Ada yang nungguin cerita ini update?
Komen "like" kalau kalian suka cerita ini.
Ramein part ini yuk, biar makin semangat nulisnya sobat, biar makin cepat update juga
***
Vega duduk di bangku taman sambil memakan roti untuk sarapan pagi sebelum berangkat sekolah. Setelah selesai, Vega mengaitkan helmnya.
Dari arah kejauhan tampak motor sport melaju. Pengendara motor itu mengeluarkan pisaunya hendak menancapkan pisau ke perut Vega. Sayangnya dengan gesit Vega menghindar, namun pisau itu mengenai lutut Vega hingga roknya sobek. Darah sedikit demi sedikit mulai keluar.
Vega menendang motor itu hingga sang pengendara jatuh tersungkur.
Vega membuka paksa helm itu. Alangkah terkejutnya Vega mengetahui siapa orang itu.
"Bramasta sialan." Vega berdecih, Bramasta berdiri.
"Dimana Rara?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Ngapain lo tanya Rara? Sekarang dia udah nggak ada hubungan lagi sama lo. Jauhin dia."
"Dimana Rara?!" tanya Bramasta lagi.
"Nggak penting kasih tau lo. Gue udah bilang kan? Sekali lagi lo usik gue, nggak akan gue biarin hidup lo damai."
"Shit! Kenapa lo nggak mati aja sih tadi?!" Bramasta mencengkram kerah seragam Vega. Waktu itu Bramasta sudah menyuruh beberapa preman untuk menghabisi Vega. Namun cewek itu rupanya masih hidup. Tidak bisa mengandalkan orang lain, dia harus turun tangan sendiri. Rupanya lagi-lagi gagal. Cewek itu selalu bisa menghindar.
"Gue nggak akan mati duluan, sebelum masukin lo ke penjara." Vega sangat ingin memasukan Bramasta ke dalam jeruji besi, namun ia masih belum cukup bukti.
"Gue sama Rara cuman ada hubungan pelacur sama tuannya." Vega masih menahan diri untuk tidak memukul wajah Bramasta.
"Selama tiga hari waktu Rara bilang ikut camping, itu semua ulah lo kan?! Lo apain Rara?! Hah!" Bramasta mengerutkan keningnya. Tangan Vega mencengkeram kerah baju lelaki itu. Mereka saling tatap dengan tatapan amarah. Vega teringat saat Rara mengirimkannya pesan dua tahun lalu waktu ia berada di tempat camping dengan kode yang menunjukkan SOS yang artinya waktu itu Rara membutuhkan pertolongan. Ini semakin membuatnya bingung.
"Maksud lo? Gue nggak tau apa yang lo maksud." Bramasta dengan tatapan kebingungan.
"Nggak usah bohong lo!"
"Mau lo bunuh gue sekalipun, gue nggak akan jawab pertanyaan lo, karena gue emang nggak tau apa-apa tentang itu. Udah gue bilang kan, Rara itu pelacur gue!"
"Berhenti sebut dia pelacur!" Vega memukul wajah Bramasta keras. Hingga dahinya menimbulkan kebiruan.
"Trus gue tanya! Dimana Rara?! Dia yang bisa jelasin semuanya!"
"Gue nggak akan pernah ngebiarin cowok brengsek kayak lo ketemu Rara!"
"Kasih tau gue atau gue bunuh lo sekarang juga!" ancam Bramasta menodongkan pisaunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISHARMONI
Teen Fiction[Ps: Baca cerita ini sampai konflik, semakin menuju konflik semakin asik] "Nggak! Gue nggak mau!" bantah Vega. "Kalau gue yang mau sama lo gimana?" Aksa mendekat, semakin mengikis jarak. *** Vega Jolana pindah ke sekolah SMA Atmajaya, kepindahannya...