Play song: Unconditionally—Katy Perry
🔸💠🔸
Haiiiii, i'm comeback
Termasuk cepet updatenya gk sih sobat ☺️🔪🔫
Digosting doi aja kuat, masa digosting author nggak kuat
Tekan bintang, udah?
Udah rekomendasikan cerita ini ke bestie atau sosial media belum?
***
"Yang ini mau gue cium? Biar sembuh?" tanya Aksa menunjuk sudut bibir Vega yang terluka.
Vega membulatkan matanya dengan pertanyaan Aksa.
"Sa!"
"Iya sayang?"
"Aksa! Pagi-pagi jangan buat gue makin kesel ya." Vega mendengus. perkataan Aksa barusan membuat bulu kuduk Vega merinding.
"Minggir, gue mau ke kelas." Vega berdiri.
"Dalam keadaan kayak gini?" tanya Aksa meneduhkan tatapannya.
"Kenapa? Yang penting gue masih sehat dan bisa jalan."
Aksa menyingkirkan anak rambut Vega yang bertebaran ke belakang.
"Gue benci, gue benci sama orang yang udah buat lo kayak gini."
"Sama." gumam Vega.
Aksa mengambil beberapa cemilan rendah kalori di dalam laci yang biasanya disediakan anak-anak OSIS untuk teman ngemil mereka saat mereka mengadakan acara, lantas memberikan beberapa snacks pada Vega. Aksa menyuruh cewek itu agar duduk.
"Nunggu bel, gue nggak ngebolehin lo masuk kelas dalam kondisi kayak gitu. Kalau perlu kita ke rumah sakit."
"Ck, ngapain? Gue udah biasa kayak gini."
"Justru itu," Aksa menjeda ucapannya, "Bikin gue khawatir."
Oke, Vega juga ingin beristirahat sejenak. Ia meletakkan tasnya di atas meja, membuka cemilan dan memakannya.
Sedangkan Aksa, mengetik entah apa di laptopnya. Beberapa saat, Aksa menyandarkan kepalanya pada bahu Vega dengan matanya terus menatap layar laptop.
"Sa, berat." Vega menggeser tiba-tiba posisinya, alhasil kepala Aksa membentur di sandaran kursi hingga terdengar suara dug.
"Ve, sakit!" keluh Aksa.
"Eh, ya ampun, ya ampun." refleks Vega mengusap kening Aksa yang memerah.
"Udah? Masih sakit?"
"Enggak, kan obatnya disini." Aksa mencolek hidung Vega.
***
Sesuai perkataan Aksa tadi, bel masuk berbunyi. Mereka berdua bersamaan masuk kelas.
"Itu muka lo kenapa?" Berta yang semula duduk di bangku Vega pindah ke belakang. Vega hanya menggeleng.
"Astaga, Ve, ya ampun kok bisa kayak gini?" Rosa panik sendiri saat tahu lutut Vega terluka, juga roknya yang sobek.
"Nggak pa-pa, udah biasa. Cuman luka kecil." mendengar penuturan Vega, Aksa mengerutkan keningnya sambil mengangkat salah satu alisnya.
Luka kecil dia bilang? Apa dia tidak tau seberapa khawatirnya gue?
KAMU SEDANG MEMBACA
DISHARMONI
Teen Fiction[Ps: Baca cerita ini sampai konflik, semakin menuju konflik semakin asik] "Nggak! Gue nggak mau!" bantah Vega. "Kalau gue yang mau sama lo gimana?" Aksa mendekat, semakin mengikis jarak. *** Vega Jolana pindah ke sekolah SMA Atmajaya, kepindahannya...