Can I? ( End )

Can I? 6. Pria Di Balik Tembok

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Bu Nala masuk membuat semua murid di kelas ini diam di tempatnya. Beliau menaruh buku yang di bawanya di atas meja untuk memulai pelajaran. Namun sayang nya kehadiran Bu Nala yang biasanya disambut senyuman oleh Reno kini tidak. Laki-laki itu menatap ke kursi Gina yang kosong.

Kemana anak itu?

''Oke anak-anak sebelum masuk ibu ingin memberitahu kepada kalian kalau hari ini Gina ijin tidak masuk karena sakit. Tadi dia chat ke ibu karena dia harus buru-buru ke rumah sakit untuk periksa.'' Kata Bu Nala memberitahu. Itu sekaligus jawaban dari pertanyaan yang muncul di kepala Reno.

''Bu.'' Tangan kanan Reno diangkat.

''Iya Reno.''

''Kok Gina nggak chat saya ya, bu?''

''Coba kamu cek hape kamu.'' Suruh Bu Nala.

Reno langsung mengambil ponsel nya yang ada di dalam laci meja. Lalu membuka aplikasi chat dan menemukan satu pesan masuk yang menarik perhatiannya. Reno membuka room chat itu membaca pesan yang ia terima dari Mba Titin.

Astaga ini pesan lima belas menit yang lalu dan Reno tidak tau.

Mba Titin

06.45

Mas Reno, Mba Gina sakit dan sekarang lagi di rumah sakit. Mas Reno nanti pulang sekolah mampir ke rumah ya jenguk Mba Gina.

Reno menghembuskan panjang napasnya. Kalau ponsel nya tidak di silent pasti Reno sudah membaca pesan ini.

''Gimana Reno?''

''Iya bu, ini saya dapat chat.''

Bu Nala menghela, ''Hhh, ya sudah Reno kamu simpan lagi hape kamu dan sekarang fokus belajar. Ingat ya, anak-anak tidak sampai enam bulan kalian sudah naik ke kelas 12 jadi kalian harus ekstra belajar. Karena di kelas 12 nanti kalian akan tersiksa sama soal-soal.''

Kejam banget disiksa sama soal. Dari pada di siksa sama perasaan sepihak hayooo.

''Baik bu!''

''Sekarang ibu akan melanjutkan materi kemarin yang belum selesai.''

***

Pintu terbuka. Gina keluar dengan wajahnya yang murung. Ia melihat Mba Titin yang sedang memainkan ponsel nya. Rasa nya tidak tega kalau harus membuat wanita itu makin khawatir dengannya. Terpaksa Gina harus berakting meskipun akting itu sulit baginya.

''Eh, Mba Gina udah selesai.'' Mba Titin sadar akan kehadiran Gina.

Gina tersenyum kecil.

Mba Titin beranjak berdiri sambil memasukan ponsel nya ke dalam saku sweater nya. ''Apa kata dokter?'' Mba Titin benar-benar penasaran.

Gina tersenyum lagi. ''Kata dokter Gina Cuma kecapean aja mba.'' Lalu menghela. ''Kayak nya ini gara-gara tugas sekolah deh, Gina jadi kecapean.'' Ujarnya membuat Mba Titin tertawa kecil.

''Mba Gina bisa aja. Yaudah kalau gitu Mba Titin ngurus administrasi dulu ya? Mba Gina mau ikut atau mau nunggu?'' dengan dua opsi pilihan Gina harus memilih.