39

33 3 1
                                    

[TIGA PULUH SEMBILAN]

Malamnya, setelah jalan-jala ke mall, mereka berbaring bersampingan diatas ranjang. Keduanya fokus pada ponsel masing-masing. Ana sedang membuka Instagram, sedangkan Raga bermain game.

"Shit!"

"Anjing!"

"Babi!"

"Ba-"

"Woy!" Ana melempar bantal tepat mengenai wajah Raga, membuat Raga menatapnya tajam. "Tuh mulut bener-bener ya!"

"Apa?!" Balas Raga ikut meleparkan Ana bantal. Bantal tersebut mengenai ponsel Ana dan terjatuh. Hal tersebut berhasil memancing emosi Ana. Ana berdiri dengan kedua lutut sebagai tumpuan, ia mengambil ancang-ancang untuk memukul Raga.

Raga tertawa. Ia membuang ponselnya diatas kasur dengan asal, lalu ikut berdiri seperti Ana kemudian menahan tangan Ana yang hendak memukulnya. Mereka saling menatap tajam.

"Mau apa lo?" Ana mengangkat dagunya seolah menantang Raga. Raga mengikuti Ana.

"Nganu" Jawabnya terdengar ambigu. Ana menatap tajam Raga. Ia mencoba melepas cekalan tangannya tapi tenaga Raga terlalu kuat.

"Lepasin ngga?" Ancam Ana dengan tatapan tajamnya.

Raga menggeleng sambil tersenyum. "Nggak!" Dengan gerakan cepat, Raga langsung mendorong tubuh Ana hingga berbaring dan ia berada diatasnya.

Ana terbelak kaget karena gerakan Raga yang terlalu tiba-tiba, hingga ia tidak dapat melawan.

"Ck! Lo apa-apaan sih?" Ana mendorong dada Raga namun Raga tetap berada pada tempatnya, dengan senyuman yang membuat Ana semakin kesal melihatnya.

"Minggir, Gaa" Ucap Ana, mencoba tetap bersabar.

Raga menggeleng. "Nggak!" Jawabnya.

Ana berdecak kesal. "Lo mau apa sih?"

"Ngga ada. Pengen aja" Jawab Raga santai.

Ana memutar bola matanya malas. "Minggir Gaa" Ucap Ana sekali lagi dengan nada bicara terdengar seperti sedang mengancam.

Raga terkekeh singkat. Dengan cepat ia memberi kecupan singkat di dahi Ana lalu menyingkir dari sana. Sedangkan Ana berdecak kesal, ia sedikit terkejut, namun ia tetap seperti biasa.

"Jangan suka cium orang sembarangan tau! Ngga baik" Ucap Ana kesal.

Raga terkekeh pelan mendengar penuturan Ana. Ia kembali mendekat pada Ana lalu memeluk perut Ana dari samping. "Baik kok. Kan sama istri" Jawab Raga asal, membuat Ana memutar bola matanya malas.

"Serah lo! Minggir, gue mau tidur, udah lewat jam tidur gue ini" Ucap Ana sambil melepas pelan tangan Raga diatas perutnya.

Raga menarik tangannya dari perut Ana. Namun setelah itu ia malah menarik tubuh Ana dengan mudahnya hingga Ana terjebak dalam pelukannya.

"Mmm, sesak Ga" Ucap Ana, karena pelukan Raga yang terlalu kuat. Raga hanya melonggarkan pelukannya, tanpa menjawab apapun. Pelan-pelan, mereka tertidur dan masuk ke alam mimpi masing-masing.

RAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang