49

28 4 0
                                    

Langit hitam meneteskan air hujan begitu deras, angin berhembus kencang hingga pohon-pohon bergoyang mengikuti arah anginnya. Ana berdiri didepan jendela balkon sambil melihat tetesan air hujan diluar rumah. Ana menghembuskan nafas pelan, ia menutup gorden jendela balkon kemudian berbaring diatas ranjang sambil bermain ponsel.

Saat ini ia sedang sendiri dirumah, karena Raga belum pulang dari sekolah sedari tadi, padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tadi Raga hanya berpesan agar Ana pulang diantar Lintang, setelah itu ponselnya tak dapat dihubungi. Ana sudah beberapa kali menghubungi Raga namun ponselnya selalu tidak aktif, begitu pula teman-teman Raga. Mau mencarinya, tapi diluar sedang hujan deras, jadi Ana mamutuskan menunggu Raga pulang.

Ana berdecak kesal, ia sudah merasa mengantuk tapi ia masih mau menuggu Raga karena ingin mengetahui alasan kenapa Raga tak ada kabar begini. "Kemana sih tuh orang, ngga ada kabar bikin khawatir aja" Gumam Ana kesal.

Ana kembali menghubungi Raga, namun sama saja. Dengan kesal Ana melempar asal ponselnya diujung kasur kemudian memejamkan matanya, ia memutuskan untuk tidur saja. "Bodo amat! Lo ngga pulang sampe pagi pun gue ngga peduli. Ck!"

----

Raga membuka pintu rumahnya kemudian masuk dan duduk di sofa ruang tengah. Ia duduk sedikit merosotkan tubuhnya dengan kaki melebar, ia memijit pelan kepalanya dengan mata terpejam. Ia baru pulang kerumah pada jam tiga pagi, dan ia tau pasti Ana mencarinya karena tak mengabari terlebih dahulu, ponselnya yang rusak membuatnya tak bisa memberi kabar, dan juga ia sangat sibuk tadi.

Raga naik kelantai atas, masuk kedalam kamar dan melihat Ana yang tertidur merayap diatas kasur. Raga naik kemudian membenarkan posisi tidur Ana, ia memandang wajah cantik Ana sebentar lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian Raga keluar dan memakai bajunya kemudian berbaring disamping Ana. Ia mengambil ponselnya kemudian membuka chatnya dengan seseorang.

*****

Gimana?|


|Finish

Thanks!|

Raga menyimpan ponselnya kemudian memejamkan matanya sambil tersenyum kecil. "Alhamdulillah.." Gumamnya lirih.

Tanpa izin, air matanya mengalir begitu saja membasahai pipi putihnya. Rasa sakit kembali ia rasakan, sangat sakit hingga membuatnya meneteskan air mata. Ia lemah sekarang.

Ia menghela nafas pelan, menghapus air mata dipinya kemudian menoleh menatap Ana yang masih tertidur. Senyuman kecil kembali terbit, ia mendekat kemudian memeluk erat tubuh Ana bersamaan dengan air matanya yang kembali mengalir. "Hiks.."

Ana menggeliat, perlahan ia terbangun dari tidurnya karena merasakan pelukan Raga. "Le-pas" Ucap Ana pelan.

"Sorry" Gumaman lirih Raga membuat Ana mengerutkan alisnya bingung. Setelah Raga melonggarkan pelukannya, Ana sedikit menjauhkan tubuhnya agar lebih mudah menatap Raga. Mata Ana membola kaget saat melihat Raga yang menangis.

"Ga? Lo kenapa nangis?" Tanya Ana khawatir. Raga menggeleng pelan tanpa menjawab pertanyaan Ana, ia hanya terus mengucapkan kata maaf. "Maaf Na"

"Kenapa minta maaf? Karena ngilang seharian? Udah gue maafin kok" Raga kembali menggeleng membuat Ana semakin bingung. "Ya terus kenapa? Yang jelas dong Ga, jangan bikin gue bingung sama khawatir kayak gini" Ana duduk dan diikuti Raga.

RAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang