24. AJAKAN

15.8K 2K 51
                                    

Harusnya Berta masih berada di rumah sakit sekarang, tapi katanya cewek itu sudah membaik dan dia juga tidak kuat dengan bau obat-obatan.

"Udah dibilang kalau nggak mau diopname, mending istirahat di rumah, eh, lo malah mau sekolah." kata Rosa.

"Kalau gue nggak sekolah, ntar lo-lo pada kangen lagi." jawab Berta.

"Btw, murid-murid nggak tau kan soal penyerangan kemarin?" tanya Berta.

"Nggak ada yang tau, yang tau cuman anak Clevior sama Aksa kemarin." jawab Kania. Berta mengangguk.

"Kalaupun ada yang tau, kita pasti udah dipanggil ke BK kemarin." imbuh Vega.

"Excuse me, nona-nona cantik. Eh, enggak, deh. Ini yang paling cantik." Edo yang tiba-tiba muncul dan mengambil tempat di samping Kania, sambil menaik turunkan alisnya dengan senyuman yang paling lebar.

Kania mendengus, ia sedikit bergeser untuk mengambil jarak.

Melihat itu, Edo merasakan sesak di lubuk hatinya. Semakin terkejar, semakin menghindar.

"Besok lusa ada acara promnight, mau jadi gandengan gue?" tanya Edo pada intinya.

Kania berpikir sejenak.

"Gue sama yang lain." jawab Kania ketus.

Edo tersenyum kecut, "Nggak ada yang lain, Kania. Adanya gue."

Kania yang semula anteng memakan brownisnya, kini berhenti makan. Cowok ini, selalu mengganggunya. Harus ia tunjukkan ketidaksukaannya berapa kali?

"Do, harus berapa kali?" tanya Kania, Edo sudah tahu kemana arah pembicaraan cewek itu.

"Sampai lo mau." jawabnya lugas, Kania terdiam.

Rosa berdehem, atmosfer yang berada di sekitarnya serasa mencekam.

"Eh, bentar, ya, kita bertiga mau ke toilet dulu. Sok atuh dilanjut. Punten ya, ganggu." ujar Rosa cengar-cengir seraya menggeret tangan Berta dan Vega pergi dari sana.

"Kania, dapetin lo susah ya. Gue harus nunggu berapa lama lagi?"

"Nggak usah nunggu gue, cari yang lain."

"Oke, kalau itu mau lo. Tapi, kali ini aja, jadi pasangan gue di promnight, setelah itu gue nggak akan ganggu lo lagi. Untuk pertama dan terakhir kalinya." ucap Edo penuh harap, dadanya ikut sesak saat ia berkata demikian. Edo mengusap sudut bibir Kania yang masih menyisakan cokelat. Kania mematung.

"Gue tunggu jawabannya nanti malam." sebelum pergi Edo mengusap lembut kepala Kania sambil tersenyum tulus.

***

"YANG NAMANYA VEGA JOLANA HARAP ANGKAT TANGAN." suara lantang itu datang dari salah satu anggota inti Jargon, dibelakangnya ada anggota inti lainnya.

Vega yang semula berkutat dengan ponselnya beralih menatap mereka. Sedangkan Kania, Rosa, dan Berta saling berbisik, tumben anak Jargon mau nyamperin.

"Tumben, biasanya gengsi digedein." ledek Rosa. Tama, salah satu wakil ketua Jargon hanya cengar-cengir.

"Awas, ya, lo kalau kesini cuman buat rusuh." imbuh Berta

"Nggak kok neng. Nih, pak ketua mau bicara sesuatu hal yang amat sangat penting." Tama memberi kode untuk Dirga maju. Dirga yang bersandar di pintu pun berdehem, berjalan dengan gaya coolnya.

"Lo pasti udah tau gue kan?" tanya Dirga. Vega hanya mengangguk.

"Oke, nggak perlu basa-basi lagi. Gue mau lo jadi pasangan gue diacara promnight besok lusa." lugas Dirga.

DISHARMONITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang