17

49 3 4
                                    

[TUJUH BELAS]


Raga membaringkan tubuh Ana diranjang UKS. wajah Ana terlihat lebih pucat dari sebelumnya, membuat Raga semakin khawatir. "Lo tunggu disini, gue ambilin handuk dulu" Ana mengangguk lalu memutar badannya menghadap samping.

Raga mengambil handuk yang tergantung, lalu berjalan kembali kepada Ana. "Duduk dulu" Perintah Raga, lalu naik diatas ranjang dan duduk dihadapan Ana.

Raga mengeringkan rambut Ana menggunakan handuk dengan teliti. Ana hanya diam memerhatikan wajah tampan Raga, dan membiarkan Raga dengan aktivitasnya.

"Udah deh!" Ucap Raga setelah selesai dengan aktivitasnya. "Sekarang giliran lo" Ana mengambil handuk itu lalu mengeringkan rambut Raga, seperti yang dilakukan Raga.

"Nih udah" Ana menyimpan handuk itu dimeja dekat ranjang, lalu merapihkan rambutnya.

"Pulang aja yah?" Tanya Raga. Setelah mendapat anggukan dari Ana, ia turun dari ranjang, "Tunggu sini dulu, gue ambil hoodie gue dulu di kelas. Ntar gue suruh Reno izinin lo sama guru" Ana hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu Raga keluar dari sana.

Tak lama kemudian Raga sudah datang dengan hoodie hitam di tangannya. "Nih pake" Ana mengembil hoodie itu lalu memakainya.

Mereka keluar dari UKS menuju parkiran dengan tangan yang bertautan. Setelah sampai, mereka langsung masuk kedalam mobil, lalu Raga melajukan mobilnya mengantar Ana pulang.

"Kayaknya gue bakalan demam deh, badan gue nggak enak banget" Ucap Ana sambil menyandarkan kepalanya dikursi mobil.

Raga menoleh lalu memasang punggung tangannya di dahi Ana. "Hm, kayaknya iya. Lo sih, dibilangin nggak mau denger. Lo tidur aja dulu, ntar kalau sampe gue bangunin" Ana mengangguk lalu memejamkan matanya, tidur.

Raga mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga mereka sampai. Raga mengklakson satpam dirumah Ana, meminta dibukakan gerbang. Setelah terbuka, Raga masuk dan memarkirkan mobilnya dihalaman rumah Ana.

Raga keluar, lalu memutari mobil menuju pintu tempat Ana duduk. "Bangunin nggak yah?" Raga menggeleng, "Jangan deh, kasian" Gumam Raga, lalu mengangkat tubuh Ana yang sedang tertidur. Menutup pintu mobil dengan kakinya lalu berjalan menuju pintu rumah Ana.

"Assalamualaikum" Raga mengucap salam dengan suara pelan, takut membangunkan Ana. Setelah itu ia langsung saja masuk, walaupun belum dipersilahkan. Yang penting maksudnya baik.

Setelah sampai diruang tengah, Raga melihat Arlan yang sedang bermain game di ponselnya. "Bang!" Panggil Raga.

Arlan menoleh dan terkejut, "Anjir! Lu apain adek gue?!" Arlan menyimpan ponselnya lalu berjalan kearah Raga.

Raga menatap tajam Arlan, "Nggak usah berisik! Ini Ana lagi tidur, goblok!" Ucap Raga dengan suara kecil.

Arlan refleks memukul pelan bibirnya. "Sorry-sorry" Ucap Arlan lalu terkekeh.

Raga tidak menjawab, ia lanjut berjalan menaiki tangga menuju kamar Ana. "Ga sopan lo ama gue!" Ucap Arlan kesal, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

Raga membaringkan tubuh Ana dengan hati-hati, lalu menyelimutinya, setelah itu ia keluar. Ia berjalan menuju dapur, mencari Bunda Ana.

Setelah sampai, ternyata Bunda Ana sedang memasak. "Assalamualaikum Tante" Raga mengulurkan tangannya bermaksud salim.

Sania mematikan kompornya lalu menoleh dan membalas tautan tangan Raga. "Eh? Waalaikumsalam. Kamu nggak sekolah?"

Raga menggeleng, "Nggak Tante. Tadi Raga nganterin Ana pulang, soalnya abis ujan-ujanan" Jawab Raga lalu terkekeh.

Sania menggelengkan kepalanya, lalu terkekeh "Kalian kayak anak kecil aja main ujan-ujanan"

"Oh iya Tante, Raga mau ambil kompresan, soalnya badan Ana agak panas"

"Loh? Ana nggak papa kan?" Raut cemas terlihat jelas diwajah Sania. Raga menggeleng, "Nggak usah khawatir Tante, nggak lama lagi juga baikan" Jawab Raga meyakinkan Sania.

"Nggak usah ngambil kompresan, Ana nggak suka dikompres" Ucap Sania.

Kening Raga berkerut, "Kok gitu?" Tanyanya bingung. Sania menggidikkan bahunya, "Nggak tau, tapi katanya nggak nyaman aja"

Raga mengangguk, "Oh, yaudah. Raga keatas dulu Tante, mau nyuruh Ana ganti baju, bajunya basah" Sania mengangguk lalu melanjutkan memasaknya.

Raga kembali ke kamar Ana. "Na, bangun dulu, ganti baju" Raga menepuk pipi Ana pelan.

Ana menggeliat, perlahan ia membuka matanya, "Hm?"

"Bangun dulu. Ganti baju, baju lo basah" Ana hanya mengangguk lalu berjalan menuju lemari mengambil pakaiannya, lalu ke kamar mandi.

Raga mengedarkan pandangannya melihat-lihat isi kamar Ana, dan berhenti pada meja rias. Raga berjalan menuju meja rias, "Suka ngeskincare juga ternyata" Gumam Raga lalu terkekeh.

Raga mengambil sebuah bedak bayi lalu mencium bauya, "Mmm, baunya enak" Gumam Raga.

Raga melihat-lihat semua yang ada di meja rias Ana, hingga ia tidak sadar, sedari tadi Ana memerhatikannya. Ana sudah mengenakan pakaian rumahnya, kaos putih oversize dengan celana selutut.

Ana mengendap-endap dibelakang Raga, bermaksud hendak mengejutkan Raga. "Ana-" Raga berbalik hendak memanggil Ana.

Grap!

Ana hendak melompati punggung Raga dengan senyuman jahil dibibirnya, tapi Raga sudah lebih dulu berbalik, dan tubuh Ana berakhir dipelukan Raga.

"Lah? Kok?" Raga bingung sendiri. Ana buru-buru mundur dari pelukan Raga, ia gelagapan. "Hah? Ng-nggak kok!"

Senyuman serta tatapan jahil terpampang jelas diwajah Raga. "Lo tadi mau meluk gue dari belakang yah?! Ngaku lo! Ngakuu!" Pekik Raga menunjuk-nunjuk wajah Ana, seolah sedang menuduh.

Ana menggeleng kuat, "Mana ada! Ogah banget gue meluk lo!" Ana melipat tangannya didada lalu mengalihkan pandangannya dari Raga. Wajah kesalnya terpampang jelas.

Raga terkekeh, "Bercanda kalii, gue tau tadi niat lo mau ngagetin gue kan?"

Ana terkekeh sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal, "Tuh tau" Jawab Ana.

Raga mendekat lalu menempelkan punggung tangannya didahi Ana, "Hm, masih agak panas" Raga melepas tangannya lalu menatap Ana. "Lo tiduran aja dulu, oke?" Ana mengangguk lalu berbaring dikasurnya.

Raga duduk disamping Ana lalu mengusap kepala Ana. "Istirahat yah? Gue pulang dulu" Ucap Raga dengan senyuman diwajahnya.

Ana tersenyum lalu mengangguk, "Iya, hati-hati yah. Oh iya, makasih mas pacar" Raga terkekeh lalu mengangguk.

Setelah memastikan Raga keluar, Ana memejamkan matanya untuk tidur.

Bersambung-

Follow!!
Vote & Komen!!
See You~










-Thank You💜

RAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang