Can I? 37. Jatuh Cinta?

79 30 13
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

Masih memikirkan yang tadi. Iya, soal Ayu yang tiba-tiba meninggal bunuh diri. Tidak bisa dipercaya gadis seperti Ayu hidupnya berakhir dengan tragis. Gina tidak bisa membayangkan kalau itu terjadi pada dirinya. Mengerikan.

''Kamu kenapa bengong terus sih? Ini makanannya nggak di makan? Kasihan loh, Mba Titin udah masak enak-enak tapi nggak di makan.'' Maya yang sudah sepuluh menit berada di satu ruangan bersama Gina, tidak mendapat respon apapun dari Gina. Gadis itu diam seperti sedang memikirkan sesuatu.

Gina menundukan kepala nya lalu menatap Maya. ''Aku kepikiran seseorang kak.'' Kata Gina.

''Siapa?'' tanya Maya.

''Ayu.'' Jawab Gina.

''Kenapa sama dia?'' tanya Maya lagi.

''Ayu meninggal kak, bunuh diri.'' Dan sampai sekarang, detik ini, Gina masih tidak menyangkal kenapa bisa Ayu memilih jalan yang salah untuk pergi.

''Hah? Ini serius? Ayu teman kamu itu kan?'' Maya dibuat kaget. Pasal nya waktu itu ia masih melihat Ayu baik-baik saja.

Gina mengangguk. ''Aku kaget kak, aku nggak percaya Ayu bisa pergi secepat ini dengan cara yang salah.''

''Ya Allah kasihan banget Ayu.''

''Gina makin takut sama Pak Johan kak. Pasti Ayu meninggal karena Pak Johan yang terus mendesak Ayu membuat hidup Ayu berantakan. Gina jadi takut kak.'' Kata Gina, bahkan terus menghantui rasa tenang Gina.

Tangan Maya menyentuh tangan Gina. ''Udah Gin, kamu yang tenang ada Kak Maya yang bantuin kamu dan teman-teman kamu.''

***

Duduk di warung kecil di depan tempat pemakaman umum. Shani di beri segelas teh hangat yang Jourdy pesan barusan.

''Yang ikhlas Shan, kepergian Ayu kan, bukan kesalahan lo.'' Ujar Reno yang duduk di sebelah Shani yang kini sedang menyeruput Teh hangat nya.

Amel yang duduk di lain kursi menyahuti, ''Benar kata Reno. Yang salah itu Cuma Pak Johan, titik. Nggak pake koma nggak pake tanda seru nggak pake tanda tanya.''

''Yeeee, di kira kalimat pake begituan.'' Sahut Fino.

Amel terkekeh.

Napas Shani ditarik perlahan lalu dihembuskan perlahan juga. Benar kata Reno dan Amel. Ia memang tidak salah Cuma tetap aja dia kan, ketua kelas. Dan ketua kelas itu ya, bertanggung jawab sama keadaan teman-temannya. Benar begitu bukan?

''Mm, Ren, kabar Gina gimana?'' Shani tidak mau terus kepikiran soal Ayu, makannya dia bertanya soal Gina.

''Gina baik.'' Jawab Reno singkat.

Shani mengangguk mengerti.

Tiba-tiba saja Jourdy menyahuti. ''Eh Ren, gua heran sama lo. Lo nggak masuk sekolah tapi lo bisa ada di sini pake seragam sekolah. Lo bolos?'' semoga saja tebakan Jourdy salah.

Semua teman-temannya menatap Reno bak detektif yang sedang mengintrogasi tawanan. Astaga, bahkan Reno tidak sadar kalau ia masih memakai seragam sekolah. Ketahuan deh.

Reno meringis seperti orang bodoh. ''Sekali nggak apa-apa kan?''

Plak!

''Aduh! Amel! Lo kenapa pukul gua?'' omel Reno kesal. Salah di mana sampai kena pukul?

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang