Halooo, saya kembali sobat
Masih menunggu cerita ini?Dimohon kesadarannya untuk vote dulu, komennya jangan lupa tembusin seperti di part sebelumnya
Sebelum baca silahkan spam apapun disini👉
***
"Aksa bangun, udah malem." kata Vega berbisik sepelan mungkin.
Aksa tak menghiraukan Vega. Cowok itu malah merengkuh di ceruk leher gadisnya.
"Itu kebo nggak bangun-bangun dari tadi?" tanya Rosa ikut berbisik.
Vega menggeleng, "Susah dibangunin."
"Pakein toa aja lah." sambar Berta.
"Udah malem juga Ve, emang lo nggak dicariin? Aksa juga?" tanya Kania.
Vega tersenyum getir, "Keluarga gue nggak mau nerima gue. Nggak ada yang peduli." ada rasa sesak dan air mata yang ia tahan. Dan ketiga sahabatnya melihat kepedihan dimatanya.
Ketiga sahabatnya itu saling tatap, Kania yang merasa tidak enak hati karena pertanyaan itu langsung meminta maaf dan mengusap bahu Vega.
"Sorry,"
"Ve, kalau emang lo nggak mau cerita tentang diri lo, kita nggak apa-apa, kita nggak maksa, gue perhatiin lo sering pergi keluar rumah ketimbang di rumah. Pulang sekolah pun atau habis ada kegiatan lo milih ke markas daripada pulang ke rumah." kata Rosa. Ia ingin sekali membantu Vega tentang masalahnya, berbagi keluh kesah layaknya seorang teman.
"Manfaatin kita buat jadi tempat lo pulang." tutur Kania.
Vega merasa tersentuh dengan ucapan mereka.
"Aksa ayo pulang," ajak Vega lembut.
"Ve, pusing." Aksa masih memejamkan matanya.
Dada gue juga sesek. Batin Aksa sambil menyentuh dadanya yang terasa sulit untuk napas.
"Kita ke rumah sakit ya," Vega berujar panik.
Aksa menggeleng, "Pulang, gue mau pulang." napasnya bergerak tak beraturan.
"Iya yaudah, gue antar lo pulang ya."
Vega menuntun Aksa berdiri.
"Ini beneran nggak mau dibawa ke rumah sakit? Biar tau kondisinya." tanya Kania.
"Nggak perlu, gue cuman butuh istirahat." jawab Aksa.
"Ada yang bawa mobil?" tanya Rosa.
"Nggak ada, kita bisa cariin taksi." jawab Berta.
"Nggak usah, pakai motor aja." ucap Vega.
"Bisa emang? Gue takutnya si Aksa jatuh ke jalan." Berta menyenggol lengan Rosa.
"Bisa tenang aja, gue punya teknik." Vega meyakinkan.
Sial, kenapa sisi lain dari Aksa harus terkuak ketika ia sedang sakit seperti ini. Malu sekali dengan para gadis.
Vega naik di atas motornya disusul Aksa.
"Pindah belakang, gue yang nyetir." ucap Vega.
"Gue bisa." jawab Aksa.
"Nggak, pokoknya gue yang nyetir. Lo pindah belakang, nggak ada bantahan." kata Vega sedikit tegas.
Aksa mencebik, lebih baik menurut.
"Duhhh gue takut Aksa jatuh, mukanya lemes banget gitu." kata Berta.
"Bentar-bentar." Rosa mengikat kedua tangan Aksa melingkar di pinggang Vega menggunakan bandana miliknya. "Nah, kalau kayak gini kan aman." Rosa mengacungkan jempol.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISHARMONI
Teen Fiction[Ps: Baca cerita ini sampai konflik, semakin menuju konflik semakin asik] "Nggak! Gue nggak mau!" bantah Vega. "Kalau gue yang mau sama lo gimana?" Aksa mendekat, semakin mengikis jarak. *** Vega Jolana pindah ke sekolah SMA Atmajaya, kepindahannya...