Halooo 👋
Jangan lupa vote dulu sebelum baca
Beberapa anggota inti Jargon datang untuk menjenguk Vega. Dirga yang selaku ketua geng memberi salam hangat.
"Udah baik-baik aja Queen?" tanya Dirga pada Vega.
"Not bad."
Dirga bertanya, "Apa perlu gue kasih pelajaran si Tiara?"
Vega menggeleng, "Nggak perlu, toh gue masih hidup. Kalau gue mati baru kasih pelajaran tuh orang." mendengar kalimat itu Aksa mendengus sebal.
"Btw, Ve. Temen-temen lo udah pulang?" tanya Tama, diangguki jawaban oleh Vega. Tama berdecak.
"Halahhh! Lo kesini paling cuman pengen cari muka sama Berta kan? Tadinya aja ogah-ogahan diajak jenguk. Giliran gue ngomong ada Berta langsung sat set." kata Rangga.
"Makanya jangan suka jadiin cewek bahan taruhan. Nyesel kan lo?" tutur Dirga.
"Sialan!" kata-kata Dirga barusan tepat sasaran menembus ulu hatinya.
Vega hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Dia tidak menyangka bahwa Clevior dan Jargon akan menjadi keluarga baru untuknya. Kedua geng itu sudah sepakat untuk saling bantu sama lain. Jika keadaannya mendesak mereka akan turun tangan.
"Udah makan?" tanya Dirga. Aksa menatap Dirga sinis.
"Udah,"
"Jangan capek-capek lo, bentar lagi Rima kesini. Gue kasih tau dia shock mendadak." ucap Dirga diiringi kekehan.
"Ada-ada aja," Vega ikut terkekeh.
"Jangan sungkan-sungkan, Ve, sama kita. Kalau ada apa-apa silahkan minta bantuan kita." ujar Rangga. Diacungi jempol oleh Vega.
Sedangkan Aksa hanya diam memperhatikan interaksi mereka dengan hati yang sedikit dongkol, mungkin?
"Ke pacarnya dulu nggak sih?" Tama menyenggol lengan Rangga. Memberi isyarat ke cowok itu supaya sadar kalau Aksa sedang menatap mereka dengan tatapan maut.
"Oh iya ke pacarnya dulu atuh." Rangga cengengesan.
Cari aman aja.
"VEGA!" suara melengking itu datang dari Rima yang membawa banyak buah tangan. Sontak membuat seluruh orang yang berada di ruangan ini menutup telinga.
"Kok bisa kayak gini sih Ve? Kurang ajar banget tuh orang!" Rima jadi ikut kesal sendiri, "Gue kaget banget, waktu Dirga bilang kalau lo masuk rumah sakit. Gue bela-belain bolos kuliah."
"Nggak perlu sampe segitunya, kuliah lo lebih penting."
"Nggak! Nggak! Ini menyangkut Clevior, gue nggak bisa biarin itu. Greget anjir pengen gue bales tuh orang!"
"Santai, lagi pula dia udah di DO." jawab Dirga.
"Harus! Harusnya nggak dibolehin masuk sekolah manapun biar sadar diri!"
"Calm down." kata Vega lirih. Rima menghembuskan napas perlahan.
Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama, anggota inti Jargon dan Rima pamit.
"Ve, kita pamit pulang dulu." kata Dirga.
"Cepat sembuh Queen Clevior." entah mengapa tangan Dirga refleks mengelus puncak kepala Vega. Aksa tidak suka. Sangat tidak suka melihat itu. Ia menyingkirkan kasar tangan Dirga dari Vega dan mendorong bahu cowok itu.
"Aksa..." peringat Vega was-was.
"Cukup lo tau batasan aja!" ketus Aksa. Setelah Galang lalu Dirga?
KAMU SEDANG MEMBACA
DISHARMONI
Teen Fiction[Ps: Baca cerita ini sampai konflik, semakin menuju konflik semakin asik] "Nggak! Gue nggak mau!" bantah Vega. "Kalau gue yang mau sama lo gimana?" Aksa mendekat, semakin mengikis jarak. *** Vega Jolana pindah ke sekolah SMA Atmajaya, kepindahannya...