Can I? 1. A Gift

1.3K 146 101
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Nama nya Reno. Dia adalah laki-laki dengan hati yang diselimuti oleh kebaikan dan kehangatan yang berhasil membuat gadis bernama Gina..menyukainya. 

''Gina kamu nggak apa-apa?'' Reno khawatir melihat Gina yang baru saja terjatuh dari sepeda yang ia tumpangi.

Gina yang tergeletak di atas aspal merintih kesakitan sambil memegangi lutut kanannya. ''Aww, sakit!'' lututnya berdarah membuat rasa panik dan cemas di dalam diri Reno menambah. 

''Coba aku lihat.'' pinta Reno. 

Gina pun menunjukan lutut nya yang berdarah kepada Reno pelan-pelan karena rasa sakit itu. Bahkan sekujup tubuh Gina pun lemas dari sebelumnya. 

Kedua bola mata Reno melihat dengan jelas luka di lutut kanan Gina. Wajah nya mendekat kemudian Reno sedikit memuncukan bibirnya. ''Huuf...'' Reno meniup lutut Gina yang berdarah itu pelan-pelan. 

''Huuf...'' lagi. Sampai rasa sakit nya hilang. 

''Makasih ya Reno?" ucap Gina menatap Reno. 

Reno pun membalas tatapan dari Gina. ''Iya Gina. Sama-sama.'' lalu tersenyum untuk Gina. 

- Can I? -

Brum...

Suara motor Reno terdengar menembus tembok rumah. Sambil membawa ekspresi bahagia, Reno jalan masuk menggendong tas sekolahnya dan langsung menghampiri seorang pria yang sedang menikmati enaknya kopi panas dan roti cokelat yang menemani tanpa ada sepuntung rokok. 

''Pak.'' Reno memanggil Irwan lalu mencium punggung tangan Irwan.

''Anak bapak kelihatan lagi bahagia? Cerita dong sama bapak.'' Irwan penasaran. Mengembangnya senyum Reno yang lebar ini mana mungkin tidak membuat Irwan tidak penasaran.

Reno terkekeh pelan. Lalu ia membuka tas untuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya. ''Ini pak, Reno berhasil dapat medali dari olimpiade tadi. Reno dan teman-teman menang di olimpiade tadi Pak.'' kata Reno menjelaskan dengan ekspresi bahagianya. 

Sekujup tubuh Irwan dibuat membeku. Bersyukur banget punya anak seperti Reno yang pintar dan juga tampan seperti dirinya. Irwan berdiri dari duduknya melempar ekspresi terkejutnya.

''Ini serius? Bapak nggak mimpi, kan kamu berhasil dapat medali ini lagi?'' entah kenapa Irwan merasa ini adalah mimpi. Karena baru saja beberapa bulan yang lalu ia melihat Reno pulang membawa piala untuk sekolah dan medali untuk sendiri. Dan sekarang-lihatlah-Reno-anak satu-satunya membuat dirinya bangga lagi.

Reno tertawa kecil. ''Iya pak. Dan teman-teman Reno juga dapat medali ini.'' ucapnya. 

Cepat Irwan langsung memeluk Reno erat. ''Ya ampun Reno, bapak bangga sekali sama kamu nak. Bapak bangga.'' Sambil mengelus punggung Reno ingin sekali Irwan meneteskan air matanya namun tidak bisa. 

Senyum di bibir Reno terus mengembang. ''Reno menang juga berkat doa bapak dan juga kerja tim.'' Kata Reno sepeti itu. Lalu pelukan mereka lepas. Mereka saling menatap satu sama lain.

Irwan mengangguk paham dengan senyuman yang sama seperti Reno.

''Oh iya pak, nanti malam Reno mau ke kafe papa nya Jourdy mau party untuk merayakan kemenangan olimpiade tadi.'' ijin Reno sebelum pergi.

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang