Can I? 10. Kejutan Yang Buruk

142 66 65
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. kanti

-----Happy Reading-----

.

Taksi berhenti di depan rumah Gina. Gina pun masuk setelah membuka pintu taksinya. ''Ayo jalan Pak.'' pinta Gina kepada supir taksinya. Pagi ini padahal Mentari bersinar sangat indah namun sayangnya tidak bisa membuat senyum Gina yang indah muncul.

Di perjalanan pikiran Gina ke mana-mana. Ia tidak bisa fokus. Bahkan lip balm yang dioles di bibirnya tidak menutupi keadaan tubuh Gina yang masih belum stabil. Gina pun memakai sweater yang di pegangnya untuk menutupi seragam sekolahnya.

''Pak, ke rumah sakit Insan Medika ya?''

***

Kaki Reno tidak bisa tenang sampai membuat meja nya pun ikut bergetar. Chat yang ia kirim kepada seseorang belum dapat balasan.

Ayo Gin, balas chat gua. Batin Reno gugup. Sudah tiga puluh menit lamanya Gina tidak membalas chat nya. Awal nya Reno berpikir kalau Gina tidak sempat membalas karena sedang di jalan. Tapi ini sudah tiga puluh menit lamanya dan perjalanan dari rumah Gina sampai sekolah tidak selama itu.

Kesadaran Jourdy dan Fino yang melihat Reno seperti itu tidak berkutik apa-apa. Jourdy yang duduk menghadap Fino bertanya dengan mimik wajahnya pun mendapat balasan gelengan kepala dari Fino.

Bel sekolah bunyi.

Lagi. Reno menatap kursi Gina yang masih kosong. Apa Gina terlambat atau memang hari ini Gina tidak masuk sekolah lagi?

***

Sekujup tubuh Gina dingin seperti es. Duduk di hadapan dokter yang sedang memegang sebuah kertas yang mana kerta itu berisi hasil tes yang Gina lakukan tadi. Dokter memberinya kerta itu untuk Gina baca.

''Berdasarkan hasil tes tersebut seperti yang saya ucapkan ke kamu kemarin, kamu menderita penyakit leukimia.''

Deg.

Tubuh Gina mendadak lemas. Padahal baru saja Gina berharap pada Tuhan untuk memberinya kabar bahagia dari dokter. Kenapa malah kabar buruk yang ia terima?

''Maaf dok, kalau saya boleh tau kenapa saya bisa punya penyakit itu ya, dok? Keluarga saya nggak punya Riwayat penyakit apapun dok. Saya dari kecil juga sehat dok. Nggak mungkin tiba-tiba saya sakit. Hasil tes ini pasti salah dok. Coba dokter cek lagi siapa tau memang beneran salah. Saya tidak mungkin dok punya penyakit.'' tidak kuat. Gina pikir ia tidak akan meneteskan air matanya. Namun air mata itu jatuh juga.

Dokter mengerti perasaan Gina. Namun ia tidak bisa untuk tidak memberitahu kebenarannya. Dan bukan hanya Gina saja, bahkan kepada pasien lain pun dokter tidak bisa main rahasia. ''Tapi pada kenyataannya penyakit leukimia ini merupakan penyakit genetik. Mungkin saja kamu tidak diberi tau oleh orang tua kamu tentang penyaki ini makannya kamu berani bilang kalau keluarga kamu tidak punya Riwayat penyakit apapun.'' Penjelasan dokter membuat air mata Gina menetes lagi.

Jahat. Tega banget dokter membuat Gina menangis.

''Tapi kamu tenang saja. Asal kamu rajin pengobatan maka penyakit kamu akan jauh lebih baik.'' Tambah dokter, terakhir.

Dada amat terasa sesak. Kepala Gina makin terasa pusing. Bisakah Gina memutar balik waktu? Gina tidak mau mengalami ini semua? Kenapa harus Gina? Kenapa bukan orang lain saja? Gina nggak mau sakit.

Keluar dari ruangan itu Gina duduk di kursi panjang yang tidak ditempati oleh siapapun. Orang-orang jalan tidak ada yang menyapanya. Gina pun tidak peduli dengan orang-orang. Gina sedang membenci dirinya. Gina benci kenapa dirinya sendiri bisa sakit. Gina tidak mungkin hidup dengan sisa hidupnya yang ditemani oleh penyakit itu.

Apa yang akan orang lain katakan kalau tau tentang penyakitnya? Apa orang akan menjauhinya? Membencinya karena penyakitan? Dan Reno, bagaimana dengannya?

Sebuah sapu tangan muncul di hadapan Gina. Gadis itu mendongak mendapati seorang wanita yang tersenyum padanya. ''Ambil buat usap air mata kamu.'' Kata wanita itu.

''Kenapa bengong? Nih, ambil. Sayang loh kalau air matanya terus keluar nanti cantiknya hilang.'' Kata wanita itu tersenyum lagi pada Gina. Gina pun akhirnya menerima sapu tangan itu menbiarkan wanita itu duduk di sebelahnya.

''Kesedihan yang kamu alami saat ini mungkin sama seperti yang aku rasakan. Atau mungkin lebih dari yang aku rasakan. Tapi yang harus kamu tau adalah jangan pernah menyerah, harus tetap semangat. Tuhan kasih kamu cobaan bukan untuk membuat kamu menyerah tapi Tuhan ingin melihat kesabaran hamba-Nya. Tuhan ingin lihat kamu menjadi cewek kuat. Kamu harus tetap semangat selagi masih ada orang yang siap mendukung kamu selalu. Ingat Tuhan tidak akan pernah memberi cobaan kepada hamba-Nya diluar batas kemampuan.'' Panjang nya nasihat dari wanita itu masuk telinga kanan tapi tidak keluar telinga kiri. Gina menerimanya dengan senang hati. Namun untuk bersikap sabar Gina belum bisa. Ia belum bisa ikhlas dengan semua yang menimpanya hari ini.

Tidak ada satu kata yang keluar dari mulut Gina. Ia tidak tau harus menjawab apa.

Wanita itu tersenyum lagi. ''Aku juga mau ingatin kamu untuk hati-hati. Dunia itu kejam. Jangan menaruh semua kepercayaan kamu dengan seseorang yang kamu anggap dekat. Iya memang nggak semua orang munafik tapi aku Cuma mau kamu waspada aja jangan sampai kamu merasakan hal yang sama seperti aku. Tidak mendapat pertanggung jawaban dari orang yang membuat aku hamil seperti sekarang.'' rasanya menyakitkan. Sangat menyakitkan. Hati nya teriris dengan sebuah pisau yang amat tajam dan luka bekas irisan itu tidak akan hilang selamanya.

Benar. Tadi Gina sempat menebak siapa wanita ini. Wanita yang kemarin ia lihat di satu ruangan bersama pria yang dikenalnya. Kagum nya wanita itu tetap terlihat bahagia seperti tidak ada masalah apapun.

''Ahh, nggak tau kenapa rasanya aku lega cerita sama kamu padahal kita belum saling kenal.'' Lalu mengambil sesuatu dari dalam dompetnya. ''Ini kartu nomor aku. Kalau butuh teman curhat  kamu bisa chat aku. Tenang aja aku bukan orang jahat kok.''

Sebelum menerima kerta itu Gina sempat menatapnya. Wanita itu terus tersenyum padanya. Bagaimana bisa dia melakukannya bahkan itu sulit untuk Gina lakukan.

''Makasih.'' Ucap Gina akhirnya buka suara.

''Sama-sama. Yaudah aku ke sana dulu ya? Jangan patah semangat.''

Gina tersenyum simpul dan melihat kepergian wanita itu.

.

.

.

- Can I? -

#next11

Hai guys!

Gimana nih, sama Can I? chapter 10?

Ini adalah second story author, so kalian JANGAN LUPA untuk VOTE, KOMEN dan DUKUNG ya?

Kalau ADA TYPO langsung KOMEN aja ya?

Thank you, see you!!!



Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang