14. DIHUKUM BARENG

16.8K 2K 131
                                    

Aku udah revisi part sebelumnya

Part ini nggak ada hubungannya sama part sebelumnya, seperti hubungan mu dengan dia ahaaaayyy😂

Baca ini jam berapa?

Emot ketiga yang sering digunakan?

Spam emot 🧡 disini

Happy Reading

***

Matahari sudah mau terbit, Aksa melajukan motornya dengan kecepatan tinggi agar ia tidak telat berangkat sekolah.

Motornya berhenti saat matanya melihat segerombolan preman memalak dagangan seorang nenek. Nenek itu tampak tidak mau memberi uangnya namun preman itu terus memaksanya.

Aksa melepas helmnya dan turun dari motornya. Tega-teganya mereka memalak seorang nenek-nenek.

"Woy! Jangan ganggu orang tua!" ujar Aksa. Preman itu berbalik menantang.

"Nggak usah ikut campur lo!" tentang preman itu.

"Kenapa? Karena lo pengangguran dan nggak bisa cari kerja terus lo malak orang gitu? Dia udah kerja capek-capek dan lo malah rebut uangnya? Nggak punya otak lo?" sindir Aksa.

Preman itu geram, mengepalkan tangannya, meninju Aksa. Tinjuan itu mengenai wajahnya membuat sudut bibirnya berdarah.

Aksa menatap mereka dengan tatapan yang siap menerkam. Aksa membalas tinjuannya mengenai wajah preman itu, lalu menendang keras perutnya hingga tersungkur ke tanah.

Karena tak terima diperlakukan seperti itu, yang lainnya mulai mengeroyok Aksa. Jelas tubuh mereka lebih besar dari tubuhnya. Tapi itu tak surut membuat Aksa gentar.

Salah satu dari mereka mengambil balok kayu dan melayangkan pukulan keras yang berakibat membuat Aksa meringis.

"Brengsek!" Aksa yang sudah mencapai puncak emosinya menghajar habis-habisan orang itu.

"Pergi!" ucap Aksa. Preman-preman yang sudah kualahan itu melipir pergi.

"Nenek nggak apa-apa?" tanya Aksa kepada nenek itu, nenek itu masih shock antara preman-preman yang tadi memalaknya juga Aksa yang menghajar brutal habis-habisan preman itu. Badan nenek itu bergetar takut.

"Makasih...ya...nak." ujar nenek itu ragu.

Aksa mengangguk, lalu Aksa pamit pergi.

Sampainya di sekolah, gerbang sekolah sudah di tutup. Aksa mengecek jam tangannya, telat 5 menit. Aksa sama sekali tidak menyesal telah membantu nenek tadi yang mengakibatkan dirinya harus terlambat ke sekolah.

Aksa memilih melompat gerbang, untung saja pak satpam tidak ada. Melihat ke sekeliling. Untungnya tidak ada guru yang tengah berkeliling.

Memegang perutnya yang terasa nyeri akibat pukulan keras dari preman itu. Bukannya langsung masuk kelas ia malah berjalan belok ke toilet.

"Shit!"

Memandang dirinya yang tampak berantakan di kaca besar di hadapannya. Segera membasuh wajahnya untuk menghilangkan darah yang berada di sudut bibirnya.

DISHARMONITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang