27

37 3 0
                                    

Terkadang masa lalu lebih indah dari yang sekarang_

Seorang cowok berbaring dilantai balkon tanpa alas apapun. Cowok itu hanya mengenakan celana training panjang hingga memperlihatkan perut kotak-kotaknya. Nafasnya tersenggal. Seolah habis berlari.

Pecahan botol serta tisu bekas darah berserakan dipojok balkon. Cowok itu melirik tisu bekas darahnya lalu terkekeh.

"Lo bakalan selalu nemenin hari-hari gue mulai sekarang." Gumamnya parau lalu memejamkan matanya menikmati dinginnya udara malam yang terasa menembus kukit putihnya.

----

Seluruh siswa siswi SMA Nusantara berhamburan beranjak dari tengah lapangan. Ada yang langsung ke kelas, kantin maupun toilet.

Raga dan kedua sahabatnya berjalan menuju kantin lalu duduk dimeja paling pojok belakang.

Raga membuka dua kancing baju bagian atasnya lalu mengipas dadanya menggunakan buku tulis yang sengaja ia bawa. Cewek-cewek yang melihat itu menatap kagum Raga yang terlihat makin tampan karena penampilannya yang seperti bad boy.

Reno mengedarkan pandangannya lalu berdecak kagum. "Bener-bener lo, Ga. Pake pelet apa lo sampe tuh cewek-cewek pada liatin lo gitu amat" Ucap Reno sambil menggelengkan kepala.

Raga terkekeh menanggapinya. "Ngga ada pelet-pelet. Orang ganteng ya gitu" Jawabnya sambil mengedipkan matanya pada salah satu siswi. Siswi lain yang melihat itu berteriak histeris dan membuat pandangan pengunjung kantin tertuju pada Raga. Tak terkecuali cewek cantik yang sedang duduk sendirian, Ana. Ana hanya menoleh sekilas lalu kembali pada makanannya.

"Hai!"

Ana menoleh setelah merasakan ada orang yang duduk disampingnya. Ia mengangkat satu alisnya seolah bertanya 'Apa?' Ia hanya tau nama cowok disebelahnya ini, dia Jaka. Ia tau karena sering mendengar pembicaraan orang-orang disekolahnya dan Jaka juga lumayan populer karena merupakan bad boy di SMA Nusantara.

"Mantannya Raga. Bener?" Tanya Jaka. Ana mengangkat satu alisnya bingung. Cowok ini datang hanya untuk bertanya soal itu?

Ana menggeser duduknya agar sedikit memeberi jarak lebih. "Iya. Kenapa, yah?" Tanya Ana, menyuap nasi gorengnya lalu kembali menatap cowok disampingnya.

Jaka mengangguk lalu menoleh ke kursi didepannya. "Bener woy!" Ujarnya pada dua orang yang sedang duduk didepannya. Daren dan Zean.

Ana mendongak dan sedikit kaget. Ternyata ada orang juga didepannya lengkap dengan makanan masing-masing. Ia semakin bingung dengan ketiga orang ini. Ana mengedarkan pandangannya. Dan ternyata sebagian besar pengunjung kantin sedang melihat interaksi mereka. Termasuk Raga dan kawan-kawan.

Ana kembali pada ketiga cowok didepannya. Ia bergumam sesaat lalu bertanya, "Ada apa, yah?" Tanyanya sekali lagi.

Ketiga orang itu saling pandang. Terlihat bingung mencari jawaban yang tepat. "Emm, nggak papa kok. Iya kan, guys?" Jawab Jaka sambil melirik temannya dan diangguki keduanya.

Untuk sesaat tidak ada yang membuka suara. Mereka sibuk dengan makanan masing-masing. Hingga makanan mereka habis dan Zean membuka suara.

"Kenalan boleh?" Tanya Zean. Sontak Jaka dan Daren melotot kaget lengkap dengan tangan mereka yang menutup mulut.

"DAEBAK!" Pekik Daren dan Jaka secara bersamaan ditengah mangapnya. Pekikan mereka semakin membuat mereka menjadi pusat perhatian. Terlebih kelakuan Zean yang terbilang tak diduga.

RAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang