"Cieee, yang kemarin ngucapin good night, padahal di ig ngatain D kurang. Ekhem!" lihatlah sekarang pagi-pagi begini Edo dan Radit sudah membuat Aksa jengkel setengah mati.
"Bentar lagi ada kabar tuh, ketua OSIS dengan Queen Clevior resmi jadian. Aaa cieee." goda Radit.
"Bacot." jangan ditanya bagaimana muka Aksa sekarang. Ingin rasanya ia memotong leher kedua temannya.
"Eh, itu Vega tuh. Baru diomongin dateng. Jodoh emang nggak kemana. Jodohku ternyata satu kelas." kata Radit terkekeh sambil menunjuk Vega yang berjalan di koridor.
Vega dan ketiga temannya berjalan melewati Aksa dan kawannya. Aksa sama sekali tidak menatap Vega barang melirik pun, itu semua karena kejadian semalam. Harga dirinya merosot. Aksa jadi geli sendiri dengan pesan yang diketik Radit. Berani-beraninya Radit mengirimkannya kepada Vega. Padahal Aksa susah payah membuat dirinya tidak terpengaruh oleh Vega.
Vega pun tak sudi menatap Aksa. Ia memutar bola matanya malas. Pesan itu sangat menggelikan. Ia bergidik ngeri sendiri.
"KANIA INGAT YA KALAU ADA COWOK YANG DEKETIN KAMU. BILANG AJA KAMU PUNYAKU." teriak Edo saat mereka sudah menjauh.
"KITA NGGAK PACARAN TAPI KAMU PUNYAKU. Slebew!" teriak Edo sekali lagi.
"Pede banget lo! Belum tentu Kania mau." balas Radit.
"Ya harus dong, buktinya kemarin dia reply ig gue. Itu tandanya dia udah buka hati." ujar Edo seraya menyugar rambutnya ke belakang, bangga.
"Kemarin balasannya apa? Nyuruh lo diem kan? Itu tandanya nyuruh lo berhenti gangguin dia. Bego banget lo soal cewek. Kayak gue dong udah khatam masalah cewek."
"Halah, buaya buntung lo! Suka mainin cewek aja bangga!"
"Itu, kan dulu. Sekarang udah tobat. Sebagai wakil ketua OSIS gue harus contoh yang baik-baik dong. Itu sebabnya gue putusin 30 pacar gue."
Sementara Edo dan Radit berdebat, Aksa malah kepikiran soal waktu itu. Apa Vega kasih tahu ke teman-temannya soal Aksa yang pernah operasi otak? Jangan sampai itu terjadi. Aksa sudah menutup-nutupi itu dari semua orang. Bahkan Edo dan Radit pun tidak tahu akan hal itu.
Selang beberapa menit, bel masuk pun berbunyi. Aksa, Radit dan Edo berpisah masuk ke kelasnya masing-masing.
Memasuki kelas. Mata Aksa dan Vega saling bertemu untuk sekian detik. Dan mereka berdua saling memalingkan wajah.
Tidak, Vega tidak akan memberitahukan tentang Aksa yang mengirim chat menggelikan itu kepada teman-temannya. Bisa-bisa dia diejek habis-habisan.
"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Sarmi.
"Pagi, Bu." balas anak-anak.
"Oke, kali ini ibu mau bagi-bagi kelompok. Satu kelompok terdiri dari dua orang. Tidak ada yang memilih sendiri, saya akan pilihkan. Silahkan lihat halaman 106, disana ada tugas kelompok untuk mengidentifikasi sebuah cerpen lalu presentasikan di depan. Biar tidak ada yang sama cerpennya, silahkan kalian mencari cerpennya di internet." Bu Sarmi mengambil sebuah kertas yang disana sudah ada nama-nama kelompoknya.
"Sekertaris tolong tulis kelompoknya di papan tulis." Syifa, sekertaris 1 itu maju. Bu Sarmi menyodorkan kertas tersebut. Syifa menuliskan nama-nama kelompok satu persatu di papan tulis.
"Anjir! Gue sama Rangga. Mana tuh cowok kerjaannya molor mulu lagi." Rosa berkata kesal.
"Untung gue sama Syifa. Udah rajin, baik hati." kata Berta tersenyum mengejek ke Rosa. Syifa adalah murid pandai di sekolah setelah Aksa. Ia juga beberapa kali mengikuti olimpiade.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISHARMONI
Teen Fiction[Ps: Baca cerita ini sampai konflik, semakin menuju konflik semakin asik] "Nggak! Gue nggak mau!" bantah Vega. "Kalau gue yang mau sama lo gimana?" Aksa mendekat, semakin mengikis jarak. *** Vega Jolana pindah ke sekolah SMA Atmajaya, kepindahannya...