Can I? 50. Bunga Yang Indah

103 59 53
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Dengan kompaknya kedua kaki Reno berhenti di depan sebuah pintu. Padahal tangan kanannya sudah siap memegang knop pintu. Ia mengurungkan niatnya untuk masuk ketika mendengar gadis yang ada di dalam ruangan ini mengatakan kalimat yang tidak mengenakan.

''Besok Gina ulang tahun, apa bakal ada keajaiban yang datang ke Gina? Seperti kehidupan Gina yang berubah jadi lebih baik lagi atau Gina bisa putar waktu Gina.''

Gadis itu sedang berbicara dengan Mba Titin penuh dengan harapannya yang terbang tinggi. Bahkan tak segan-segannya ia tersenyum dengan tatapan matanya yang polos.

Mba Titin pun membalasnya, ''Percaya deh, pasti besok bakal ada keajaiban yang merubah hidup Mba Gina jadi lebih baik.''

Senyuman gadis itu makin lebar sampai sulit untuk Reno berpaling kearah lain. Ia terus menatapnya namun tak kunjung masuk. Hingga ada sesuatu yang kuat yang berhasil membuat tangan kanan Reno membuka pintu lalu masuk mengejutkan mereka berdua.

Tatapan Reno langsung menatap ke Gina. Ia melangkah pelan-pelan masih terus menatapnya hingga sampai di samping gadis itu, Reno langsung memeluknya.

Rindu yang Gina rasakan untuk Reno terbayar. Tidak kuasa Gina meneteskan air matanya dipelukan. ''Ke mana aja? Gua kangen sama lo.'' Kata Gina. Agak malu untuk bilang sih.

Pemandangan yang indah muncul di depan Mba Titin secara live. Pelan-pelan tanpa merusak pemandangan itu, Mba Titin kabur karena sadar diri kalau terus di sini lama-kelamaan berubah jadi nyamuk.

Bibir Reno tersenyum kecil, lalu mendorong Gina pelan melepas pelukannya tapi kedua tangan Reno memegang kedua lengan Gina. Menatap Gina dalam dengan senyuman manisnya. ''Gua tau kalau lo bakal kangen sama gua. Maaf ya, gua lama nggak ke sini?'' Tanpa emosional, Reno mengatakan maaf pada Gina.

''Ke mana aja?'' tanya Gina lagi.

''Mm, gua sibuk. Tapi itu nggak penting. Sekarang kan, gua ada di sini di hadapan lo.'' Jawab Reno, sebenarnya itu bukan jawaban yang Gina inginkan. Namun berhubung Gina tidak mau membuat suasana menjadi panas makannya Gina main terima aja.

Gina menurunkan kedua tangan Reno perlahan. Ia teringat oleh satu pertanyaan yang sampai sekarang Gina belum mendapatkan jawabannya. ''Ren, gua mau lo jujur sama gua.'' ucap Gina, di dalam dirinya sudah ada bom atom yang akan meledak karena takut dengan jawaban Reno.

''Jujur tentang apa?'' Reno bertanya.

''Gua suka sama lo dan apa lo suka juga sama gua? Mm, maksud gua apa perasaan lo ke gua lebih dari sahabat?'' tanpa pikir seratus kali sampai jadi debu, Gina langsung mengutarakannya. Mungkin terlihat aneh karena Gina tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Reno sedikit menjauhkan tubuhnya dari Gina berpikir diatas pertanyaan yang Gina berikan barusan. ''Ooh, mm..gua..gua..''

Hembusan napas Gina menghentikan ucapan Reno. ''Gua nggak mau lo berbohong. Kalau pada kenyataannya lo Cuma punya perasaan sahabat aja ke gua, harusnya lo nggak perlu bersikap terlalu baik, terlalu peduli dan perhatian sama gua atau bahkan lo melakukan hal yang bikin gua berharap sama lo Ren.'' Jelas Gina panjang. Sakit rasanya merasakan apa itu friendzone.

Kenapa jadi gini sih? Suasana nya jadi panas lagi.

''Gina, gua nggak bermaksud-''

''Iya Reno. Gua paham. It's okay. I'am fine. Lo nggak lihat gua masih bisa tersenyum?'' dengan kondisi seadanya Gina tersenyum meskipun sedikit berat untuk melakukannya.

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang