Can I? 13. Damn Man

120 49 10
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Suara desahan terdengar menembus dinding sebuah ruangan yang letaknya jarang sekali di lampaui oleh warga sekolah. Gudang sekolah. Pintu yang tertutup rapat ternyata tidak menjamin suara desahan itu tidak dapat di dengar.

Dua pasang mata saling bertatapan. Pria itu menindihi seorang perempuan yang memakai seragam tanpa kancing yang terpasang sempurna. Bukan hanya itu bahkan kemeja yang dipakai pria itu pun sama-sama tidak terpasang dengan sempurna dan memperlihatkan dadanya.

Tangan kanannya menyentuh pipi perempuan itu halus dengan senyuman nya yang terlihat mengerikan. ''Good job baby.'' Bisiknya membuat sekujup tubuh perempuan itu merinding.

Perempuan itu terlihat ketakutan. Namun sayang ia tidak bisa melawannya. Hanya berpasrah dengan keadaan. Itu sungguh menyebalkan.

Setelah beberapa menit mereka di dalam ruangan, perempuan itu keluar duluan dengant rambut yang terlihat berantakan. Wajah nya terlihat pucat, memerah dan tampak ketakutan. Mata nya pun berkaca-kaca. Ia lari dari perempuan itu lari menuju toilet dekat Gudang.

Dari jarak yang tidak jauh Amel melihatnya. Namun karena Amel tidak mengenal perempuan itu makannya Amel cuek, tapi..melihat seorang pria yang tak lama keluar dari Gudang membuat Amel jadi penasaran.

''Pak Johan?'' Amel tidak salah lihat. Ia melihat Pak Johan jalan sambil mengancingkan kancing atasnya tanpa mengetahui keberadaan Amel.

Hendak Amel menghampiri Pak Johan tapi tangan Gina yang menaplek pundaknya membuatnya tidak jadi untuk menghampiri Pak Johan.

''Lihat apaan lo Mel?''

''Oh itu gua lihat Pak Johan dari Gudang.'' Jawab Amel jujur.

Gina mengangguk. ''Kirain gua lo lagi ngeliatin Kak Banu, mantan ketos yang sempat lo taksir itu.'' ledek Gina, Amel tertawa.

''Ahh, Gina jangan godain gua deh!''

Astaga Gina, masih ingat aja kalau Amel pernah naksir sama Kak Banu mantan ketos yang sekarang lagi sibuk mau masuk kuliah. Jangan di tanya sudah sampai mana proses Amel pdkt sama Kak Banu. Karena 1 persen pun belum ada. Ya itu semua gara-gara Amel tau kalau ternyata Kak Banu sudah punya cewek yang umurnya satu tahun lebih tua. Dan yang jelas ceweknya lebih seksi dari pada badan Amel yang kecil ini.

***

Isak tangis Ayu di dalam salah satu bilik di toilet terdengar jelas. Mata nya yang terus mengeluarkan air mata tidak bisa dihentikan paksa. Hati Ayu sakit. Sedih, kecewa, menyesal, takut dan kesal bercampur teraduk jadi satu.

Bodoh, bodoh, bodoh. Kepala nya di pukul beberapa kali. Ayu sadar betapa bodohnya dirinya sampai mau melakukan hal menjijihkan dan memalukan seperti tadi-dengan seorang guru-wali kelasnya.

Di mana otak waras lo sih?

Banjir air matanya yang membasahi pipi sekaligus membuat wajahnya memerah, Ayu tidak tau harus melakukan apa setelah ini. Mendengar bel masuk bunyi Ayu langsung mengusap air matanya lalu memvasuh wajahnya dengan air di kran depan cermin panjang. Lalu bergegas pergi ke kelas dengan keadaan seperti ini.

Ayu berhasil sampai di kelas yang masih ramai tanpa guru lalu duduk di tempatnya. Tidak ada yang peduli dengannya. Satu pertanyaan pun tidak Ayu dapatkan. Itu lebih baik.

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang