50. SATU PERSATU

2.5K 197 54
                                    

"Tersungkur agar bersyukur, terhajar agar terajar, dan tidak pernah mengelak meski dipukul telak."

***

Part ini lumayan panjang, jadi kalian harus hati-hati bacanya, karena part ini mengandung banyak kejanggalan dan konfliknya bakal jadi satu disini. 

Aksa memeluk Vega erat, seolah tak ingin kehilangan sosok itu.

"Tolong jangan tinggalin gue lagi," Aksa mencium kening Vega.

"Apa yang belum gue tahu dari lo, Ve?" Vega mendongak, menatap mata teduh Aksa. Vega menggeleng, tidak berbicara apa-apa. Dia tidak ingin membebankan siapapun, ini urusannya.

"Tadi anak Jargon sama Clevior hubungi lo, ponselnya gue bawa tapi enggak gue angkat." Vega berusaha mengalihkan topik.

Aksa menghembuskan napas, "Cerita sama gue," tidak menggubris topik yang dialihkan.

"Jangan anggap gue orang asing, Ve. Anggep gue orang terdekat lo. Gue ngerasa gagal jadi cowok lo kalau lo nggak mau cerita. Jadiin gue sebagai pacar dan sahabat, jadi jangan dipendam sendiri." ujar Aksa.

Vega tertegun sejenak, menarik napasnya dalam-dalam.

"Tapi gue nggak mau bebanin orang lain dengan cerita gue."

"Enggak sama sekali, lo bakal jauh lebih lega kalau lo cerita. Hubungan itu dua kepala dalam satu hati, kita udah saling komitmen jadi kalau ada salah satu yang mengganjal harus diceritain."

"Sendiri terlalu berat," lanjut Aksa.

Vega menghembuskan napasnya sekali lagi, matanya merah menahan air mata agar tidak terjatuh, sedikit demi sedikit dia mulai bercerita. Menceritakan dari tujuannya awal mengapa ia masuk SMA Atmajaya sampai ia harus kehilangan Rara. Sampai kecelakaan yang menimpa orang tuanya sehingga menyebabkan ia trauma, hingga kakaknya yang berubah 360 derajat sebelum kecelakaan maut itu. Kejadian itulah yang membuat Vega takut akan darah.

Namun sialnya, ia tidak bisa menahan air matanya lagi. Melihat Vega menangis, cowok itu langsung memeluk dan mengusap rambutnya. Aksa tidak tahu selain kakaknya yang tidak memanusiakan manusia, sering menyakiti, cewek itu menyimpan banyak luka dan trauma. Dan selama ini ia memendamnya sendiri tanpa menceritakan kelam kisah hidupnya.

"Gue nggak akan pernah ninggalin lo."

Tangis Vega seketika pecah, gadis itu semakin memeluk Aksa erat, yang masih dia miliki untuk saat ini adalah kekasihnya.

***

Radit dan Edo pun menghampiri markas Jargon, karena sebelumnya ia diamanahi untuk mencari Vega. Mereka berdua masih belum dihubungi oleh Aksa.

"Gimana? Udah ketemu mereka?" tanya Radit.

Dirga mengangguk, "Tadi Aksa hubungi gue, kalau dia sama Vega baik-baik saja."

Semua orang yang mendengar kabar itu bernapas lega.

Edo melirik Kania, namun cewek itu malah melirik ke arah lain. Apakah berjuang harus sesakit ini? Tidak hanya ingin mencintai, aku juga ingin dicintai.

Seperti ada yang memperhatikan, Kania menoleh ke arah Edo. Cowok itu tersenyum. Kania tidak membalas senyumnya, ia membuang muka. Edo tersenyum getir.

"Babyyy!" suara keras itu berasal dari Daniel, pacar Rosa yang baru saja datang dan membuat suasana yang awalnya tegang menjadi ceria.

"Ini anak satu, bikin heboh aja." tukas Edo dengan ekspresi jengah.

"Aduh mas, kamu kangen aku kan mas." jawab Daniel dengan nada menggoda sambil membelai wajah Edo.

DISHARMONITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang