42. GADIS ITU

5.6K 638 99
                                    

Kemarin banyak gagalnya ya, padahal disini saya punya pembaca yang setia.

Kalian apa kabar sobat?

Rate untuk hari ini?

***

Pagi ini, Vega sarapan dengan keluarga Aksa, kecuali ayah Aksa. Kata Rani, ayahnya selalu berpindah tempat kerja di luar kota jadi jarang ada waktu di rumah.

"Makan yang banyak, Ve. Setelah itu berangkat sekolah bareng Aksa ya." ucap Rani.

"Makasih Tante." jawab Vega dengan tersenyum.

"Makan yang banyak sayang, biar sehat." Galang menaik turunkan alisnya menggoda. Aksa melempar tatapan mata elangnya.

"Gue musnahin lo lama-lama. Vega cewek gue." kata Aksa sarkas.

"Bang, berbagi itu indah dan berkah, bagi dikitlah bang si ituh." Galang bukannya berhenti memancing, ia malah menunjuk Vega membuat Aksa mengepalkan tangannya.

"Udah-udah, ini masih pagi, kalian udah ribut aja. Maafin kelakuan mereka ya Vega, otak mereka memang agak sedikit miring." ujar Rani kepada Vega.

"BUNDA." gerutu Galang dan Aksa. Vega tersenyum melihat tingkah mereka.

"Ya makanya jangan rebutan Vega terus, udah Galang, Vega udah jadi pacar abang kamu, ya kamu cari cewek lain dong, cewek kamu kan banyak." Rani tersenyum terpaksa.

Mendengar itu Aksa hanya tersenyum penuh kemenangan. Ia merangkul Vega seolah menunjukkan bahwa Vega hanya punyanya Aksa.

"Halah....blegedess......" cibir Galang, Rani menyikut lengan Galang.

***

Aksa melepas helm Vega saat mereka sampai di parkiran sekolah.

Saat mereka berjalan di koridor sekolah, seorang guru memanggil nama Vega, Aksa pun ikut menoleh.

"Nah ini yang namanya Vega." kata guru tersebut kepada seorang cowok yang berada disampingnya.

"Ada apa ya pak?" tanya Vega.

"Gini Ve, kita membutuhkan cewek buat ikut lomba bela diri, ya...saya dengar-dengar kamu ketua Clevior dan kata anak-anak Clevior bela diri kamu bagus. Kamu tau sendiri, sekolah ini nggak pernah menang masalah lomba bela diri yang cewek. Anak-anak Clevior juga selalu nolak untuk ikut lomba seperti itu, padahal kemampuan mereka bagus. Saya tawarkan ini sama kamu bisa ikut lomba? Bukannya lebih bagus kalau kamu sebagai ketua Clevior juga berprestasi? Itu juga akan tambah point positif bagi kamu dan pandangan orang lain." ungkapnya. Pak Hardi namanya, guru sekaligus pelatih bela diri di sekolah ini.

Vega menoleh ke Aksa bermaksud mendapat respon darinya. Aksa tau kelemahan sekolah ini memang ada pada ekstrakurikuler bela diri. Itu juga kesempatan yang bagus untuk Vega dan sekolah ini. Aksa mengangguk dan tersenyum.

"Baik Pak, saya mau." Vega mengangguk mantap.

Pak Hardi tersenyum mendengar responnya, "Kamu bisa berlatih dengan Tio, kakak kelas kamu. Semoga kalian bisa menjadi partner yang berkompeten ya." ucap Pak Hardi bersemangat.

Senyum Aksa seketika memudar, pagi ini terasa panas sekali.

"Kalian bisa latihan sekarang." kata Pak Hardi.

Vega sedikit terhentak, "Sekarang pak?"

"Ya bagaimana, perlombaan dimulai lima Minggu lagi, takutnya nggak keburu, supaya kamu juga lebih bisa maksimal."

Aksa dan Vega menghela napas, kenapa harus sekarang?

"Ayo Vega, Tio, ke ruang latihan."

"Cuman berdua pak?" tanya Aksa gamblang.

DISHARMONITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang