Pagi hari di SMA Nusantara. Suasana kantin di pagi ini sangat ramai dari hari-hari biasanya. Siswa siswi berbondong-bondong hanya untuk melihat kejadian yang menimpa salah satu siswi disekolah ini.
"Berdarah woy!"
"Tolongin itu, cepetan!"
"Ini kenapa bisa begini?"
"Astaga gue terlambat!"
"Kasian banget"
Sedangkan yang menjadi bahan tontonan hanya bisa menunduk sambil terisak kecil, itu Ana. Kepalanya berdarah akibat beberapa kali terbentur dengan kerasnya lantai semen, rambutnya acak-acakan akibat jambakan dari seseorang yang sudah lama tak dilihatnya. Ia takut, kesakitan, dan juga malu karena menjadi bahan tontonan banyak orang.
Di sisi lain, Raga yang baru saja keluar dari Wc sambil memperbaiki resleting celananya, tak sengaja mendengar percakapan dua cowok yang hendak masuk Wc.
"Kasian banget tuh cewek"
"Iya. Mana cantik banget lagi"
"Masa ngga ada yang nolongin sih?"
"Ya siapa yang mau nolongin kalo mak lampir udah ngelarang?"
"Ngeri emang si Sonya"
Alis Raga mengerut saat mendengar nama Sonya, cewek yang lumayan ia jengkel. Ia mulai merasa tidak enak, dengan segera ia menghampiri kedua cowok itu.
"Sonya kenapa?" Tanyanya langsung.
Kedua cowok itu nampak sedikit terkejut melihat Raga. Mereka tentu tau jika Raga ini merupakan pacar dari Ana, cewek yang mereka bicarakan tadi. Mareka saling lirik sebelum menjawab.
"Itu, dia tadi ada masalah dikantin, sama Ana" Kedua cowok itu langsung melanjutkan langkahnya setelah menjawab.
"Kenapa ngga ngasih tau gue anjing?!" Marah Raga sambil melihat kedua cowok yang langsung lari. "Malah ngegosipin lagi" Gumamnya.
Raga langsung berlari menuju kantin. Disepanjang koridor, tatapan siswa siswi terus mengarah padanya disertai bisik-bisikan kecil.
"Minggir!" Dengan kasar Raga mendorong orang-orang yang menghalangi jalannya untuk melihat apa yang menjadi pusat perhatian dari kerumunan didepannya. Dan banar saja, itu Ana yang masih menunduk sambil menangis.
"Ana!" Raga berjongkok didepan Ana dan langsung melihat keadaannya. "Na? Lo kenapa?" Tanya Raga khawatir.
"G-ga?" Ana mendongak dan dengan cepat ia memeluk erat Raga dengan tangisan yang semakin menjadi. "Hiks. Ga, tadi Sonya dateng ke gue-"
"Iya, ceritanya bentar dulu. Kita ke UKS sekarang" Raga segera menggendong Ana ala bridel style menuju UKS.
"Ngga usah liatin kalo ngga mau nolongin. Minggir!" Ucap Raga sinis pada siswa siswi yang masih belum beranjak dari tempat mereka.
"Tapi yang sakit kepala gue Ga, bukan- awh!"
Dengan sengaja Raga menyambarkan kaki Ana ditembok agar Ana mengetahui jika ada lebam biru dikakinya. Raga terkekeh pelan, sedangkan Ana menatapnya tajam.
"Kalau ngga niat nolongin ngga usah sok-sokan!"
"Bacot monyet"
Raga menurunkan tubuh Ana diatas ranjang UKS dan duduk disampingnya kemudian mengambil kotak P3K diatas meja. "Ceritain" Ucap Raga sambil mulai membersihkan luka di dahi Ana.
Ana menghela nafas pelan. "Jadi tadi gue lagi nungguin Kinan sama Lala dikantin sambil main Hp, terus tiba-tiba ada yang mukulin meja tempat gue, dan gue kaget dong ternyata itu si Sonya jelek"
"Terus?"
"Disitu gue diem aja, males ngeladenin dia. Eh, malah dia narik rambut gue sambil bilang 'heh! Lo itu kurang ajar ya sama kakel!' Ya gue tentunya ngga terima dong, tapi gue berusaha buat ngga ngelawan"
"Hm"
"Gue berdiri deh niatnya mau pergi aja. Tapi tiba-tiba dia narik rambut gue lagi lebih kuat dari sebelumnya, sampe-sampe gue teriak dan orang-orang udah mulai dateng. Terus-"
"Lo diapain sampe kepala lo berdarah gini?" Poting Raga. Ia malas mendengar Ana menceritakan sedetail itu.
"Di benturin kelantai"
"Kaki?"
"Ngga sengaja kebentur meja tadi"
"Kenapa ngga ngelawan?"
"Ngelawan kok! Tapi ditahan sama temennya Sonya"
"Kenapa dia gituin lo? Abis cari masalah?"
"Lah kok lo jadi-"
"Bukannya gue nuduh lo yang nggak-nggak Na, cuman nanya doang"
"Gara-gara lo! Dia tadi ngomong mulu kalau gue tuh ngerebut lo dari dia. Katanya gue tuh cuman cewek bayaran lo buat seneng-seneng, terus katanya lo sama dia tuh katanya di jodohin dan udah tunangan dari lama. Disitu tuh gue pengen banget cakar mukanya yang sok-sokan banget, tapi tangan gue ditahan sama temennya. Malah ngga ada yang mau nolongin gue lagi" Ana bercerita dengan wajah kesalnya.
"Udah. Sekarang lo gue anter pulang" Raga berdiri dari duduknya sambil menarik pelan tangan Ana.
"Kenapa pulang?"
"Lo mau belajar dengan kondisi yang kayak gitu?"
"Dirumah ngga ada temennya Gaa"
"Ngga papa. Ntar gue baliknya cepet kok"
"Bener?"
"Nggak"
----
Setelah mengantar Ana pulang, Raga kembali ke sekolah untuk menyelesaikan urusannya dengan Sonya. Raga berjalan dengan wajah datar serta tatapan tajamnya, menuju kelasnya dimana Sonya berada.
BRAK!
Dengan kasar Raga menendang pintu kelasnya hingga membuat dua manusia berbeda jenis yang berada didalam terkejut dibuatnya.
Raga tersenyum mengejek sambil menggeleng pelan. Di dalam hanya ada Sonya dan Deon sedang dalam posisi intim. Dengan tergesa-gesa Sonya dan Deon memperbaiki penampilan mereka dan kembali bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
Raga berjalan mendekat dan berhenti didepan mereka berdua dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana. Sonya terlihat panik sedangkan Deon terlihat kesal dengan kehadiran Raga.
"Sorry ganggu. Tapi gue ada urusan sama jalang lo" Ucap Raga yang hanya dibalas lirikan sinis dari Deon. Raga beralih pada Sonya yang sedang menunduk. Raga berdecih. "Ngga usah sok takut lo, gue ngga peduli"
Sonya mendongak. "Kenapa Ga?"
"Anjing!" Raga menarik rambut Sonya dan membenturkan kepala Sonya kemeja dengan keras. Sungguh, ia sangat emosi dengan Sonya.
"Aakhh!" Pekik Sonya sambil menahan tangan Raga agar tak lagi membenturkan kepalanya, namun tentu saja tidak mempan.
Melihat itu tentu saja Deon terkejut, Raga terlalu tiba-tiba. Deon hendak mendorong Raga namun dengan cepat Raga menendang kuat perut Deon hingga terduduk dilantai.
Saat Deon kembali berdiri, Deon ditendang dari samping dengan orang berbeda hingga tubuhnya mengenai meja-meja disampingnya dan berakhir kembali jatuh kelantai. Raga dan cowok itu terkekeh pelan. Itu Shaka cowok yang baru beberapa hari masuk kesekolah ini, yang katanya cogannya SMA Nusantara. Raga sebenarnya sudah akrab dan bisa dibilang Shaka itu temannya.
"Thanks!" Ucap Raga.
"Balik aja, mereka berdua gue yang urus" Raga mengangguk pelan kemudian menarik kasar rambut Sonya agar duduk disamping Deon.
"Niat kabur, lo berdua mati" Ucap Shaka dengan wajah datarnya.
"Jangan serem-serem bro, kasian anak orang" Shaka hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Raga terkekeh pelan kemudian pergi dari sana.
Jejak! jak! jak!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGANA [END]
Teen Fictionºººº - RAGANA ALBIANO PUTRA & ANARA ADRIAN - Ragana Albiano Putra. Cowok 18 tahun, yang merupakan salah satu siswa populer di SMA NUSANTARA. Sifatnya yang ceria, membuat orang-orang menganggap bahwa dia baik-baik saja. Tapi tanpa mereka sadari, tern...