Can I? 14. Kebenaran

121 50 12
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Suara bising kendaraan tidak terdengar jelas sampai rumah Gina. Pasal nya rumah Gina tidak terlalu dekat dengan jalan raya. Dan malam yang dingin ini Gina harus mandi dengan air hangat. Selesainya Gina ingin sekali rebahan tapi teringat ada tugas sekolah yang membuat Gina harus menunda rebahannya.

Buku catatan di buka sebelum Gina membaca soal pertama. Namun beberapa detik setelah nya ketika Gina hendak mengambil pulpen, ada setetes air yang tidak terlalu kental menetes berwarna merah.

Reflek Gina langsung menyentuh hidungnya dengan jari telunjuk. Benar. Darah itu berasal dari lubang hidung nya. Langsung Gina pergi untuk membiarkan darah mengalir keluar sampai berhenti di wastafel.

Apa udah separah ini penyakit gua? Apa mesti gua masih harus tutupin penyakit gua dari orang lain atau gua menyerah dan membiarkan orang lain tau tentang penyakit gua?sambil berdiri di depan cermin menatap wajahnya yang sedikit pucat dan kulit diantara hidung dan bibir yang sedikit kemerahan bekas darah. Gina berpikir mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di benaknya.

Gina menggeleng. ''Gua harus sembuh. Sebelum orang lain tau gua harus bisa sembuh.'' Ia tidak mau kehilangan semangat. Gina masih ingin bahagia. Gina ingin menghembuskan napas terakhirnya dengan kebahagiaan tanpa penyesalan. Bukan karena penyakit.

***

Beberapa hari kemudian...

Tinggal hitung hari acara ulang tahun sekolah diadakan. Beberapa ruangan di sekolah sudah ada beberapa yang diberi hiasan. Begitu pun lapangan yang sudah di pasang tenda dan panggung.

Suara berisik kelas ini juga tidak bisa diatur. Ya, Reno sang ketua kelas sedang berlatih menjadi seorang pangeran untuk pensi besok. Ini first time Reno ikut teater, kalau bukan demi kelas Reno tidak mau menerima peran ini. Menjadi pangeran bukan impiannya.

Oke, jadi kelas mereka mengambil judul Disney kesukaan Fino yaitu Princess Snow White. Beberapa teman lainnya yang menjadi tokoh figuran juga sedang berlatih meskipun hanya sekedar lewat seperti angin yang tidak kelihatan wujudnya, sebagai rumput yang bergoyang dan sebagai semut yang lewat membawa makanan. Atau seperti Jourdy dan Fino yang berperan sebagai kurcaci yang imut. Itu kata Fino.

''Aduh Reno lo jangan kaku gitu dong!'' omel Amel geregetan sendiri melihat ekting Reno yang biasa saja di matanya.

Sebal. Ini sudah yang ke berapa kali Reno mencoba supaya terlihat bagus di mata Amel tapi tetap saja di protes. ''Yaudah kalau gitu nih, lo aja yang jadi pangerannya!'' Balas Reno meletakan kertas skenario nya di atas meja.

''Kalau gua cowok gua mau gantiin lo. Masalahnya gua cewek masa gua ciuman sama Gina? Apa kata debu yang beterbangan coba?'' balas Amel kesal.

''Lo pikir gua beneran cium Gina heh? Gila lo!''

''Aduh Reno, kalau lo nggak cium Gina beneran yang ada chemistry antara pangeran dan tuan putri nggak maksimal!''

''Lo mau bibir gua di potong gara-gara sembarang cium anak orang?''

Sambil duduk mendengarkan mereka berdua yang ribut terus, Gina hanya bisa tersenyum. Dan gawatnya, kepala Gina terasa amat pusing tiba-tiba. Jangan sekarang, jangan di sini. Gina merasa tidak enak pada dirinya.

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang