28. PROMNIGHT

17.1K 1.9K 250
                                    

Sejak tadi Aksa dan Galang saling diam. Tidak banyak bicara, biasanya Galang selalu mengoceh apapun, sedangkan Aksa selalu menimpali dengan memelintir leher cowok itu jika membuatnya kesal. Tatapan Galang terlihat kosong, sementara tatapan Aksa menajam.

Rani yang sedari tadi melihat tingkah laku mereka yang tidak biasa, jadi gregetan sendiri.

"Ini anak Bunda pada kenapa, sih? Kok pada diem-dieman gini. Galang?" Rani bertanya kepada Galang, namun Galang malah mengedikkan bahunya.

"Tanya, tuh, sama Abang."

"Aksa?" tanya Rani beralih menatap Aksa.

"Tanya sama Galang."

"Aduh, udah, dong! Ini pada marahan karena apa? Kalau kalian nggak ada yang mau cerita, gimana Bunda bisa tahu masalah kalian." tutur Rani.

Aksa menghela napas, "Dia yang mulai duluan." Aksa menunjuk Galang.

Galang memutar bola matanya, malas.

"Kenapa? Galang kenapa?" tanya Rani sudah hampir dongkol melihat kedua anaknya.

"Dia post foto ceweknya Aksa." jawab Aksa pada akhirnya.

Rani terkejut bukan main, apa yang Aksa bilang tadi? Ceweknya Aksa? Pacar gitu maksudnya?

"Emang pacar kamu siapa? Kamu punya pacar? Kok bisa?" tanya Rani masih shock, Aksa yang dingin dan cuek luluh terhadap perempuan?

"Bisa lah, Bun. Aksa bukan homo." ucap Aksa.

"Bunda kira, kamu nggak demen perempuan loh." goda Rani. Galang menahan tawanya dengan menutup mulutnya.

Aksa menyenggol perut Galang.

"Nggak usah ketawa lo." kata Aksa ketus.

"Dih, siapa juga yang ketawain lo, geer banget lo....homo!" setelah mengatakan itu Galang tertawa sambil berlari menuju kamarnya dan menutup rapat pintu kamar. Rasanya Aksa ingin memelintir leher Galang.

"Bunda lihat kan? Siapa duluan yang mulai?" Aksa berkata jengah.

"Udah-udah. Bunda mau tau dong, cewek mana yang buat Aksa luluh?" tanya Rani penasaran setengah mati.

"Queen Clevior."

Rani mengerutkan keningnya, bingung.

"Queen? Clevior? Siapa? Bunda masih belum paham, siapa? Ihhh."

"Cewek yang Bunda suruh buat Aksa jaga."

"Seriusan? Vega?!!!" kata Rani tambah shock.

"Alhamdulillah, anak Bunda nggak homo." Rani mengelus dada.

"Bunda...."

***

Aksa membuka pintu kamar Galang dengan keras. Galang yang semula bermain game di komputer menatap terkejut ke arah Kakaknya. Galang mendesis, harusnya ia mengunci pintu tadi.

"Apa? Mau apa lo? Mau berantem? Sini! Maju! Nggak takut gue sama lo!" ujar Galang dengan mengepalkan kedua tangannya di depan Aksa sambil mundur perlahan.

"Minta maaf sama Vega." tukas Aksa.

Galang menghela napas, "Iya, santai aja kali. Tuh, matanya nggak usah dipelototin ke gue." kata Galang, mengambil bantal untuk menutupi wajahnya.

"Ayok, sini! Gue udah siap war!" Galang meninju-ninju udara. Menepuk dadanya, bahwa ia sudah siap kalau-kalau Aksa menyerangnya.

Anak tolol ejek Aksa dalam hati.

DISHARMONITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang