nahhh gini kan. Debunya keluar semua. Nggak nempel di badan gue. Iuhhh nanti kotor."
Nindi meletakkan sapunya di sampingnya. Ia memejamkan matanya menghirup udara luar. Ia menopang tangannya di dagu dan biasanya sedikit condong ke depan.
"Seger."
Ia membuka matanya saat ada bayangan melewati indra matanya. Nindi membulatkan matanya saat sebuah pot jatuh dari atas dan mengenai kepala seseorang yang berada di bawah sana.
"OMG!" Nindi langsung berlari keluar gudang.
Saat sudah turun, Nindi bingung, kemana orang yang terkenal pot tadi. Ia mendongak. Dari arah rooftop lantai empat sanalah pot itu jatuh. Nindi segera berlari ke arah rooftop.
Nindi bertemu dengan Tiara di tangga. Kening Nindi mengerut.
"Tiara? Lo ngapain di rooftop?" Nindi berpikir sejenak, ia membulatkan mulutnya tak percaya, "Yang jatuhin pot itu lo, Ra?" tanya Nindi tak percaya. Tapi siapa lagi kalau bukan Tiara yang berada di rooftop itu.
"Bukan urusan lo! Kalau lo nggak mau bantu gue musnahin Vega mending lo diem aja! Nggak usah kasih tau siapa pun!" Vega? Apa cewek tadi itu Vega? Juga sudut bibir Tiara yang robek, apa cewek itu berkelahi dengan Vega?
"Ra, itu kena kepalanya. Dia bisa celaka. Bahaya!"
"Biarin! Biar dia mati sekalian!"
"Tiara?!"
"Nindi! Dengerin gue! Lo nggak capek apa di rendahin sama orang-orang hah?! Tempat kuasa kita itu udah digantikan sama Vega! Karena dia orang-orang anggap kita remeh! Mereka nggak mau kita suruh-suruh lagi! Mereka pada berani sama kita!"
"Terus lo tadi dijambak kan sama adek kelas? Yang harusnya mereka nurut sama kita! Malah jadi kayak gini!"
Nindi menggeleng, "Gue akan bantu lo, tapi nggak gini caranya, Ra. Lo bisa di DO!"
"Nggak peduli! Gue udah nggak sudi sekolah di tempat yang udah hancurin harga diri gue ini! Sekolah sialan ini!"
"Ra, kalau sampai dia kenapa-kenapa gimana? Lo mau tanggung jawab?"
"Gue udah bilang kan?! Mati aja dia sekalian! Dia udah bikin harga diri gue rendah! Awas!" Tiara mendorong tubuh Nindi.
Tidak memedulikan Tiara. Nindi memilih untuk membantu Vega.
Tubuh Nindi bergetar saat darah terus mengalir di kepala Vega.
"Ve? Vega?! Sadar!" berulang kali Nindi menepuk pipi Vega. Namun tidak ada respon. Nindi panik bukan main, cewek ini masih hidup kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
DISHARMONI
Teen Fiction[Ps: Baca cerita ini sampai konflik, semakin menuju konflik semakin asik] "Nggak! Gue nggak mau!" bantah Vega. "Kalau gue yang mau sama lo gimana?" Aksa mendekat, semakin mengikis jarak. *** Vega Jolana pindah ke sekolah SMA Atmajaya, kepindahannya...