52. KETUA OSIS BARU

1.6K 122 4
                                    

 Suara dari radio sekolah yang meminta seluruh murid berkumpul dilapangan. 

"Buset, panas-panas gini suruh kumpul di lapangan." keluh Edo.

"Lain kali kalau mau pelantikan ketos, nyewa gedung kek lo." ucap Edo kepada Radit.

"Gue juga nggak tahu kalau endingnya bakalan ada pelantikan kek gini." jawab radit mengedikkan bahu.

"Kira-kira gue bisa nggak, ya, gantiin lo." Radit bertanya pada Aksa.

"Kalau gue rekomendasiin lo ke kepsek, berarti lo emang yang gue percaya." jawab Aksa.

"Thank you, bro. Lo udah percaya sama gue." Radit menepuk bahu Aksa.

"Kalau udah jadi ketos, lo harus ikutin jejak Aksa. Jangan jadi buaya darat lagi lo." ejek Edo.

"Tenang, sekolah aman ada di tangan gue, gue bakal jaga amanah, gue buktiin, gue becus jadi ketos yang nggak bakal lagi ada kerusuhan ataupun tawuran lagi kayak kemarin." 

Sinar matahari yang seolah berada di atas kepala membuat banyak murid mengeluh, akibat panasnya cuaca hari ini.

"Cabut nggak nih? Gue udah gerah nggak karuan, mana panas banget lagi." ujar Rosa yang mengibaskan rambutnya yang lepek akibat keringat.

"Buset rambut pa sapu ijuk, lepek amat neng." ejek Bela.

"Aelah...cabut aja yuk, kita beli seblak, habis itu capcus ke markas." tukas Rosa.

"Noh, lihat Vega sama Kania diem terus, pasti mereka kepanasan juga."

"Lagi sariawan kali."

Mereka berempat memilih tempat paling belakang, agar segala tingkah mereka tidak ketahuan.

 Suara cewek yang berada dua baris di depan Vega berucap demikian, "Kak Aksa kasihan ya, padahal jabatannya udah mau hampir habis, tapi dia malah ngundurin diri jadi ketos." tanpa mereka sadari, Vega dn ketiga temannya mendengar itu.

"Iya yah, ganteng-ganteng, dapet cewek gila, yang malah berujung apes." tambah teman ceweknya dengan rambut kepang duanya.

"Husttt, kalian nggak boleh bilang gitu. Kasihan kalau Kak Vega denger." suara itu muncul dari Sherly yang mendengarkan pembicaraan kedua gadis itu. Mereka hanya tersenyum malu, ternyata pembicaraan mereka di dengar oleh telinga di sampingnya.

"Aksa ganteng banget ya, Sher." puji Hana, teman Sherly. Cewek itu hanya tersenyum, sambil memandang wajah tampan Aksa dari kejauhan. 

"Meskipun dari jauh gini tetap tampan, kan, Sher." goda Hana.

"Apa sih, Han."

"Lo suka kan sama Aksa? Ngaku aja."

"Siapa sih yang nggak kagum sama Kak Aksa, tapi sayang dia udah punya pacar. Kak Vega cantik banget lagi."

"Ya siapa tahu Aksa pacaran sama Vega karena dia kasihan lihat Vega, dia kan anak broken home, haus kasih sayang."

"Masak iya karena kasihan,"

Hana mengangkat kedua bahunya, "Ya nggak tahu juga, sih."

"Dari dulu aku juga nggak pernah dapetin cowok yang aku suka, Han."

"Nah, makanya perjuangin dong."

"Gitu ya? Jadi aku harus perjuangin cowok yang aku suka, apapun caranya."

Percakapan yang membuat darah Vega naik, ingin rasanya ia memberi pelajaran kepada cewek-cewek itu.

"Sherly dibantuin bukannya terima kasih, malah nggak tau diri anjir." Rosa yang sedari tadi tangannya sudah gatal ingin menampar cewek-cewek itu mulai naik pitam.

DISHARMONITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang