Can I? 2. Between Reno and Her

358 109 43
                                    

Budayakan membaca sampai selesai.

.

By. Kanti

-----Happy Reading-----

.

''Pak.'' Reno datang menghampiri Irwan yang sedang duduk di atas kasur sambil membaca sebuah berita di ponsel nya.

Irwan menoleh mendapati anaknya yang masuk dengan ketukan pelan di pintu kamarnya. Lagi pula pintu kamar Irwan tidak di kunci jadi Reno bisa langsung masuk. ''Eh, anak bapak udah pulang. Bawa apa itu?" tanya Irwan.

''Nggak tau pak, dari Om Jordan.'' Jawab Reno yang duduk di sebelah Irwan. Ia belum sempat melihat apa isi di dalam bingkisan itu.

Helaian napas Irwan terdengar. Betapa baiknya Jordan kepada Reno sampai-sampai Irwan bingung harus membalasnya dengan apa. ''Reno. Bapak sudah pernah bilang kan, untuk tidak lagi menerima hadiah dari Om Jordan? Bapak nggak mau kita punya utang budi sama dia.''

''Reno nggak enak mau nolaknya pa.'' kata Reno dengan nada suaranya yang lirih.

Lagi, Irwan menghela napas. Ia mengerti apa yang dirasakan Reno. Ia tau seberapa dekat Reno dengan Jourdy. Setetes ide pun muncul seketika. ''Ya sudah kalau begitu ajak Jourdy dan keluarganya makan malam di sini.'' Ucapnya.

''Kapan pak?''

''Malam minggu.'' kata Irwan.

''Fino nggak diajak juga pak? Dia teman Reno juga loh.''

Irwan terkekeh. ''Diajak dong. Nanti kalau Fino nangis bapak nggak mau tanggung jawab.''

''Hehe..iya. Yaudah Pak, Reno ke kamar ya, mau istirahat. Cape banget.'' Ucap Reno sebelum benar-benar enyah dari kamar Irwan. Badan nya sedikit pegal-pegal butuh untuk dirilekskan. 

Tuhan begitu baik masih menyisakan sosok Reno untuk menemani Irwan. Setelah kepergian istrinya 7 tahun lalu rasa sepi muncul hampir penuh 100 persen. Saat itu umur Reno juga belum genap 17 tahun. Namun sekarang Reno yang sudah remaja yang selalu memberikan kebahagiaan untuk Irwan membuat Irwan kembali semangat untuk bertahan.

***

''Oh shit. Tau gini gua berangkat bareng Jourdy.'' Kesal Shani berdiri di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Sebal nya lagi Pak Satpam tidak mau bekerja sama dengannya dan memilih bekerja sama dengan peraturan sekolah. Kalau gaji satpam turun Shani adalah orang pertama yang akan tertawa puas. Bahkan tawa Shani adalah tawa yang paling kejam sedunia.

Reno yang tengah berjalan di koridor kelas tak sengaja melihat kearah gerbang dan melihat ada Shani yang memasang raut wajah sebalnya. Langkah Reno tidak jadi ke kelas. Ia memilih untuk menghampiri Shani. Sebenarnya tidak penting Reno harus menghampiri Shani. Namun ya sudahlah menyapa sebentar teman toh adalah suatu kebaikan.

''Gua pikir cewek pintar kayak lo nggak bisa terlambat. Ternyata bisa.'' Ledek Reno lalu tertawa pelan. 

''Gua pikir cowok pintar kayak lo datang ke sini untuk membantu temannya yang lagi kesusahan. Ternyata engga. Ternyata lo datang Cuma mau ledek gua? Mending lo cabut deh, kasian nanti yang ada reputasi lo turun kalau ada orang lihat lo berdiri didepan cewek yang sedang melanggar peraturan sekolah!'' Balas Shani lebih panjang dari ucapan Reno barusan.

''Haha! Nggak ada yang bisa bikin reputasi gua turun.'' Sombong Reno. ''Mau gua bantu nggak?'' tawar Reno dengan hatinya yang baik.

''Nggak perlu.'' Shani menolak.

Can I? ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang