47

34 2 0
                                    

Sorry lama..

[EMPAT PULUH TUJUH]

Jam menunjukkan pukul setengah lima pagi. Raga terbangun dari tidurnya kemudian berjalan menuju kamar mandi. Saat ini mereka sudah tinggal dirumah baru mereka.

Setelah mandi, Raga berjalan mendekati Ana yang masih tertidur pulas. Raga tersenyum kecil kemudian menarik selimut menutupi tubuh Ana agar tak kedinginan. Ia mengecup singkat dahi Ana lalu kembali ke kamar mandi untuk berwudhu.

Setelah selesai sholat subuh, Raga mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Padahal tadi ia mau mengajak Ana sholat bersama, tapi ia tidak tega membangunkan Ana yang sedang tertidur pulas. Raga naik keatas ranjang dimana Ana masih tertidur pulas.

"Bangun Na, sekolah" Ucap Raga sambil menepuk pelan pipi Ana. Ana tidak bangun, ia menepis pelan tangan Raga.

"Bangun atau gue tinggalin" Raga terkekeh pelan saat melihat Ana yang perlahan membuka matanya dengan raut wajah kesal. Raga beralih berdiri didekat ranjang sambil memperhatikan Ana yang masih ingin tidur.

"Napa bangun?" Tanya Raga, lantas Ana meliriknya sinis membuat Raga terkekeh pelan.

"Males denger suara lo yang jelek itu" Jawab Ana lalu beranjak dari sana menuju kamar mandi.

Raga menggeleng pelan sambil berjalan menuju lemari. Ia membuka lemari kemudian mengambil perlengkapan sekolah Ana dan menyiapkannya di atas ranjang. Setelah selesai, Raga mengambil ponselnya yang sebelumnya di cas kemudian bermain game sambil duduk di sofa kamar mereka.

Beberapa saat kemudian pintu kamar mandi terbuka dan Ana keluar dari sana dengan hanya menggunakan handuk sampai selutut. Ana duduk diatas ranjang dimana seragam sekolahnya berada, sambil mengeringkan rambutnya. Ia menoleh kearah Raga yang masih sibuk dengan gamenya. "Ngapain lo masih disini?"

Raga menoleh dengan satu alis terangkat, bingung. "Napa emang?"

Ana memutar bola matanya. "Cepetan keluar gue mau pake baju!" Ana melemparkan handuk kecilnya ke wajah Raga.

"Nye nye nye!" Raga memungut handuk kecil tersebut kemudian menaruhnya diatas sofa. "Cepetan jangan lambat" Ucap Raga sebelum keluar dari sana.

----

Lampu merah membuat Raga dan pengendara lainnya menghentikan laju kendaraan mereka. Raga mengetuk-ketukkan jari tangan kirinya diatas pahanya sedangkan satu tangannya masih memegang setir mobil. Raga melirik sekilas Ana yang sedang bermain ponsel sambil tersenyum-senyum sendiri. Raga memutar bola matanya malas.

"Ngehalu lagi pasti" Gumam Raga pelan kemudian kembali melajukan mobilnya menuju sekolah.

Selang 10 menit, akhirnya mereka sampai. Raga melepas sabuk pengamannya kemudian membuka pintu mobil disampingnya dan keluar dari mobil. Raga menunggu Ana keluar, namun Ana belum juga keluar. Raga berjalan mendekat pada jendela tempat Ana duduk. Raga lagi-lagi memutar matanya malas setelah melihat Ana yang masih duduk santai dengan ponselnya.

"Mau sampe kapan lo senyam-senyum kayak gitu?" Tanya Raga dengan tatapan datarnya.

Ana menoleh. "Apa?"

"Nggak!" Jawab Raga ketus. Ia memilih berjalan duluan menuju kelasnya. Ngambek dia..

Ana bingung sendiri, ia menyimpan ponselnya kemudian keluar dari mobil. "Lah? Dah sampe?" Ana baru tersadar saat melihat tempatnya berada. Ia buru-buru lari untuk mengejar Raga sebelum bel masuk.

RAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang