44

25 4 0
                                    

[EMPAT PULUH EMPAT]

Raga memarkirkan mobilnya kemudian ia dan Ana keluar dari mobil bersama. Ana merapihkan seragamnya dan Raga datang menghampirinya kemudain marangkulnya. Ana mendongak dan tersenyum tipis pada Raga.

"Biar ngga ilang" Ucap mereka bersamaan. Setelahnya mereka terkekeh sendiri kemudian berjalan menuju kelas Ana. Dan itu semua tak luput dari perhatian siswa siswi, tak terkecuali seorang siswi yang sedang diam-diam menatap tajam mereka dari jauh.

Siswi itu terus menatap punggung mereka yang perlahan menjauh dan menghilang dibalik tembok dengan tatapan tajamnya. Tangannya terkepal emosi.

"Hai"

Siswi itu terperanjat kaget saat seseorang menepuk pelan bahunya. Ia berbalik dan mendapati seorang cewek yang tampak  asing baginya. Ia mengangkat satu alisnya seolah bertanya.

"Liatin apa?" Tanya cewek itu.

Siswi itu gelagapan. Ia menatap bingung cewek didepannya. "Nggak ada" Jawabnya ketus lalu berbalik hendak pergi dari sana. Tapi dengan cepat tangannya dicekal cewek itu hingga siswi itu berbalik kembali. Siswi itu menghempas kasar tangan cewek itu. Cewek itu terkekeh pelan kemudian menatap tajam siswi itu.

"Jangan macem-macem. Atau lo bakal nyesel" Ucap cewek itu pada siswi itu.

Siswi itu menatapnya sinis. "Ga jelas!" Ucap siswi itu ketus kemudian benar-benar pergi dari sana.

----

Raga dan Ana masuk kedalam kelas Ana dengan Raga yang masih merangkul bahu Ana. Raga dan Ana sedikit terkejut melihat teman-temannya yang sedang bercerita dan bercanda bersama dikelas ini. Ana duduk dikursinya sedangkan Raga menarik kursi lain kemudian duduk disamping Ana dan kembali merangkulnya.

"Wihh. Lo berdua ngapain aja seharian sampe ke sekolah aja sampe izin?" Tanya Reno sambil melirik yang lainnya. Yang lainnya terkekeh pelan menanggapinya.

"Nganu kalii" Sahut Jaka mengundang tawa yang lainnya.

Raga memukul pelan kepala Jaka. "Otak lo mikirin apaan?" Tanya Raga dengan tatapan tajamnya.

"Sok lo! Pura-pura ngga tau!" Ucap Daren dan diangguki Jaka.

"Biasalah. Suami istri" Ucap Kinan dan langsung mendapat tatapan tajam dari Lintang.

"Mulut!" Sahut Lintang ketus. Kinan menutup rapat bibirnya. Sedangkan yang lain bersorak pelan.

"Gue mencium bau-bauu" Reno menjeda ucapannya dan melirik teman-temannya satu persatu. "Bau- KENTUT ANJIR!" Pekik Reno saat ia mencium bau tak enak.

Mereka semua langsung pergi keluar kelas dengan tangan yang menutup hidung. Raga bersama Ana, Lintang bersama Kinan, dan Zean bersama Lala, mereka menarik cewek masing-masing keluar kelas. Sedangkan ketiga cowok gila, alias Reno, Jaka, dan Daren, mereka menggeleng pelan melihat teman mereka yang masing-masing memegang cewek, sedangkan mereka tangan kosong.

"Nasib" Gumam Reno.

"Belum waktunya" Lanjut Jaka.

"Sekali dapet kalah mereka" Lanjut Daren.

Wajah Reno terlihat lebih sedih dari Jaka dan Daren. Reno terkekeh pelan. "Gagal lagi gue" Ucapnya dalam hati.

"Lo pada ngapain pegangan tangan?!" Tanya Reno tak santai.

"Iya!" Sahut Daren.

"Pamer nih!" Sambung Jaka.

Yang lain hanya memutar bola mata malas. Ketiga cowok didepan mereka memang selalu berlebihan.

Raga merangkul bahu Ana, sedangkan Lintang, Kinan, Zean, dan Lala melepas genggaman tangan mereka. Zean dan Lala saling melirik canggung sekilas. Sedangkan Lintang menatap tajam Zean.

"Sok lu Ga!" Ucap Reno saat melihat Raga yang malah menambah-nambahkan.

"Iri bilang bos!" Sahut Raga ketus. Ia membawa Ana masuk kedalam kelas hingga Ana duduk ditempatnya.

"Gue duluan. Belajar yang bener" Ucap Raga sambil mengelus pelan rambut Ana.

Ana mengangguk pelan sambil tersenyum. "Oke"

Raga terkekeh pelan. Ia berjalan mundur sesekali menoleh ke belakang takut menabrak sesuatu. Ia berjalan mundur sambil melambaikan tangannya hingga ia sampai didepan kelas. Ana terkekeh pelan melihatnya dan memebalas lambaian Raga.

----

Hari ini, di pelajaran kedua di kelas Raga sedang jamkos. Itu menyebabkan kelas mereka sangat kacau. Meja dan kursi tak beraturan, siswa dan siswi sangat ribut dengan kesibukan masing-masing.

Raga, Lintang, dan Reno duduk dikursi masing-masing, namun saling berhadapan. Reno memainkan gitar ditangannya sambil sesekali bernyanyi dan bergumam pelan menyanyikan lagu. Raga meletakkan kepalanya diatas meja sambil memejamkan matanya dengan tangan sebagai bantalan, begitu pula Lintang, tapi mereka tidak sedang tertidur.

"Nyanyi Ren" Ucap Lintang pada Reno.

"Hm. Udah lama gue ngga denger lo nyanyi" Sambung Raga.

Reno terkekeh pelan. "Suara gue emang sebagus itu ya?" Tanya Reno.

"Ga bagus-bagus amat" Sahut Raga, membuat Reno mencibik kesal.

Reno mulai memainkan gitarnya.

"Ekhm!"

Reno mulai bernyanyi. Menyanyikan lagu berjudul 'Cinta tak harus memiliki'

Cinta memang tak selamanya bisa indah
Cinta juga bisa berubah menjadi sakit

Begitu yang kurasakan kini
Perih hatiku, tinggal kehancuran-

-Jejak!

RAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang