[ENAM]
Malam ini, Raga, Reno dan Lintang sedang berada di kamar Raga. Mereka sedang main game online sambil memakan cemilan.
"Yahh kalah kan kita, lo sih Ga, ga becus mainnya" Reno menyalahkan Raga.
"Gue lagi, lo tuh yang ga becus" Balik menyalahkan Reno.
"Lo"
"Lo"
"Lo"
Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..
Baru Raga akan membalas, ponselnya berbunyi tanda ada yang menelpon. Raga tersenyum melihat nama kontak yang menelponya, lalu mengangkatnya.
"Halo Ana sayang, tumben nelpon, kangen yah?" Tanya Raga.
"Bacot! Ke club sekarang, jemput gue"
"Lo ngapain disana?" Tanya Raga datar. Reno dan Lintang melihatnya bingung.
"Ck, udah kesini aja, ntar gue jelasin. Cepetan yah, disini banyak om-om jelek" Ucap Ana lalu memutuskan panggilan.
Raga langsung memakai hoodie hitamnya dan mengambil kunci mobilnya, lalu lari keluar rumah dengan tergesa-gesa. Reno dan Lintang yang tidak tau apa yang terjadi hanya mengabaikannya.
Raga mengendarai mobilnya menuju club. Pikirannya menjalar kemana-mana, bagaimana bisa Ana pergi ke tempat seperti itu.
Sesampainya disana, Raga masuk dan mencari Ana.
"Ck! Lepasin Ga? Lo mau apa sih?" Kesal Ana berusaha melepaskan tangannya dari cekalan cowok berambut godrong, yang sepertinya sedang mabuk.
"Haha, udah deh, percuma lo kabur, ngga akan bisa" Cowok berambut gondrong itu semakin menguatkan cekalannya, membuat Ana meringis kesakitan.
"Lepasin! Sakit anjing!" Bentak Ana tanpa rasa takut.
Plak!
Cowok tersebut menampar pipi Ana, lalu menjambak rambut Ana kuat. Ana kesakitan, berusaha melepaskan jambakan cowok itu namun tenaganya terlalu kecil dibanding cowok itu.
Ana mulai menangis, ia harap Raga cepat datang dan menyelamatkannya dari cowok gila ini. Orang-orang yang ada disana tidak menghiraukan mereka, mereka sibuk dengan dunianya sendiri. Melihat Ana yang mulai terisak, cowok tersebut semakin menguatkan jambakannya.
"Hiks hiks hiks, le-pasin, sa-kit" lirih Ana sambil menahan sakit dikepalanya.
"Makanya, ce-" Belum selesai berbicara, cowok tersebut sudah jatuh tersungkur dilantai akibat pukulan dari cowok berhoodie hitam. Itu Raga.
Raga naik diatas tubuh cowok itu lalu meninju wajahnya berkali-kali. Cowok yang sedang dalam keadaan mabuk tersebut pingsan, baru Raga menghentikan tangannya.
Raga berdiri dan berbalik lalu menarik Ana keluar dari tempat itu. Raga membawa Ana masuk kedalam mobil, lalu melajukan mobilnya, sedangkan Ana sudah mulai tenang.
"Lo ngga papa?" Tanya Raga tanpa menoleh.
"Ng-gak papa" Jawab Ana sambil menunduk dan menghapus sisa-sisa air matanya.
"Lo ngapain aja disana?" Tanya Raga dingin. Ana menoleh sekilas lalu memandang keluar jendela.
"Ngga ngapa-ngapain" Jawab Ana kesal. Pertanyaan Raga menunjukkan seolah-olah Ana berbuat yang tidak-tidak.
"Terus tujuan lo kesana buat apa?"
"Bukan urusan lo!" Jawab Ana ketus.
Raga menghentikan mobilnya dipinggir jalan yang sepi. Menghadap kearah Ana, lalu membawa Ana menghadapnya juga. "Jawab yang bener, lo ngga mau kan kalo gue mikir yang nggak-nggak?" Ucap Raga menatap Ana.
Ana menghela nafas sejenak lalu berbicara. "Tadi sore, Deon ngechat gue ngajak ketemuan malam ini, ya gue iyain aja, lagi pula udah lama kita nggak jalan bareng. Pas malemnya, dia ngechat gue kalo dia ngga bisa jemput, yaudah gue naik taksi aja. Gue ngga tau tempat ketemuannya tuh dimana, gue langsung nunjukin lokasi yang dikirim Deon ke supur taksinya terus kesana deh. Ta-"
"Bego, kenapa ngga diliat dulu sih tempatnya?" Potong Raga.
"Ck! Jangan dipotong duluu" Kesal Ana dan diangguki Raga.
"Tapi, pas sampe gue sempet bingung juga sih, pas gue liat ternyata emang disitu tempatnya, yaudah gue masuk aja terus duduk. Gue nungguin Deon, tapi ngga dateng-dateng. Gue agak nggak nyaman juga karna disana banyak om-om jelek yang ngeliatin gue, terus gue nelpon lo deh buat nemenin gue. Lagi nungguin lo sama Deon sambil main Hp tiba-tiba ada yang narik gue ke lantai atas, terus gitu deh tadi." Jelas Ana.
"Huh, untung ada gue" Ucap Raga bangga.
"Tapi lo telat dikit"
"Iya sorry. Tapi, kenapa juga tuh si Deon ngajaknya disitu? Ngga ada tempat lain apa yang lebih aman? Terus dia biarin lo kesana sendirian, cowok apaan kayak gitu?" Kesal Raga dan menjelek-jelekkan Deon.
"Kok jadi nyalahin Deon sih? Ka-"
"Ya terus siapa? Gue gitu? Jelas-jelas dia yang ngajak lo kesitu, dia ngga mikir hal negatif apa aja yang bisa aja terjadi kalo lo sendirian disana?" Ucap Raga mekin kesal. Memangnya kenapa kalo Deon disalahkan? Jelas-jelas memang dia sangat salah! Pikir Raga dalam hati.
"Udah deh ga usah dibahas. Gue laper mau makan, traktir gue sekarang" Ucap Ana lalu membalik badannya melihat jalanan didepan. Raga berdecak lalu melajukan mobilnya mencari makanan untuk Ana.
Ana melamun didalam mobil, memikirkan perkataan Raga. Yang dikatakan Raga memang ada benarnya. Ana segera menggelengkan kapalanya, menghapus pikiran buruknya tentang Deon.
Jejak!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGANA [END]
Teen Fictionºººº - RAGANA ALBIANO PUTRA & ANARA ADRIAN - Ragana Albiano Putra. Cowok 18 tahun, yang merupakan salah satu siswa populer di SMA NUSANTARA. Sifatnya yang ceria, membuat orang-orang menganggap bahwa dia baik-baik saja. Tapi tanpa mereka sadari, tern...