kelima puluh tiga

15 9 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

"Ternyata sama saja"

Abbiyya menatap sekitar yang terbilang cukup sepi, di balik tembok beton SMK ini ada sebuah kampus, yang sempat Arsya dkk ceritakan di episode sebelumnya.

Abbiyya memandang Arabella dengan tatapan tajamnya. Bukan bermaksud untuk mengintimidasi, tapi sebuah perasaan yang harus dia tangguhkan di sini membuat tatapannya sedikit seram.

"Apa yang mau diobrolin?" Suara berat Abbiyya mengalihkan atensi Arabella yang awalnya menatap jari-jari mungilnya itu.

"Emmm anu...."

Keberanian gadis itu berganti menjadi kegelisahan, lidahnya keluh. Berulang kali dia meremas jarinya dan melirik Abbiyya.

Dengan sabar cowok jangkung itu menunggu ucapan yang keluar dari Arabella, gadis ini masih mencoba menyusun kata dalam pikirannya.

"Mau bahas tentang hubungan?" Tebak Abbiyya menatap lekat Arabella yang tak kunjung membuka suara. Arabella tersentak dan memandang Abbiyya penuh harap. Tebakan Abbiyya benar.

"I-iya... Kamu kan udah tau.., j-jadi a-aku minta kepastiannya dari kamu..." Cicit Arabella sangat pelan membuat Abbiyya mendengus gusar.

Cowok itu menggaruk kepala belakangnya dan menatap arah lain. Helaan demi helaan terdengar suram dan semakin memberat. Dia kembali menurunkan pandangannya dan menatap Arabella.

"Ngerti maksud gue beberapa waktu lalu?" Kata Abbiyya menaikkan alis sebelah.

Arabella mendongak menatap cowok ini, harap-harap cemas yang mengatakan ada satu kemungkinan yaitu Abbiyya tidak ingin memiliki hubungan yang bernama pacaran itu.

"Jadi, buat apa kita sama sama suka kalau hts gini?" Tanya Arabella menatap Abbiyya dengan mata berkaca.

"Gak ada yang salah kalau sama sama suka Ra. Yang salah itu ketika lu mendefinisikan saat udah saling suka harus pacaran. Dan gue gak mau pacaran, alasannya sederhana Ra, gue takut khilaf karna napsu gue" Jelas Abbiyya.

Arabella mengerling beberapa kali, rasanya sudah berapa kali dia mendengar Abbiyya menolak permintaannya untuk jadian. Dan kali ini pun begitu. Arabella menunduk malu.

"Ooohh gitu ya..." Lirih Arabella.

"Kalau lu yakin, gue bakal menjamin hubungan yang serius buat lu ke depannya tapi bukan pacaran" ucap Abbiyya.

Arabella menggeleng kuat membuat Abbiyya menekuk alisnya bingung.

"Nggak perlu ngasih harapan sama aku bi. Gak perlu" pungkas Arabella dengan senyum sendu di balik wajah menunduknya.

"Gue gak kasih harapan sama lu, ini perjanjian yang kita berdua harus tepatin-"

"Perjanjian? Tanpa status yang jelas? Kamu pikir aku mau jalani itu hanya karena kamu orang yang alim bi? Kamu pikir aku percaya?" Potong Arabella mendongak memandang Abbiyya dengan air mata yang sudah mengalir deras.

"A-ah..." Abbiyya kaget, melihat gadis ini menangis karnanya, dia merasa bersalah.

Lagi Arabella menggeleng dan menutup wajahnya dengan tangan.

"A-aku gak bisa bi...." Lirih Arabella.

"Ra...." Panggil Abbiyya pelan, tangannya hendak menjangkau gadis itu namun dia urung. Abbiyya menggeleng dan menghela napas, dia harus tegas pada dirinya sendiri.

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang