Can I? 58. Bukan Ending

139 56 49
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Di bawah langit biru yang cerah munculah tawa dan gejolak rasa bahagia. Tidak ada lagi pembuat kerusuhan dan sekarang hanya bisa menikmati kebahagiaan itu.

Reno dan dua sejolinya tengah memesan makanan seperti biasa di kantin. Sebelum meninggalkan sekolah tercinta alangkah baiknya jika menikmati makanan-makanan enak di kantin sekolah yang nagih.

''Hai Shan.'' Sapa Reno menghalangi Shani yang hendak melangkah menuju kursi kosong. Jourdy dan Fino yang ada di situ menahan dirinya untuk tidak tertawa. Kejadian ini terulang kembali.

''Bisa minggir nggak gua mau lewat?'' sambil memegang sepiring siomay Mbak Lala, Shani bertanya kepada Reno. Jangan sampai ya, siomay Mbak Lala yang harusnya masuk ke dalam perut eh malah jatuh mengotori seragam Reno karena jengkel.

Reno menatap kesamping kanan dan kirinya. ''Masih banyak jalan, kenapa nggak lewat aja?'' ujarnya.

Untuk kali ini Shani tidak emosi sambil sewot melainkan dia malah tertawa dan itu membuat Reno, Jourdy dan Fino ikut tertawa juga.

''Makan bareng kita yuk?'' ajak Reno.

Shani mengangguk mau.

Meja yang belum ditempati mereka tempati bersama. Yang biasanya makan bertiga kini jadi berempat. Terus Amel ke mana? Nah, anak itu panjang umur. Dia lari masuk ke daerah kantin langsung menemukan mereka menghampiri sambil membawa keceriannya. Oh, ditambah dengan perasaannya yang sangat amat girang.

''Gua punya informasi buat kalian.'' Heboh Amel.

''Apa?'' Fino kepo.

''Instagram gua akhirnya di folback sama Kak Banu aaaaaaaa!!! Gua senang banget akhirnya setelah dua tahun gua sama Kak Banu saling follow di Instagram dan akhirnya Kak Banu bisa like dan lihat story gua aaaa!!'' finally setelah penantian lama. Tidak sia-sia Amel menunggu dan tidak memenct unfoll.

''Yeeee gua pikir apaan?'' Jourdy kecewa, dia pikir ada berita heboh di sekolah. Nyatanya bukan.

''Sama, gua pikir juga apaan ternyata Kak Banu.'' Fino juga kecewa. Dikira ada murid baru yang cantiknya kebangetan.

Reno dan Shani tertawa kecil.

Amel meringis lalu duduk di sebelah kursi kosong di samping Fino. ''Eh, nanti malam ngafe yuk? Udah lama loh kita nggak ke kafe bareng-bareng, mau ya? Ya?'' ajaknya diselipi paksaan.

''Hmm gua pikir-pikir dulu deh.'' Kata Jourdy.

''Sama, gua juga.'' Tambah Fino.

''Ren,'' panggil Amel, dia berharap Reno memberi jawaban yang menyenangkan,

''Gua...ga janji.'' Jawaban yang menyebalkan.

''Shan,'' Amel berharap kepada Shani.

''Gua ikut Jourdy.'' Kata Shani, sama saja, sama-sama menyebalkan.

''Ishhh kalian itu nyebelin banget sih! Tapi gua sayang sama kalian!''

Mendadak Jourdy ingin muntah. ''Enek gua Mel dengarnya.'' Semua tertawa kecuali Amel yang sebal memukul lengan Jourdy tapi tidak keras.

Kalau melihat mereka akur dan ceria seperti ini rasanya hidup tidak ada beban apapun. Mungkin jika Gina masih hidup dia akan sangat bahagia bisa bergabung dengan mereka. Awan putih pun ikut tersenyum melihatnya.

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang